Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.Suasana duka menyelimuti rumah mama Ana, jenazah papa Willy sudah dimakamkan siang tadi, keluarga Ali dan Prilly pun sudah kembali ke rumah mama Ana dari pemakaman. Mama Ana masih menangis dalam pelukan Prilly, Prilly berusaha menguatkan mama Ana atas kepergian papa Willy. Prilly tidak menyangka papa Willy akan pergi secepatnya meninggalkannya dan juga mama Ana.
Masih banyak impian dan harapan yang belum Prilly laksanakan sebagai anak pada papa Willy, namun semua ini sudah menjadi takdir yang maha kuasa, Prilly hanya bisa ikhlas dan pasrah walaupun ini sangat berat untuk dijalankan.
Mama Ana tiba-tiba tak sadarkan diri yang membuat Prilly sangat terkejut, “ya Allah mama!!!” Prilly berusaha menahan tubuh mama Ana agar tidak terjatuh.
Ali yang berada disamping Prilly dengan sigap langsung membopong tubuh mama Ana untuk dibawa ke kamar, Prilly hanya bisa menangis melihatnya dan mengikuti Ali.
Ali segera membaringkan tubuh mama Ana yang lemas, Prilly menatap mama Ana dengan khawatir takut terjadi apa-apa pada mamanya apalagi ia takut mama Ana juga menyusul papa Willy, Prilly menangis sambil menggenggam tangan mama Ana.
Mama Celine ikut menangis melihat menantunya, “sabar ya sayang …” mama Celine merangkul tubuh Prilly yang sesenggukan.
Ali tidak tega melihat Prilly yang dari kemarin menangis sampai matanya bengkak dan wajahnya yang sembab, ia jadi teringat pertama kali melihat Prilly menangis saat kejadian mereka yang bertengkar hebat, Prilly menangis hebat meluapkan semua emosi yang dipendamnya pada Ali. Tanpa sadar air mata Ali turun dan langsung dihapus segera.
“Mama jangan tinggalin Prilly juga, Prilly gak punya siapa-siapa lagi … hiks … hiks … papa udah ninggalin Prilly mah … hiks … hiks …” lirih Prilly.
Ali duduk di samping Prilly, “tenang Prilly, mama kamu insha Allah tidak apa-apa, mama hanya syok saja,” ucap Ali.
“Saya takut mas … saya takut …” Ali langsung memeluk Prilly yang kembali menangis dalam pelukannya.
•••••
Ali selesai menelepon untuk meminta izin kembali beberapa hari karena tidak bisa mengajar di kampus, Ali akan memberikan tugas secara online pada mahasiswanya selama beberapa hari. Ali tak sengaja melihat Prilly yang tertidur di samping mama Ana, Ali tidak ingin mengganggunya, ia pun masuk kamar dan melanjutkan untuk membuat tugas untuk dikirimkan kepada semua mahasiswanya lewat email.
“Mas …” Ali langsung menoleh pada Prilly yang masuk kamar lalu Prilly duduk di samping Ali dengan lesu, “kok gak bangunin saya udah sore gini?” tanya Prilly.
“Saya gak mau ganggu kamu,” jawab Ali. Prilly tak menjawab ia hanya menunduk dan tangannya menghapus air matanya yang turun, Ali pun menyimpan laptopnya di meja lalu menghadap Prilly, “mas tau kamu masih belum ikhlas melepas kepergian papa, tapi kalau kamu terus meratapi papamu, beliau tidak akan tenang Prilly,” tutur Ali, “semua manusia pasti akan ada namanya pertemuan dan perpisahan, kita tidak bisa melawan takdir yang sudah Allah tentukan, kita harus ikhlas apapun yang telah terjadi Prilly,” lanjut Ali yang membuat Prilly terdiam mendengar ucapan Ali yang menyadarkannya.
Ali memeluk tubuh Prilly, “ada mas yang menemani kamu dan mama disini,” ucap Ali, Prilly membalas pelukan Ali.
Lalu Prilly menatap wajah Ali, “mas jangan tinggalin saya ya?” pinta Prilly.
“Mas tidak akan meninggalkan kamu, karena ada anak kesayangan papa Willy satu-satunya yang harus mas jaga dan bahagiakan,” tutur Ali yang membuat Prilly tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintanya Pak Dosen Flat! [SELESAI]
Fanfiction(Aliando❤️Prilly Fanfiction) °°°°° Lulusan S2 terbaik di kampus luar negeri, masih berstatus lajang membuat seorang Fraliand Alvis Mahesta Syarief menjadi dosen idola para mahasiswi di kampus karena ketampanannya. Meskipun memang terkenal tegas, suk...