HAPPY READING🌷
🕊️🕊️🕊️
"Kamu bener ketemunya di restoran ini?"
"Iya, Bunda. Aku udah hubungi Kak Damian minta ke sini sama Papa nya. Tunggu sebentar ya."
Bunda Adya menghela napas mendengar penuturan Zelyn, hatinya terasa sangat resah dan tidak tenang. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya, bola mata hitamnya terus bergerak penuh was-was, ia tidak siap.
Zelyn yang sedari tadi memperhatikan Bunda nya bisa merasakan itu, tangannya pun menggenggam erat kedua tangan Bunda Adya. Garis senyum terukir begitu lebar yang seolah menenangkan Bunda Adya. Padahal keduanya sama-sama berada pada situasi yang sama. Selalu saling menguatkan.
"Zelyn," panggil seseorang dari arah samping. "Maaf ya sedikit terlambat."
Kedatangan dua insan yang telah dinanti-nanti sungguh mengalihkan fokus kedua perempuan itu.
Damian menyadari keberadaan Bunda Adya pun tersenyum ramah, "halo, tante!"
"Adya?"
Namanya disebut, oleh suara yang selalu ia rindukan, suara yang belasan tahun tak menyapa telinga nya. Dengan gemetar Bunda Adya berdiri, kaki nya sekuat mungkin menopang tubuh yang lemas. Pandangan Bunda Adya mulai kabur sebab matanya berkaca-kaca, meski begitu ia tetap dapat mengenali dengan jelas siapa pria di hadapannya ini.
Suaminya.
Atau mungkin sudah berubah menjadi mantan suami?
Bunda Adya sendiri tidak tahu jelas kepastian status rumah tangga mereka. Ditinggal begitu saja tanpa kabar selama belasan tahun. Bagaimana situasi ini akan menjadi mudah sekarang?
"Papa kenal Bunda nya Zelyn?" tanya Damian dalam bingungnya.
Pak Irsyad mengalihkan fokus netra nya pada gadis berambut panjang dengan pita pink nya, terlihat manis. Tentu nya wajah cantik itu tidak asing lagi baginya. Karena mereka sudah pernah bertemu sebelumnya.
Zelyn meneguk ludahnya sejenak, "suami mana yang enggak mengenali istri nya?"
"Hah? Suami?"
"Iya, Papa Kak Damian itu suami Bunda."
Kelopak mata Damian terbuka lebar dengan mulut ternganga, degup jantungnya berpacu cepat meski kinerja otaknya tidak selancar itu menangkap situasi ini. Damian terkejut dalam kebingungannya.
Sedang Zelyn terus menguatkan genggaman nya pada tangan Bunda Adya. Hatinya merasa tergores saat beradu tatapan dengan Pak Irsyad, matanya sangat perih, suhu tubuhnya pun memanas karena emosional. Bibirnya mendadak kelu dan kesulitan berbicara.
Bibir Zelyn bergetar dan bersuara lirih, "a-ayah aku."
Kalimat itu. Begitu sakit rasanya melontarkan kalimat yang ia benci. Mengakui sosok lelaki di hadapannya sebagai Ayah, di mana selama ia hidup tak pernah mengenal sosok Ayah. Bahkan sejak dalam kandungan pun ia begitu asing akan sosok Ayah.
Namun bagaimanapun, secara biologis Pak Irsyad tetap Ayah Zelyn. Zelyn harus menerima nya.
Begitu pun Pak Irsyad yang masih terdiam mematung. Ia tak bereaksi apa pun, seolah tiba-tiba saja petir menyambar nya. Setelah belasan tahun ia bertemu kembali istri dan putrinya. Semua ini fakta yang harus ia terima kan?
![](https://img.wattpad.com/cover/343186547-288-k522786.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
N I S C A L A
Roman pour Adolescents"ISVARA EIRA ZELYN, GUE TUNGGU DI PARKIRAN BELAKANG! LO BISA FOTBAR SAMA GUE!" Lantang suara Reiga menggelegar, menyebut nama Zelyn hingga terdengar di tiap penjuru sekolah. Sayangnya, Zelyn sendiri tak berharap namanya yang disebut. Meski begitu i...