Selamat Membaca😽
🕊️🕊️🕊️
"Minggir! Aku bakar album ini!"
Tubuh Mama Ria sedikit terperanjat kaget mendengar nada Papa Martin yang kembali meninggi. Kepalanya bahkan tertunduk takut untuk saling bersinggung tatap. Mama Ria sudah tak bisa menahan tangisnya sejak tadi, ia tak bisa meredam amarah suaminya. Namun sekuat mungkin Mama ria mencegah apa yang akan Papa Martin lakukan.
Dengan lirih ia menggeleng, "jangan dibakar, Pa. Tolong."
"Belasan tahun kita menikah, kamu masih simpan album seperti ini?!"
"Maaf."
Hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Mama Ria, nadanya pun begitu rendah. Sedang napas Papa Martin terdengar semakin menderu kasar. Detik selanjutnya Mama Ria mendongak terkejut saat Papa Martin membuang album itu dengan keras. Sejenak Mama Ria menarik napas sebelum mengambil album tersebut.
Papa Martin memalingkan tubuhnya, enggan melihat sama sekali. Membiarkan istri tercintanya mendekap album tersebut dalam tangisnya.
Tanpa keduanya sadari, lewat lantai atas putri mereka menyaksikan kejadian itu. Kaluna hanya mampu terdiam. Menahan sakit melihat air mata Mama nya terus mengalir. Sikap Papa Martin yang sangat jarang ia lihat, tidak disangka. Seperti bukan Papa nya yang begitu bucin.
Ya, ada kalanya rumah tangga melewati batu loncatan kan?
🕊️🕊️🕊️
Reiga langsung menutup rapat pintu kamarnya, tidak ingin tahu lebih lanjut apa yang menjadi perdebatan kedua orang tuanya. Ia pikir akan lebih baik jika ia tidak tahu. Mengurus kehidupan nya sendiri saja ia sudah lelah. Sekarang tubuhnya terbaring lesu di tempat tidurnya, isi kepalanya begitu berisik. Banyak hal yang harus ia kerjakan tetapi tak ada semangat sama sekali.
Reiga tidak bisa bohong, suasana rumah memang mempengaruhi dirinya.
Namun bunyi notif ponselnya membuat pikiran teralihkan. Tangannya merogoh-rogoh saku celananya untuk menemukan ponselnya. Beberapa bubble chat terpampang jelas dari gadis yang sekarang menjadi kekasihnya. Senyum lebar langsung merekah lebar di wajah Reiga.
My little cake:
| cek cek halooo
| udah sampai rumah kan?
| kalau udah, bersih-bersih dulu gih terus mam habis tu baru ngedit kan lo bilang?
| ok! semangat ya boss!Tangan Reiga langsung memegang dadanya yang bergemuruh, memastikan jantungnya masih aman. Meski sekarang ia sudah guling-guling di kasur dengan tidak karuan. Beberapa kali ia meraung seperti orang gila, secepat itu energi nya terisi penuh. Hanya dengan pesan-pesan dari sang kekasih.
Ya, Reiga bucin era.
"Fuck men! Cewek gue perhatian," katanya cekikikan sendiri. Ia terus menatap layar ponselnya yang entah akan ia beri balasan apa. Tanpa mau berpikir panjang dan susah-susah mengetik. Reiga pun mengambil potret dirinya dengan senyum lebar sembari memberikan jempol.
Reiga:
|
KAMU SEDANG MEMBACA
N I S C A L A
Fiksi Remaja"ISVARA EIRA ZELYN, GUE TUNGGU DI PARKIRAN BELAKANG! LO BISA FOTBAR SAMA GUE!" Lantang suara Reiga menggelegar, menyebut nama Zelyn hingga terdengar di tiap penjuru sekolah. Sayangnya, Zelyn sendiri tak berharap namanya yang disebut. Meski begitu i...