Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.Sifat Ali masih dingin dan sangat cuek pada Prilly, walaupun setiap pagi Ali selalu membuat susu untuk Prilly. Ali pun tidak pernah mengajak bicara pada Prilly. Hal itu membuat Prilly kepikiran tapi Prilly gengsi mengajak bicara duluan, alhasil mereka seperti orang asing yang satu rumah.
Prilly duduk di pinggir ranjang yang selesai minum vitamin dari dokter, hari ini ia bertekad untuk mengajak bicara Ali. Prilly pun berjalan mencari Ali di ruang kerjanya, namun tidak ada disana. Prilly ke dapur namun tidak menemukan Ali juga. Akhirnya ia keluar mencari Ali namun Ali tidak ada juga.
Prilly pun kembali masuk lalu ia ke dapur untuk minum, setelah itu Prilly melihat Ali yang datang sambil membawa 2 kotak makanan dalam kantong plastik.
Ali meletakkan 2 kotak makanan itu di atas meja, “maaf mas gak masak hari ini,” ucap Ali yang langsung masuk ruang kerjanya namun Prilly menahan tangan Ali.
“Mas,” Ali langsung menoleh, namun Prilly tidak menjawab.
“Mas mau kerja,” kata Ali yang melepas tangan Prilly. Namun Prilly langsung memeluk Prilly dan menangis.
“Maafin saya mas … hiks … hiks … hiks …” ucap Prilly, “saya gak bisa dicuekin gini sama mas … hiks … hiks …” Ali yang menghela nafas pelan, ia tak tega melihat Prilly menangis seperti ini. Ali tidak bisa marah dan ia hanya memendam kekecewaannya pada Prilly dengan mendiamkannya, “saya udah bikin mas kecewa, saya salah mas … hiks … hiks …”
Ali mengusap punggung Prilly dan Prilly semakin menangis, Ali merasa terlalu mementingkan egonya karena kecewa pada Prilly. Mungkin Ali terlalu kasar pada Prilly, lalu Ali pun menatap wajah Prilly.
“Sudah ya kamu jangan menangis, maafin mas karena sudah egois sama kamu dan mendiamkan kamu,” kata Ali yang membuat Prilly menggeleng pelan.
“Nggak mas, mas gak salah, saya yang egois, saya yang salah, saya yang sudah kecewain mas … hiks … hiks … maafin saya mas … hiks … hiks …” akui Prilly.
“Mas udah maafin kamu kok, sudah ya jangan menangis lagi. Kamu lagi hamil Prilly, nanti akan berpengaruh pada anak kita jika kamu terus sedih,” ucap Ali yang mengusap lembut pipi Prilly.
“Saya mau bicara sesuatu sama mas,” kata Prilly, Ali mengerutkan keningnya bingung.
“Soal apa?” tanya Ali.
Prilly menghela nafasnya sambil menggenggam tangan Ali, “saya memang belum siap mas untuk jadi ibu, dan dari dulu saya bercita-cita untuk menjadi wanita karir seperti perempuan di luar sana,” tutur Prilly dan Ali masih menyimaknya, “sedikit demi sedikit saya berusaha menerima semuanya apapun yang terjadi keadaannya, dan hari ini saya memutuskan untuk … menjadi ibu dari anak-anak mas Ali,” tutur Prilly yang membuat Ali terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Prilly, Ali tidak bisa berkata-kata lagi saking bahagianya. Ali langsung memeluk Prilly.
“Terima kasih Prilly, terima kasih … mas tidak tau harus mengatakan apa sama kamu saking bahagianya sekarang,” ucap Ali yang membuat Prilly tersenyum.
Lalu Prilly pun menatap wajah Ali, “lho? Mas kok nangis?” ucap Prilly yang melihat air mata Ali yang turun.
Ali langsung menghapusnya, “gapapa kok, mas cuman terharu saja,” ucap Ali, kemudian Ali mengecup kening Prilly yang membuat Prilly mematung dengan yang dilakukan Ali. Tanpa sadar Ali tersenyum menatap wajah Prilly.
Ya ampun!!! Akhirnya gue bisa liat suami gue senyum!!!
oOo
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintanya Pak Dosen Flat! [SELESAI]
Fanfic(Aliando❤️Prilly Fanfiction) °°°°° Lulusan S2 terbaik di kampus luar negeri, masih berstatus lajang membuat seorang Fraliand Alvis Mahesta Syarief menjadi dosen idola para mahasiswi di kampus karena ketampanannya. Meskipun memang terkenal tegas, suk...