❄️(14) Cintanya Pak Dosen Flat! ❄️

1.7K 104 5
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Hari yang dinantikan oleh keluarga besar Ali dan Prilly pun telah tiba, hari ini adalah hari pernikahan Prilly dan Ali dan keluarga Ali pun sudah tiba di Surabaya kemarin dengan membawa sanak saudaranya dan menginap di hotel. Sementara rumah Prilly sudah didekorasi dengan hiasan bunga Lily putih secara sederhana namun tampak berkesan. Mama Ana dari tadi tidak berhenti menangis saking terharunya.

“Sudah mah, jangan menangis,” kata papa Willy yang menenangkan mama Ana.

“Mama gak nyangka aja sebentar lagi kita akan melepas anak kita satu-satunya pah … hiks … hiks …” ucap mama Ana menghapus air matanya dengan tisu.

“Iya mah, padahal Prilly suka banget minta gendong papa waktu masih kecil, sekarang anak kesayangan papa sudah menikah saja,” kata papa Willy yang mengingat masa kecil Prilly, “ayo kita temui anak kita mah,” ajak papa Willy. Mama Ana dan papa Willy pun memasuki kamar Prilly dan Prilly hampir selesai di rias dengan mengenakan kebaya warna putih yang senada dengan mama Ana dan juga papa Willy. 

Mama Ana yang duduk disebelah Prilly tersenyum, “cantik sekali kamu nak,” gumam mama Ana dan Prilly hanya tersenyum lalu memeluk mama Ana, Prilly terpaksa menerima lamaran Ali karena ia takut tidak bisa memenuhi keinginan papa Willy untuk menjadi wali nikahnya.

Mama Ana pun menatap Prilly dengan berusaha menahan air matanya agar tak turun, “sayang … ketika sudah menikah nanti jadilah istri yang baik dan berbakti pada suamimu nanti ya,” kata mama Ana, Prilly hanya mengangguk pelan.

“Prilly,” panggil papa Willy lalu menghadap putri kesayangannya, “hari ini papa ingin mengucapkan terima kasih banyak sama kamu karena kamu sudah mengabulkan permintaan papa, dan papa bersyukur sekali masih diberi kesempatan untuk bisa menjadi wali dari anak papa satu-satunya. Papa bahagia sekali nak, ini adalah harapan papa yang selalu papa takutkan kondisi papa tidak seperti dulu lagi,” kata papa Willy yang membuat Prilly terharu dan Prilly hanya mengangguk saja, “walaupun kamu sudah menikah dan menjadi istri, kamu tetap gadis kecil papa selamanya. Papa sayang sama kamu,” kata papa Willy dan Prilly langsung menangis memeluk papa Willy.

“Papa harus sehat pokoknya ya, Prilly sayang sama papa,” ucap Prilly dengan tulus. Banyak yang orang katakan jika cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya, seperti Prilly cinta pertamanya adalah papa Willy. 

“Sebentar lagi keluarga nak Ali akan datang kesini, kamu siap-siap ya,” ucap papa Willy yang diangguki Prilly.

Papa Willy dan mama Ana pun keluar kamar Prilly dan mempersiapkan semuanya karena pukul setengah 9 keluarga Ali akan tiba. 

“Pril, tenang ya jangan gugup. Rileks aja,” ucap mbak Dewi anaknya budhe Siti.

“Iya mbak, makasih ya,” kata Prilly.

“Ngomong-ngomong calon suami kamu dosen ya?” tanya mbak Dewi yang hanya diangguki Prilly, mbak Dewi langsung tersenyum, “beruntung kamu, Pril. Tugas kuliahmu nanti dibantuin sama suami sendiri.”

Boro-boro mbak! Yang ada kalau gue ketemu si dosen bawaannya emosi mulu!

“Hehe biasa aja kok mbak,” jawab Prilly.

Btw, kamu kok ndak cerita sama mbak kalau pacaran sama calon suamimu itu. Biasanya kamu suka curhat sama mbak,” kata mbak Dewi.

Gue di paksa mbak sama si dosen kutu kupret itu! 

“Maaf mbak, bukannya Prilly gak mau cerita sama mbak Dewi, tapi kan mbak Dewi udah nikah jadi Prilly takut ganggu mbak sama suami kalau curhat sama mbak Dewi,” kata Prilly beralasan.

Cintanya Pak Dosen Flat! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang