1 9 || Ketua MPK

164 17 17
                                    

HEYOO MASIH PADA STAY KAN?

🕊️🕊️🕊️

Sananta melepaskan genggaman tangannya dari knop pintu, setelah menutup rapat ruang MPK. Matanya melirik lorong panjang yang menghubungkan tiap bangunan sekolah. Ramai orang-orang berhamburan. Menandakan jam pulang sudah tiba, ia pun telah menyelesaikan urusan organisasi nya. Sekarang ia akan bergabung dalam kerumunan menuju rumah masing-masing.

Namun, langkah pelan Sananta terhenti. Ujung matanya menangkap objek di sudut perpustakaan. Seorang gadis dengan cardigan biru langit tengah berjalan pelan, lagi-lagi fokus jalannya teralihkan pada ponsel. Gerak bola mata Sananta mulai turun, memperhatikan sesuatu jatuh dari gadis itu.

Sananta menghampiri sembari memanggil nama nya, "Zelyn!"

Bahkan tinggi volume suaranya pun tak membuat gadis itu menolehkan netranya pada Sananta. Langkahnya terus melaju, tepat bersinggungan dengan Sananta. Tangan Sananta tiba-tiba saja menarik kabel panjang yang ujungnya menyumpali telinga Zelyn.

 Tangan Sananta tiba-tiba saja menarik kabel panjang yang ujungnya menyumpali telinga Zelyn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah earphone nya tertarik, Zelyn menoleh. "Eh, kenapa? Ada rapat ya?"

"Muka gue ngajakin rapat terus ya?"


"Ck, gue pikir."

Sananta menghela napas, tubuhnya mulai merunduk guna mempermudah tangannya meraih sesuatu di lantai. Dalam genggaman tangannya sudah ada barang yang ia jumput. Sananta pun kembali berdiri tegap, menyodorkan tangannya pada Zelyn. Memperlihatkan kunci mobil yang jatuh tadi.

Zelyn membeo, "oh ya ampun! Nggak sadar kalau jatuh, makasih ya."

"Tumben bawa mobil."

"Bukan punya gue," sahut Zelyn yang membuat garis kerutan heran di kening Sananta. Seperti meminta penjelasan atas kebingungan nya.

Zelyn yang menyadari itu pun berdecak, kemudian menjelaskan. "Motor gue habis bensin, di pinjami mobil sama mas-mas di jalan."

"Lo nggak kenal?"

Zelyn dengan santai menggelengkan kepalanya, tidak mempedulikan keheranan Sananta. Tampaknya orang-orang akan keheranan mendengar ke konyolan nya hari ini. Tanpa melanjutkan lagi, Zelyn Kembali memasang earphone pada telinga kanan nya.

Setelah itu ia mendongak lagi, kali ini bola matanya tidak bertemu sapa dengan netra Sananta. Melainkan menangkap objek lain, yang ia rasa sudah pernah ia lihat sebelumnya. Semakin objek di bola coklatnya mendekat, Zelyn membulatkan matanya lalu melepas earphone nya lagi.

N I S C A L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang