SEPULANG dari rumah Kenzie, Belva langsung ngacir masuk kamar tanpa memberitahu sang papa. Karena hari Sabtu, Belva berencana akan di rumah seharian. Cewek itu kini berbaring di atas tempat tidur, menatap lekat-lekat langit-langit kamarnya dengan kedua tangan bertaut di bawah kepala.Belva tidak bisa menghilangkan kejadian semalam dari kepalanya. Sejak Kenzie tiba-tiba mendekap Belva, ia tidak bisa tidur padahal cowok itu seenak jidat pergi ke kamarnya setelah beberapa menit kelihatan aneh. Kenzie semalam tidak seperti Kenzie sebelumnya.
Pagi tadi saat sarapan, Belva berusaha menemui cowok itu, tapi sepertinya Kenzie menghindar. Ia menghilang dengan alasan ke rumah Radit padahal hari masih terlalu pagi.
Sebenarnya ada apa dengan Kenzie? Kenapa dia tiba-tiba berlaku berbeda semalam?
"Belva!" Raya tiba-tiba nongol di atas Belva. Terkejut, Belva spontan menabok pipi Raya keras sampai membuat cewek itu mengaduh. Raya menegakkan punggung, pun dengan Belva. "Belva, sakit. Kenapa dipukul?"
"Lagian lo ngapain tiba-tiba muncul di atas gue? Cosplay jadi kuntilanak lo?" ujar Belva sinis. Ia mendengkus, mengibaskan rambutnya ke belakang.
"Kesampingin soal itu." Raya mengabaikan pipinya yang masih panas. Ia meraih tangan Belva, menggenggamnya sungguh-sungguh sambil menatap serius. "Kamu gak apa-apa, kan, semalem? Di rumah Kenzie, kamu diapain di rumah Kenzie, Belva?"
"Apaan, sih? Orang gue gak apa-apa." Menarik tangannya risi, Belva memalingkan muka ke arah lain. Raya mengambil tempat di samping kiri Belva.
"Bel, kamu semalem buat Anyara jatuhin piring-piring makan?"
Belva menggerakkan maniknya seketika ke arah Raya. Walau begitu ia masih bungkam.
"Kamu disidang Tante Laura sama Om Gian di ruang tamu?"
Mendengar Raya mengintrogasinya begini dan semuanya tepat sekali, Belva sudah mengerti. Sepertinya kejadian semalam memang ada dalam novel. Makanya Raya khawatir dan terus menanyainya hal itu.
"Hm. Bener-bener persis." Belva menghela napas berat. Tangannya menggapai bantal dan menaruhnya di atas kakinya yang duduk bersila. Belva memutar arah duduknya mengjadap Raya. "Lo gak tahu kalau itu bakal kejadian sama gue?"
"Aku ... gak sadar kalau bab sembilan itu bakal kejadian malem ini. Aku bener-bener baru inget setelah kamu berangkat ke rumah Kenzie. Aku khawatir karena aku gak bisa ngejar kamu.
Belva mengerutkan dahi. "Gak bisa ngejar gue?"
Mengangguk dua kali, Raya meneruskan "Aku gak bisa keluar dari kamar kamu. Aku juga gak paham kenapa bisa gitu. Makanya aku makin yakin kalau semalem emang kejadian bab sembilan."
Belva hanya mangut-mangut. "Yah, udah terlanjur juga."
"Tapi, kalau bisa jangan terus-terusan kayak gitu, Belva. Sebisa mungkin aku bakal berusaha cegah kamu masuk dalam plot cerita ini supaya kamu jauh-jauh dari Kenzie."
"Lo nafsu banget jauhin gue dari Kenzie. Bantuin gue ngehindari alur tapi Kenzie tetep punya gue gitu, kek!"
Raya berdecak. "Gak bisa Belva. Kenzie malah yang bakal bunuh kamu."
"Alasannya?" Belva memicingkan mata serius.
Sesaat, Raya hanya terdiam.
°°°
Antagonist"Rencana penyelamatan hidup Belva dimulai!"
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Antagonist [END]
Teen FictionBelvania benar-benar terkejut ketika seorang cewek bernama Raya datang, memintanya untuk berhenti mencintai Kenzie atau ia akan mati. Awalnya Belva tidak mau mengindahkan sama sekali. Karena mau seburuk apapun perlakuan Kenzie padanya, Belva tidak b...