❄️(4) Cintanya Pak Dosen Flat! ❄️

1.7K 92 3
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Sudah hampir 3 bulan berlalu, Ali belum kunjung menemukan calon istri untuk dibawanya ke hadapan mama dan papa yang tercintanya, tinggal 3 bulan lagi sisa waktu terakhir Ali harus menemukan calon istri. Karena jika lewat dari perjanjian tertulis yang dibuat mama Celine, Ali akan dijodohkan pada perempuan yang belum tentu Ali cintai. Wajahnya yang terlihat tenang dan damai sangat berbeda dengan pikirannya yang kacau dan bingung, apalagi mama Celine terus mendesak Ali sampai pernah suatu hari mama Celine pernah masuk rumah sakit dan memberikan pesan terakhirnya sebelum meninggal menginginkan menantu yang membuat Ali semakin pusing.

Ali sibuk menyiapkan sarapannya sendiri di dapur apartemennya yang sudah ia huni selama 5 tahun terakhir, bukan menghindar dari mama Celine dan papa Tomi, tapi ia membeli apartemen itu karena ingin hidup mandiri saja. Setelah selesai Ali langsung memanggang macaroni schotel di microwave dan setelah itu berjalan ke balkon memandang langit biru yang cerah.

Sebenarnya Ali belum berusaha untuk mencari calon istri, ia hanya beralaskan pada mama Celine dan papa Tomi belum ada perempuan yang cocok di hatinya. 

Ia pun kembali ke dalam dan duduk sambil menunggu macaroni schotel nya matang, Ali membuka laptopnya dan mulai membuat soal-soal ujian untuk dikirimkannya pada anak didiknya lewat email.

Ting

Ali menoleh pada hp-nya dan membuka 2 pesan sekaligus.

Mama
Waktu kamu tinggal 3 bulan lagi
Mama tunggu kamu bawain mama menantu

Ali hanya mendesah berat membaca pesan dari mama Celine, ia menaruh hp di sampingnya lalu lanjut membuat soal lagi. Akhirnya setelah 30 menit macaroni schotel pun sudah matang, lalu Ali mengangkatnya dan ia diamkan sebentar agar hangat.

Ali pun rajin sekali membuat jus buah sendiri dari buah asli, dia pun suka memasak walaupun hanya beberapa masakan saja, karena menurutnya memasak sendiri lebih sehat dan terjaga kualitas kesehatannya. Ali pun mencuci buah jambu dan memotongnya lalu memasukkannya kedalam blender, setelah selesai lalu ia tuang ke dalam gelas.

Ia pun sekalian membawa makanan dan minumannya ke meja untuk makan siangnya hari ini.

•••••

“Na, gue pinjem catokan lo dong,” kata Tania.

“Ambil aja dikamar gue, Tan,” kata Yona, “sekalian dong bawa powerbank gue di meja belajar ya,” sambung Yona.

“Oke!” Tania langsung masuk ke dalam.

“Tiap gue ke rumah elo, gue gak pernah liat nyokap sama bokap lo deh,” ujar Jeffry yang penasaran.

“Nyokap sama bokap gue orang sibuk, saking sibuknya sampai gak inget sama anaknya sendiri,” ungkap Yona.

Rio langsung mengusap tangan Yona dan Yona hanya tersenyum saja menatap Rio.

“Sorry, gue bikin lo—” 

“Udah! Santai aja, Jef! Gak usah gak enak gitu sama gue! Biasanya lo seenaknya sama gue!” kata Yona yang memotong pembicaraan Jeffry.

Prilly datang dan baru selesai masak yang dibantu Fadly, “guys udah matang tuh! Pada makan sana,” titah Prilly pada teman-temannya.

“Oke!” semua orang pun langsung menuju dapur luar untuk makan. Prilly juga dibantu Fadly walaupun Prilly sudah melarangnya. Rumah Yona memang selalu dijadikan basecamp oleh teman-temannya karena rumahnya yang luas dan Yona pun memang selalu menyuruh teman-temannya datang karena ia selalu merasa kesepian, apalagi Yona juga anak semata wayang sama seperti Prilly.

Cintanya Pak Dosen Flat! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang