"Belva," Raya menggumamkan nama itu kala melihat Belva di depannya. Dia tengah bersama Kenzie. Berjalan menyusuri koridor, memunggungi Raya.Berlari, Raya mengejar Belva di depan mata. Ia harus memberitahu semua yang Raya lihat. Ada yang aneh. Sesuatu yang baru saja terjadi pada karakter Anyara. Mungkinkah Anyara juga mulai menyadari bahwa ini adalah dunia novel? Tidak. Raya rasa bukan itu. Tapi, yang jelas Raya harus memberitahu Belva dulu.
Ia meraih tangan Belva, menariknya hingga cewek itu berputar 180 derajat. Raya terengah-engah, dadanya naik turun beberapa kali. Sedangkan itu, Belva memberi sorot terkejut. Ia menatap Raya dengan pupil yang lebih besar.
"Ikut aku," kata Raya, "ini penting, Bel. Ayo, ikut aku."
Belva menarik tangannya dari Raya. Cewek di depannya ini benar-benar ngawur. Tindakan Belva barusan pasti menimbulkan atensi bagi anak-anak di sekitar sini. Apalagi ... Kenzie. Tapi, melihat Raya yang panik apalagi sampai tergesah-gesah begini, Belva merasa ada yang tidak beres.
Ia menoleh pada Kenzie hendam bersuara, tapi cowok itu keburu meraih pegelangan tangan Belva. Tangan yang Raya tarik dan cengkeramn barusan.
"Siapa ... yang narik lo?" tanya Kenzie, terdengar dingin. Ia melayangkan pandangan tajam pada Belva. Menuntut untuk tidak berbohong.
"Gue harus pergi dulu. Sebentar. Ada yang gue u–"
"Gak akan gue izinin. Lo ditarik tadi. Ada yang megang tangan lo, kan?" Kenzie mengangkat tangan Belva, seolah menunjukkan bekas cengkeraman dari Raya.
Belva melirik ke sekitar. Beberapa anak tampak memperhatikan mereka. Yah, mungkin beberapa melihat gelagat aneh Belva. Apalagi Kenzie sampai bersuara begini. Balik mencekal pergelangan tangan Kenzie, Belva menyeret cowok itu bersamanya, berjalan lebih dulu. Saat melewati Raya Belva berkata dengan berbisik.
"Ayo."
Raya membelalak. Kenzie ... akan ikut bersama mereka?
°°°
Antagonist"Bukan cuma alurnya yang berubah. Tapi, karakternya juga."
°°°
Mereka terdampar di rooftop. Belva melepaskan pergelangan tangan Kenzie di depan pagar tembok setinggi beberapa senti di atas perut Belva. Ia menatap lurus sejenak, lalu melirik Raya yang berdiri di sisinya yang lain. Raya menatap Belva dengan pandangan seolah berkata, kamu serius ngajak dia?
Belva tidak ada pilihan. Kenzie tidak akan melepaskannya dengan mudah. Sedangkan Raya kelihatan cemas. Ia berbalik 180 derajat, bersandar pada pagar tembok.
"Jadi, ... bisa jelasin siapa yang narik lo tadi?" Kenzie bertanya langsung ke intinya. Ia menatap Belva lekat-lekat. Ia melihat benang kegelisahan di raut wajah Belva. Kenzie mencurigai sesuatu. "Apa ... Raya?"
Mendengar itu, Raya melotot terkejut. "Kamu cerita apa tentang aku ke Kenzie, Belva?! Kenapa kamu narik dia juga?!"
Berdecak kesal, Belva berkata pada Raya tanpa memedulikan keberadaan Kenzie. "Lo jangan salahin gue, ya! Lo tadi yang duluan narik tangan gue! Lo gila, hah? Di depan umum narik gue kenceng banget sampe diliatin orang. Gue yang dikira aneh tahu, gak, sih?!"
Kenzie berkedip dua kali. Terdiam.
"Ya maaf, kan, refleks." Raya cemberut. Ia balas mengomel, "Lagian kenapa narik Kenzie? Dan kenapa dia bisa tahu nama aku? Kamu cerita apa sama dia? Diem-diem kamu tukang gosip, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Antagonist [END]
Teen FictionBelvania benar-benar terkejut ketika seorang cewek bernama Raya datang, memintanya untuk berhenti mencintai Kenzie atau ia akan mati. Awalnya Belva tidak mau mengindahkan sama sekali. Karena mau seburuk apapun perlakuan Kenzie padanya, Belva tidak b...