HAPPY READING SEMUANYA💐
🕊️️🕊️🕊️
"Gue sekere itu ya? Sering banget kehabisan bensin!"
Bisingnya jalan raya beradu dengan ketinggian volume suara Zelyn yang tengah mendumel, seorang diri di tepi jalan meratapi motor cekungnya. Terpaksa menunda tujuannya sampai rumah dengan cepat sebab bahan bakar kendaraan yang mengantarnya habis. Padahal hari semakin gelap sudah menguras banyak energi tubuhnya.
Netranya sudah mengelilingi sekitarnya yang begitu luas namun tak ada SPBU terdekat. Berkali-kali panggilan teleponnya tak tersambung pada ponsel Bunda nya, pertolongan utama yang ia harapkan. Dalam hati ia berdoa agar segera mendapatkan pahlawan nya.
PIM!
Tubuh mungilnya yang berbalut seragam serta dilapisi cardigan, sedikit terperanjat kaget. Sebuah model Sedan berwarna abu tepat berada di sampingnya. Ia menerka-nerka pengemudi nya, sampai kaca mobil tersebut terbuka.
"Habis bensin lagi?" tanya Damian, seperti dugaan Zelyn yang menghafal mobil tersebut.
Zelyn menggangguk, "iya. Dan kenapa selalu kakak yang jadi pahlawan nya ya?"
"Emang iya gue mau nolongin lagi sekarang?"
"Kak?"
Damian terkekeh kecil dengar peringatan kecil Zelyn yang sudah kesal. Ia pun segera turun, "titipin di Indomaret itu aja ya?"
"Gue pulangnya?"
"Ada mobil gue, jangan dibawa nanti gue bingung sendiri pulangnya. Gue antar kali ini."
Dengan cepat kepala Zelyn menggeleng, "kalau mau bantu nggak perlu sampai anterin pulang."
"Spbu di sini lumayan jauh, mending pulang sama gue motor lo titip Indomaret. Nanti gue minta supir gue ambil deh."
"Enggak!" katanya tetap menolak. "Gue bisa pulang sendiri."
Kalian tahu Zelyn? Dia tak semudah itu menerima bantuan orang lain. Apalagi merasa dirinya sangat merepotkan seperti ini, ia tidak akan suka. Zelyn teguh pada prinsipnya untuk mandiri dalam segala hal yang masih mampu ia handle.
Damian geleng-geleng kepala melihat keras kepala dan acuh nya Zelyn. Menawarkan bantuan saja harus meluluhkan gadis itu dahulu.
"Oke, kita cari bensi. Motor lo taruh Indomaret dulu tapi."
"Gue ikut cari, biar gue sekalian yang bayar."
Damian menggangguk sabar, "iya iya duit lo yang keluar!"
Ia menghela napas bersamaan bola mata coklat nya berputar malas. Setidaknya ini tidak terlalu merepotkan orang lain. Saat Damian membuka kan pintu mobil untuknya, ia menaikkan satu alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
N I S C A L A
Novela Juvenil"ISVARA EIRA ZELYN, GUE TUNGGU DI PARKIRAN BELAKANG! LO BISA FOTBAR SAMA GUE!" Lantang suara Reiga menggelegar, menyebut nama Zelyn hingga terdengar di tiap penjuru sekolah. Sayangnya, Zelyn sendiri tak berharap namanya yang disebut. Meski begitu i...