Kedua bola mata pasangan suami istri memancarkan sebuah ketulusan yang dalam, sorot mata sedikit berkaca-kaca menandakan bahwa selama ini mereka saling merindukan.
"Aku merindukanmu..." lirih Kyros.
Cuaca hari ini lebih dingin dari biasanya, belum lagi ditambah rintik hujan yang membasahi kawasan Valeria, ibu kota Valcke. Sepoi-sepoi angin membuat tirai kamar Kyros menari sebab memang jendela nya tidak pernah ditutup. Karena memang pemandangan dari kamar Kyros sangat luar biasa indah. Maka dari itu sang-Putra Mahkota memberi titah untuk dibuka saja.
Valenca ingin beranjak dari ranjang milik Kyros karena berniat akan menutup jendela.
Tiba-tiba pergelangan tangan Valenca ditahan oleh Kyros, "Jangan, biarkan jendela itu terbuka saja."
Valenca menurut sembari terdiam sejenak.
Rasanya aneh terhadap situasi sekarang, bagaimana tidak? Sebelum mereka berdamai seperti ini, Valenca bertengkar hebat dengan Kyros bahkan sampai mengumumkan suatu perpisahan dan sekarang --- semua seperti tidak terjadi apa-apa. Luka hati Valenca memang selalu membekas namun entah kapan bisa sembuh.
"Terima kasih karena selalu mendoakan ku, berkat doa-doa tulus mu dan keluarga aku bisa sadar dari kematian ku. Lebih hebat nya, memori-memori ku yang hilang perlahan kembali. Aku bersyukur karena kenangan indah bersama mu tidak pudar dari ingatanku. Aku tidak bisa melupakan kita telah sampai sejauh ini. Aku tidak akan pernah melupakanmu, apa yang telah kau lakukan untukku. Aku sangat mencintaimu." Kyros menatap lirih Valenca, entah mengapa ia ingin menangis sekarang.
"Mencoba melupakanmu seperti berenang melawan arus sungai. Makin keras aku mencoba, makin cepat aku lelah dan kembali kepadamu. Seorang wanita memiliki hati yang dapat memaafkan, tapi juga memiliki ingatan yang tidak dapat untuk melupakan." Valenca menghela nafas setelah itu, tubuhnya berdesir karena ucapannya sendiri. Sakit hati memang sehebat itu dampak nya.
"Tak harus melupakan karena sesuatu yang hadir dalam hidupmu adalah bagian yang memang harus kau lalui dan dikenang, untuk menjadi cerita di masa mendatang." Kyros tersenyum kecil lalu mengelus lembut perut Valenca yang sudah tampak membesar.
"Aku tidak akan pernah lelah menunggu mu mengatakan 'aku mencintaimu' lagi Valenca. Penyesalanku adalah menerima orang yang salah, dan menolak orang yang tepat."
Valenca mengangguk paham, karena sebenernya ia juga masih kebingungan akan kembali mencintai Kyros seperti awal mula atau tidak.
"Kau ingin memberi nama anak ini siapa?" tanya Kyros tiba-tiba karena ingin mengalihkan pembicaraan agar seperti suami istri pada umumnya.
"Maester Richard bilang perubahan ciri-ciri ku menunjukkan bahwa bayi ini akan memiliki jenis kelamin laki-laki --- sejujurnya, aku belum memikirkan nama yang cocok karena mungkin dia akan menjadi seorang pemimpin hebat di masa depan." jawab Valenca.
Valenca dan Kyros kompak terkekeh bersama.
"The King? Bagaimana rasanya mengandung cucu seorang Raja?" Kyros membicarakan ini dengan riang gembira.
"Sangat berat, bahkan pendidikan tata krama kebangsawanan bukan apa-apa." Valenca pun ikut senang dengan pembicaraan tersebut, sebab obrolan ini adalah obrolan santai pertama kali sejak Kyros sadar dan hubungan sedikit membaik.
"Aku tidak menuntutmu untuk memberi nama anak kita seperti leluhur ku atau raja-raja sebelumnya, contohnya Kyros, Frederick, Roderick, Arthur atau Nicholas. Itu terserah mu karena kau adalah ibu yang akan melahirkannya. Kau lebih memiliki hak untuk itu." Kyros kemudian membenarkan anak rambut Valenca ke belakang telinga.
"Jika anak ini seorang perempuan?" tanya Valenca memastikan apakah Kyros benar-benar tulus.
"Tidak masalah, dia akan menjadi seorang wanita yang tangguh dan tentu saja sebagai 'The first queen of the Valcke Kingdom' ia akan cantik seperti mu."
Kyros lalu memainkan rambut silver milik Valenca, "Darah Silveryen memang mendarah daging padamu, rambut mu tampak berkilau dan warna nya sangat indah."
"Tapi untuk melakukan penyamaran tentu saja itu sangat sulit, semua orang dapat mengetahui nya." Valenca tersenyum.
Kyros meyakini dirinya sendiri bahwa ia tidak akan lagi melepaskan Valenca.
"Aku mencintaimu itu bukan tanpa alasan, tapi karena kesederhanaanmu yang tiada kutemukan pada orang selain dirimu. Aku selalu dipenuhi dengan rasa suka cita dan kedamaian yang mendalam setiap kali memikirkan fakta bahwa kita akan menghabiskan sisa hidup kita dalam pelukan satu sama lain." entah mengapa Kyros mengalihkan pembicaraan sebab pikirannya benar-benar melalangbuana.
"Kisah kita dahulu memang benar-benar tak akan bisa terlupakan. Namun akan selalu teringat. Meski luka semakin terasa sakit saat mengingatnya --- tetapi ini adalah pilihanku, bertahan bersama mu." Valenca memainkan jari jemari nya.
Kyros memahami perasaan istri nya itu, perbuatan laknat nya dahulu.
"Bisakah kau memeluk ku? Karena aku tidak bisa melakukannya terlebih dahulu." seluruh tubuh Kyros memang masih terasa kaku selain kedua tangan nya.
"Lain kali."
"Your Highness, Princess Valenca. Tolong." Kyros tahu istri nya itu merasa gengsi.
Valenca lalu memeluk Kyros dengan sangat erat. Jika pelukan tersebut bisa bicara, ia akan mengatakan bahwa ada banyak merindukan disana. Kyros pun juga membalas pelukan Valenca.
Seolah tak ingin saling melepaskan kedua nya berpelukan cukup lama. "Hanya sedikit pelukan darimu bisa menghapus sejuta kenangan buruk dari pikiranku." lirih Kyros.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Next?
Jangan lupa vote + komen + share! ❤️
@naura_z_k
KAMU SEDANG MEMBACA
RETROUVAILLES (COMPLETE)
Romance[Sequel of "ECCEDENTESIAST"] GIEDENSERA #1 Cinta adalah suatu misteri yang terselubung sepanjang zaman, mengendap-endap di balik penampilan dan menjadikan hati kita sebagai sarangnya. Pernikahan sukses bukan saat pasangan sempurna bersatu. Tapi saat...