5 8|| Menjenguk Reiga

123 16 3
                                    

Happy Reading🌻

🕊️🕊️🕊️

Ban mobil itu berhenti berputar setelah tiba di tempat tujuan, tetapi mesinnya masih menyala. Kepala Zelyn menoleh ke luar jendela. Menghela napas saat menatap bangunan bertingkat yang tampak sepi. Kemudian Zelyn melepas seatbelt sembari tersenyum pada Damian.

"Makasih ya, Kak udah bantu cari sponsor dan antar gue ke sini."

"Santai aja. Nanti kalau sponsor nya di acc, gue kabarin."

Zelyn mengangguk sekenanya dengan senyum tipis. Tangannya meraih sesuatu di kursi belakang, lalu membuka pintu mobil tersebut, berdiri sejenak untuk melambaikan tangan pada Damian. Hingga pengemudi itu melajukan kembali mobilnya.

Tubuh Zelyn berbalik, kaki nya mulai memasuki pekarangan rumah Reiga. Namun langkahnya terhenti saat kepalanya mendongak. Mendapati Reiga di balkon kamarnya tengah memandang ia, tatapannya terasa tajam. Tampaknya sudah sejak tadi di sana. Tetapi Reiga tidak menyapa sama sekali malahan pergi dari tempatnya.

Kening Zelyn berkerut, heran.

🕊️🕊️🕊️

Beberapa kali, kepalan tangan Mama Ria yang bertemu dengan pintu kamar Reiga menghasilkan bunyi ketukan. Wanita paruh baya itu terus memanggil nama putra nya. Dengan sabar menunggu, sampai Reiga membuka kan pintunya. Senyum hangat Mama Ria terukir saat tubuh Reiga muncul dari balik pintu.

"Sayang, Mama boleh masuk?"

"Enggak."

"Kita bicara ya, kemarin belum selesai. Tolong dengar--"

"ABANG!" Pekikan keras diiringi langkah kaki cepat menaiki tangga membuat ucapan Mama Ria terpotong. Kaluna datang dengan napas tersengal tetapi raut wajahnya begitu ceria.

Mama Ria mengerutkan keningnya, "sayang ada kenapa?"

"Ada Kak Zelyn di bawah, cari Abang."

Senyum Kaluna tertarik begitu lebar seolah memberikan kabar membahagiakan. Tetapi itu tak terlihat di raut wajah kedua orang yang diberitahukan. Keduanya saling bertatap mata, memberi kode satu sama lain. Tentu kedatangan Zelyn saat ini bukan di waktu yang tepat.

"Kenapa?" tanya Kaluna bingung. "Kok begitu mukanya?"

Reiga memalingkan wajahnya dari sang Mama, ia tersenyum tipis. "Enggak apa. Kamu temani dulu, nanti Abang ke sana."

"Cepat ya tapi!"

Setelah Reiga menyahut dengan gumaman, Kaluna pun berlalu. Kembali tatapan Reiga bertemu dengan Mama nya, ia menghela napas.

"Aku tahu, Mama mungkin belum siap untuk ketemu dengan anak mantan pacar Mama. Tapi aku minta tolong, Mama jangan ikut benci Zelyn perkara masa lalu Mama."

Mama Ria menggeleng, "Sayang, cerita Mama belum selesai. Kita--"

"Cukup, Ma. Aku mau temui pacar aku."

Reiga menghentikan ucapan Mama Ria dengan dinginnya. Meski tahu pelupuk mata Mama nya berkaca-kaca, Reiga tetap berlalu dari hadapannya. Melihat Mama nya menangis akan semakin menyakiti hati nya. Bahkan ia masih belum sanggup membicarakan apa pun dengan Mama nya.

Sekarang ia harus menemui Zelyn. Entah harus bersikap bagaimana ia tidak mengerti.

🕊️🕊️🕊️

Ruang tamu terisi perbincangan kecil dan suara tawa dua gadis di sana. Di tengah keasikan mereka, Kaluna menyadari langkah kedatangan Reiga. Ia pun tersenyum pada Zelyn sembari berdiri.

N I S C A L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang