SAKIT.
Rasanya ... kenapa sesak begini?
Kenzie menatap nanar lurus ke depan. Sambil menggendong Anyara, ia menelan saliva berkali-kali. Tangannya mengerat, membuat Anyara mendongak menatap wajah Kenzie yang kelihatan pucat. Cewek itu mengulurkan tangan, menyentuh pipi Kenzie. Tersentak. Kenzie balik membalas tatapan lugu Anyara.
"Kamu kenapa?"
Tidak ada jawaban.
Kenzie hanya menggeleng pelan. Melanjutkan langkahnya menuju UKS. Tidak. Kenzie bahkan tidak mengerti apa yang terjadi. Kenapa tangannya bisa bergerak sendiri. Kenapa dadanya sakit seperti ini? Melihat Belva menyorotnya terluka, Kenzie nyaris tidak bisa bernapas.
Kenzie tidak mengerti. Setiap kali menyakiti Belva, Kenzie seakan tidak sadar. Dan selalu. Perasaan yang tidak ia pahami bergejolak dalam dadanya. Seakan Kenzie memiliki jiwa yang lain. Sosok yang tidak terima tiap kali ia melukai Belva.
°°°
Antagonist"Gue gak ngerti kenapa seakan ada yang peduli sama lo dalam diri gue. Seakan nyakitin lo bikin diri lain gue juga sakit."
°°°
"Bel, lo gak apa-apa?"
Fiara mendudukkan diri di samping Belva. Cewek yang kabur ke halaman belakang sekolah, duduk di lantai bersembunyi dari khalayak siswa yang lain tidak menjawab sepatah kata pun. Belva cuma melengoskan wajah ke arahh berlawanan. Fiara menatap semakin prihatin.
"Bel, UKS aja, gih."
"Lo mau gue sama si Cewek Sialan itu?!" Belva meledak-ledak, masih tidak bisa mengontrol amarahnya karena kejadian beberapa menit lalu. Fiara menghela napas, mengatupkan bibir rapat-rapat saat menyadari mata sembab sang teman.
"Sini gue peluk."
Fiara merentangkan tangan. Belva berdecih.
"Gak sudi."
"Gengsi banget sih lo." Fiara berdecak, namun ia tersenyum maklum dan menarik Belva dalam pelukannya. Belva tidak memprotes atau pun memberontak. Ia hanya menyandarkan kepalanya ke dada Fiara. Menatap luruus hampa.
"Gue sumpahin Kenzie mati," kata Fiara.
"Jangan." Belva berkata lirih. "Gue gak mau kehilangan Kenzie."
"Bel, udah, deh. Kenzie jahat tahu gak, sih? Gue gak suka lo disakitin terus. Dia bego, kok. Dia tolol. Lo kan pinter. Jangan sama dia."
"Lo nyindir gue?" Belva melirik Fiara, mencebik kesal. Bahkan Kenzie selalu mendapat juara satu umum dan Belva tidak pernah masuk lima belas besar ranking kelas. Fiara hanya nyengir.
"Canda, Beb."
"Fi, tahu gak sih? Kalau kayak gini gue juga pengen nyerah aja." Belva curhat. Dia masih dalam pelukan Fiara, menyamankan diri tidak peduli jika baju temannya itu basah. Fiara menunduk, mengernyitkan dahi.
"Terus? Kenapa masih ngejar-ngejar cowok tempramen kayak dia?"
"Gue juga gak paham. Tiap kali ngeliat Kenzie, kayak ada yang ngendaliin gue buat deketin dia dan nyingkirin Anyara." Belva berkata sambil mengingat-ngingat sikapnya pada Kenzie dan Anyara. "Gue seneng tiap kali ngeliat Kenzie. Tapi, gue sakit tiap kali dicampakin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Antagonist [END]
Подростковая литератураBelvania benar-benar terkejut ketika seorang cewek bernama Raya datang, memintanya untuk berhenti mencintai Kenzie atau ia akan mati. Awalnya Belva tidak mau mengindahkan sama sekali. Karena mau seburuk apapun perlakuan Kenzie padanya, Belva tidak b...