❄️(54) Cintanya Pak Dosen Flat! ❄️

910 57 1
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Mama Ana keluar dari mobil bersama Vano dan Nova, lalu disusul Ali dan Prilly. Mereka sampai di tempat pemakaman umum, Prilly sengaja pulang ke Surabaya sekalian mengunjungi makam papa Willy.

“Kita mau ketemu cama eyang kakung lagi ya eyang?” tanya Nova.

“Iya sayang,” jawab mama Ana.

Mereka semua langsung masuk ke pemakaman umum dan Prilly pun langsung berjongkok ketika sampai di makam papa Willy.

“Assalamualaikum pah, Prilly datang jengukin papa lagi, Prilly kangen sama papa,” ucap Prilly yang mengusap kepala nisan papa Willy.

Sudah 9 tahun lamanya papa Willy meninggalkan Prilly, tapi Prilly masih mengingat jelas suara dan senyuman papa Willy, rasanya selalu sulit untuk menahan agar air matanya tak jatuh. Kemudian mereka semua berdoa sampai selesai lalu Prilly dan mama Ana menaburkan bunga dan juga air mawar dibantu Vano, Nova dan Ali.

“Bunda, kenapa Nova ndak pelnah ketemu cama eyang kakung?” tanya Nova yang penasaran.

“Eyang kakung kan udah tidur tenang disurga sayang,” jawab Prilly.

“Kenapa eyang kakung tidul telus bunda? Vano kan mau ketemu cama eyang kakung,” ucap Vano.

“Eyang kakung kan udah dipanggil sama Allah, jadi akan tidur terus selamanya,” jawab Prilly, Vano dan Nova hanya mengangguk kecil.

Prilly kembali menatap pusara papa Willy, “diganti semua ya mah keramiknya?” tanya Prilly.

“Iya sayang, soalnya kan gara-gara malam papa amblas jadi keramiknya juga ikut rusak,” kata mama Ana yang diangguki Prilly.

“Alhamdulillah deh udah bagus lagi makam papa mah,” kata Prilly, Prilly mengusap kepala nisan papa Willy, “papa, Prilly sama yang lain pulang dulu ya, nanti kalau Prilly ke Surabaya lagi. Prilly jengukin papa lagi ya. Assalamualaikum pah,” pamit Prilly lalu segera pulang dengan yang lain.

•••••

“Sudah besar saja sikembar Pril, kelas berapa?” tanya mbak Dewi.

“Naik kelas dua mbak,” jawab Prilly yang menggendong bayi perempuan, “Tama sudah kelas berapa mbak?” tanya Prilly.

“Naik kelas tiga, Pril. Tapi Tama ikut ayahnya barusan, jadi mbak sama Kayla aja kesini,” kata mbak Dewi.

Prilly menatap Kayla yang lucu yang menghisap jarinya, “lucu banget deh Kayla, gemuk gini mbak,” kata Prilly yang gregetan.

“Bunda!” kata Nova yang menghampiri Prilly lalu Nova menatap Kayla dalam pangkuan Prilly, “ini ciapa bunda?” tanya Nova.

“Ini dedek Kayla, adiknya mas Tama. Inget kan sama mas Tama?” tanya Prilly yang diangguki Nova.

“Mas Tama kemana? Kok Nova ndak ketemu?” tanya Nova

“Mas Tama lagi pergi sama ayahnya sayang, jadi gak bisa ikut kesini,” jawab mbak Dewi dan Nova hanya mengangguk saja.

“Dedek Kayla lucu bunda,” kata Nova yang memegang tangan gemuk Kayla.

“Iya sayang, disayang dedek Kayla nya sama Nova,” kata Prilly dan tangan Nova mengusap pipi Kayla.

“Bunda mau kayak Kayla!” pinta Nova.

“Kayak Kayla?” tanya Prilly yang bingung.

“Minta adik Nova, Pril,” timpal mbak Dewi, “iya kan? Nova pengen punya adik?” tanya mbak Dewi yang langsung diangguki Nova.

Cintanya Pak Dosen Flat! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang