HAPPY READING
🕊️🕊️🕊️
"Tapi nanti Bunda telat ke kantornya."
"Udah, Bunda antar aja daripada kamu telat nunggu ojek online!"
Zelyn kembali menghela napas gusar karena Bunda nya bersikeras ingin mengantarnya sekolah. Ia pun mencabut kunci motornya, sering sekali motor Scoopy nya itu tidak mau nyala.
Mesin mobil Bunda Adya sudah dipanasi sembari menunggu Zelyn masuk. Saat tangan Zelyn hendak membuka pintu, tepat di hadapan mobil Bunda Adya sebuah motor gede berhenti, ikut menghentikan pergerakan Zelyn. Mata Zelyn mengerjap sesaat setelah pengemudi itu turun dan melepas helm nya.
"Rei?" gumam Zelyn terpaku melihat presensi Reiga.
Reiga hanya membalas dengan senyum, yang kemudian mengalihkan fokusnya pada Bunda Adya yang keluar mobil. Garis senyumnya semakin tertarik lebar dan dengan sopan menyalimi tangan Bunda Adya. Terasa ada kecanggungan diantara keduanya.
"Pagi, Tante."
"Pagi, Nak Reiga," Bunda Adya membalas dengan senyum canggung.
"Boleh nggak, Tante Zelyn berangkat bareng aku aja? Biar, Tante bisa langsung kerja."
Pandangan Bunda Adya beralih pada putri nya yang diam saja, tapi ia tahu Zelyn menginginkan izinnya. Kemudian Bunda Adya kembali menatap Reiga dengan helaan napas.
"Kamu bisa bawa putri saya dengan aman?"
"Aku pastikan kecepatan motornya dibawah enam puluh kilo meter perjam, Tante."
Bunda Adya mengangguk, "oke! Saya mau langsung ke kantor, sekalian bertemu Papa kamu."
Mungkin benar, perselisihan di masa lalu antar orang tua itu harus diselesaikan dengan baik. Tidak bisa dipungkiri jika hal itu membuat Bunda Adya sedikit sensitif, berbeda dari biasanya yang begitu ramah pada Reiga. Meski begitu Reiga cukup memahami situasi saat ini. Tidak ada yang mudah untuk semua orang lalui.
Dengan gerakan layaknya hormat Reiga mengembangkan senyumnya lebar, "Siap, Bos!"
Canda ria itu tak seriang pada awalnya, suasananya berubah, begitupun respon Bunda Adya. Zelyn pun tak mau berada di situasi seperti ini terlalu lama. Ia bergegas berpamitan pada Bunda nya, segera berangkat ke sekolah bersama Reiga.
🕊️🕊️🕊️
Reiga patuh terhadap perintah Bunda Adya, kecepatan motornya tidak ngebut seperti biasanya. Padahal sudah hampir jam masuk sekolah.
"Rei, bisa cepetan dikit nggak?"
"Enggak."
"Gue udah pegangan kenceng ini, siap kok diajak ngebut," katanya mengeratkan pelukan pada pinggang Reiga. Tentu saja di balik helm fullface itu Reiga tersenyum kegirangan.
Reiga berdehem, "pelan aja. gue udah janji sama Bunda bawa lo dengan aman."
"Tapi keburu telat, Rei."
"Enggak apa, nanti di hukumnya sama gue, sambil pacaran."
"REI!" kesal Zelyn yang ekspresi nya dapat di tangkap Reiga dari kaca spion, cowok itu terkekeh gemas.
Zelyn memutar otaknya, ia sengaja melepaskan pelukannya dan sedikit menjaga jarak.
Reiga tentu protes, "kok di lepas?"
![](https://img.wattpad.com/cover/343186547-288-k522786.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
N I S C A L A
Teen Fiction"ISVARA EIRA ZELYN, GUE TUNGGU DI PARKIRAN BELAKANG! LO BISA FOTBAR SAMA GUE!" Lantang suara Reiga menggelegar, menyebut nama Zelyn hingga terdengar di tiap penjuru sekolah. Sayangnya, Zelyn sendiri tak berharap namanya yang disebut. Meski begitu i...