❄️(15) Cintanya Pak Dosen Flat! ❄️

1.8K 87 6
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Waktu sebulan sangatlah singkat, liburannya kini sudah berakhir dan 3 hari lagi ia sudah mulai masuk kampus, Prilly sudah membereskan semua barang-barangnya karena mulai sekarang ia akan tinggal di Jakarta bersama Ali, Prilly juga tak berhenti menangis karena berpisah dengan mama Ana dan papa Willy.

“Sudah sayang jangan nangis,” ucap mama Ana berusaha menenangkan Prilly dalam pelukannya yang menangis.

“Hiks … hiks … Prilly gak mau pisah sama mama dan papa … hiks …hiks …” lirih Prilly.

“Sayang, mama dan papa juga gak mau pisah sama kamu, tapi kamu sudah menikah jadi harus ikut dengan suamimu nak,” kata mama Ana yang menasehatinya.

“Mama sama papa ikut Prilly ke Jakarta aja, sekalian pindah … hiks … hiks …” kata Prilly.

“Lho? Rumah ini siapa yang nempatin kalau mama sama papa pindah ke Jakarta nak?” kata mama Ana namun Prilly terus terisak.

“Anak papa jangan nangis dong,” kata papa Willy yang mengusap rambut Prilly.

“Papa …” ucap Prilly yang memeluk papa Willy, “Prilly sayang sama papa … hiks … hiks …” ucap Prilly.

“Papa juga sayang sama kamu nak,” kata papa Willy yang mengusap punggung anaknya.

Tak lama mobil hitam Ali berhenti di depan rumah Prilly, lalu Ali pun turun dan mencium punggung tangan kedua mertuanya, Prilly pun berusaha mengusap air matanya dan dengan terpaksa ia mencium punggung tangan Ali.

“Maaf jadi menunggu lama,” ucap Ali.

“Ndak kok nak Ali, santai saja,” kata papa Willy.

“Ya sudah, apa Ali bisa membawa Prilly ke Jakarta sekarang?” ucap Ali.

“Boleh, nak Ali. Sekarang Prilly sudah menjadi istri kamu,” kata papa Willy yang membuat Prilly cemberut.

“Ali mau bawa barang-barang Prilly dulu ke mobil,” ucap Ali.

“Silahkan nak,” ucap mama Ana, lalu Ali membawa barang-barang Prilly dan koper juga untuk dimasukkan ke bagasi mobil yang dibantu papa Willy, sementara Prilly hanya memperhatikannya saja.

Sesudah selesai Ali dan Prilly pun berpamitan pada mama Celine dan papa Willy.

“Hati-hati ya nak, sehat-sehat kalian di Jakarta,” ucap mama Ana yang diangguki oleh Ali dan mama Ana 

“Kabarin papa dan mama kalau kalian sudah sampai ya,” kata papa Willy.

“Iya pah,” kata Prilly.

Prilly dan Ali masuk mobil dan Prilly pun melambaikan tangannya pada kedua orang tuanya. Lalu mobil Ali pun keluar menuju jalan raya, Prilly masih terdiam dan sesekali mengusap air matanya yang turun dan ia pun menatap wajahnya pada cermin yang sudah sembab karena menangis dari kemarin malam. Mama Ana dan papa Willy sudah memberikan nasehat-nasehat untuk Prilly sebelum pergi.

Mereka pun hanya terdiam masing-masing dan Prilly menyandarkan kepalanya pada kaca jendela. Sementara Ali fokus menyetir, sesekali Ali melirik Prilly lewat sudut matanya.

Cintanya Pak Dosen Flat! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang