Keluarga kerajaan beserta Valenca dan Vasilio sudah berada di perjalanan menuju Valcke Palace.
Valenca dan Vasilio berada dalam satu kereta kuda yang sama. Vasilio memerhatikan Valenca yang terus menerus menatap sebuah kotak dalam genggamannya. Sebagai keluarga tentu ia merasa paham dengan yang terjadi dengan sang adik sekarang. "Kau tidak membuka nya?" tanya Vasilio.
"Aku akan membuka nya..."
[FLASHBACK; Yesterday]
Pembicaraan antara Kyros dan Valenca sudah lebih dari tiga menit. Valenca mempersilahkan Kyros untuk meninggalkannya, dan entah mengapa Vasilio belum kunjung masuk."Aku ingin memberi mu hadiah, kurasa ini pertemuan terakhir kita sebelum aku berangkat ke Eryx." Kyros mengambil sebuah kotak dari saku nya, lalu memberikannya langsung ke tangan Valenca tanpa aba-aba, "Kuharap dengan hadiah ini, kau selalu mengingat ku."
Valenca menatap datar hadiah yang diberikan oleh Kyros, "Terima kasih."
"Last kiss?" celetuk Kyros tiba-tiba.
Valenca membulatkan mata terkejut.
Ternyata ciuman yang dibicarakan oleh Kyros tidak sesuai perkiraan Valenca, ternyata ciuman tersebut adalah ciuman kepada janin yang ada di dalam perut Valenca. Kyros berjongkok lalu memberikan kecupan manis di perut Valenca sembari tersenyum, "I don't know this child is the King or Queen in the future, the most important thing is that I will love him with all my heart." Kyros mengusap lembut perut Valenca.
Entah mengapa Valenca tersenyum simpul, lalu setelah sadar wanita itu lantas berekspresi datar seolah mengatakan mengapa ia seperti itu?
Kyros berdiri dengan tegak kembali, "Kau tersenyum bukan?"
Valenca menggeleng, "Kau terlalu percaya diri."
"Aku tahu. Seberapa kuat usaha mu untuk melupakanku, aku adalah cinta pertama dan terakhir mu." Kyros lalu mencium Valenca.
Entah mengapa perasaan Valenca tidak enak, ia merasa ini adalah ciuman terakhir dari Kyros. Mungkin hanya perasaannya saja yang salah, dan untuk pertama kali nya sejak mereka bertengkar hebat, Valenca menerima ciuman dari Kyros.
Kemudian dari balik pintu sana ada Vasilio yang sedang mengeryitkan alis kebingungan. [FLASHBACK END]
Valenca ingin membuka kotak tersebut namun tiba-tiba kereta kuda bergejolak lantaran melewati sebuah lubang, hingga kotak pun terjatuh. Valenca pun mengambil nya kembali, "Nanti saja, ketika sampai di istana. Aku ingin menikmati perjalanan."
Vasilio mengangguk paham, seketika saudara dari Valenca itu mengingat kejadian dimana adik dan adik ipar nya itu tengah bermesraan, "Valenca, bolehkah aku bertanya sesuatu?" kata Vasilio sedikit berhati-hati.
"Ya, ada apa?" tanya Valenca sedikit penasaran.
"Kau masih mencintai Kyros?"
Valenca terdiam sejenak, bola mata nya teralihkan kepada pemandangan diluar. Baru lah ketika perasaannya tenang, bibir nya berucap. "Pikiran ku berkelana bahwa aku tidak mencintai nya lagi, akan tetapi hati ku menolak. Bahkan sejujurnya aku pun bingung dengan perasaan ku sendiri. Kau tahu sesuatu? Jika benar-benar mencintai seseorang ketika mereka sangat menyakitimu, tetapi yang dapat kau pikirkan hanyalah saat-saat ketika mereka membuatmu tersenyum --- mereka bilang dirimu hanya jatuh cinta sekali, tapi itu tidak benar. Setiap kali aku melihatnya, aku jatuh cinta lagi." Valenca malah menceritakan isi hati nya kepada Vasilio. Entah mengapa tiba-tiba bulir air mata nya turun ke pipi, suasana hati Valenca benar-benar sedang bermain.
Vasilio menghela nafas, "Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Aku tidak berpihak kepada Kyros atau pun ayah, aku akan tetap mengikuti alur namun Kyros adalah pria yang telah menghancurkan hati mu Valenca, jika dia ingin mendapat kepercayaan kembali ia harus melakukan pengorbanan besar."
"Cintaku kepadanya bukan hanya sebatas kata-kata di bibir saja, tetapi cintaku ini tulus dari hatiku yang paling dalam. Bagaimana bisa aku melupakan perasaan secepat itu? Namun aku menghargai diri ku sendiri untuk berpisah dengan nya, ini lebih baik. Bukankah fase mencintai tertinggi adalah melepaskan nya?" Valenca kemudian menyeka air mata di pipi nya.
Vasilo kemudian memberikan pelukan hangat persaudaraan.
*****
Grisha baru saja pulang dari gedung opera, penyanyi sopran itu melakukan pekerjaannya dengan baik. Grisha langsung bergegas pergi ke bar, tampaknya luka nya sudah sedikit membaik.
Bar sangat ramai hari itu tetapi Grisha tidak peduli, ia pun masuk ke dalam ruang kerja Edmund kemudian mengambil rokok milik Edmund lalu menghisap nya karena akhir-akhir ini dirinya setres akibat rencana balas dendam.
"Kau tidak sayang dengan pita suara mu? Rokok tidak baik, Miss Vanna." Edmund di meja kerja nya sembari menghitung uang tertawa melihat tingkah Grisha.
"Bukankah aku sudah bilang berkali-kali bahwa tujuan hidup ku sekarang adalah memusnahkan wanita bernama 'Valenca? Dengan begitu Kyros akan mencintai ku lagi." Grisha lalu duduk di sofa tepat dihadapan meja kerja Edmund.
"Kau terlalu terobsesi dengan Kyros hingga tak sadar bahwa pujaan hati mu itu telah meninggalkanmu." sarkas Edmund.
"Berisik!" Grisha berimajinasi kembali andai ia membunuh Valenca dengan tangan nya sendiri, bukankah sangat menyenangkan? "Hey, apakah dipenggal rasa nya sakit?" tanya Grisha sembari mengeluarkan asap dari mulut nya.
"Pertanyaan bodoh, memang nya diriku pernah dipenggal?" Edmund selesai dengan uang nya lalu berjalan mendekati Grisha dan mengambil paksa rokok yang sedang dihisap nya. "Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik lagi, itu yang benar. Sebaiknya kau sadar diri saja, mereka adalah Prince dan Princess."
"Tidak berguna berbicara denganmu." Grisha lalu bangkit dan pergi dari ruangan itu.
Edmund yang melihat hanya geleng-geleng kepala.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Next?
Jangan lupa vote + komen + share! ❤️
Sad apa Happy ending yaa?😎
@naura_z_k
KAMU SEDANG MEMBACA
RETROUVAILLES (COMPLETE)
Romance[Sequel of "ECCEDENTESIAST"] GIEDENSERA #1 Cinta adalah suatu misteri yang terselubung sepanjang zaman, mengendap-endap di balik penampilan dan menjadikan hati kita sebagai sarangnya. Pernikahan sukses bukan saat pasangan sempurna bersatu. Tapi saat...