56 : QUIET HUGS

6K 295 1
                                    

Hari ini adalah hari ke tiga puluh, Putra Mahkota bangkit dari tidur nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari ke tiga puluh, Putra Mahkota bangkit dari tidur nya. Kali ini Kyros sedang belajar berjalan karena sudah lama berada di atas ranjang. Kyros berdiri dengan menggunakan alat bernama walker. Walaupun masih tertatih-tatih, sedikit demi sedikit Kyros bisa melakukan nya. Ia dibantu oleh para ahli tentu saja.

Sementara itu tak jauh dari sana --- Valenca, Nicholas, dan Charlotte berada di sebuah gazebo memperhatikan Kyros yang sudah berada di masa pemulihan.

Menikmati secangkir teh keluarga itu sedang bersantai.

"Sangat bagus melihat perkembangannya, putra ku sangat hebat bukan?" Charlotte tak henti-henti nya bersyukur kepada Tuhan.

"Kau berat Charlotte, kurasa Kyros pulih dengan cepat karena Valenca kembali kepadanya. Apa kau pernah mendengar bahwa keterlibatan orang yang kau cintai akan memudahkan segala nya? Itu lah yang dirasakan oleh Kyros." Nicholas melempar senyum ke arah menantu nya itu.

Valenca tersipu malu sambil terkekeh, "Dia memang kuat."

Charlotte tersenyum haru kala melihat perut menantu nya yang semakin lama semakin membesar. Menandakan bahwa kehadiran cucu dari anak pertama nya sebentar lagi akan datang. "Valenca, kau sudah memikirkan siapa kah namanya?" tanya Charlotte.

Valenca ragu menjawab, "Sudah."

Nicholas dan Charlotte saling menoleh.

"Siapa? Apakah sama seperti pemimpin terdahulu?" Nicholas antusias.

Valenca terdiam, Nicholas dan Charlotte peka. Sudah pasti ada nama baru yang akan datang pada kerajaan. Kedua orang itu pun sama sekali tidak masalah.

"Ayah paham! Nama baru bukan?"

Valenca mengangguk, sambil tersenyum ia menjawab, "Ya..."

Charlotte histeris, ia langsung memeluk menantu kesayangannya itu. "Kau sangat manis!"

"Wah, siapa namanya Valenca?" tanya Nicholas yang sebenarnya tidak sabar akan menantikan cucu dari anak pertama nya.

"A---" ucapan Valenca terhenti begitu mendengar suara teriakan Kyros.

Nicholas, Charlotte, dan Valenca langsung bergegas menghampiri Kyros yang terjatuh. Sepertinya Putra Mahkota itu mengalami kejang otot karena masa pemulihan.

"Kyros!" Valenca sakit, sakit melihat Kyros yang berteriak seperti itu.

"Bawa Kyros ke kamar!" Nicholas dan Charlotte ikut terbawa panik.

Kyros langsung dibantu oleh Maester Richard dan orang-orang terpilih pada bidang kesehatan untuk dibawa ke kamar. Memang kenyataannya, Kyros terlalu berusaha keras agar bisa berjalan sempurna.

Di kamar, tubuh Kyros dibaringkan. Ia sedikit meringis kesakitan. "Aku baik-baik saja, sungguh." Kyros merasa malu pada Valenca, jika seperti ini ia menunjukkan bahwa dirinya lemah tidak berdaya. "Aku ingin sendiri."

"Prince Kyros ---" Maester Richard ingin mengecek apakah ada yang salah pada tubuh Kyros.

Kyros langsung memberi titah kepada seluruh orang di ruangan itu untuk pergi ke keluar. "Cepat keluar, aku ingin sendiri." Kyros memalingkan wajah nya.

"Aku Raja mu, tidak sepantasnya kau memberi titah pada ku anak ku... Maester Richard periksa lah anak keras kepala ini." Nicholas menghela nafas lalu menggeleng-gelengkan kepala nya.

Kyros lupa sesaat. "Benar."

Valenca berjalan dan duduk diatas ranjang tepat di sebelah Kyros. "Apa kau baik-baik saja?"

"Kau tidak merasa aku lemah kan?" tanya Kyros yang tadi nya sedang memalingkan wajahnya namun sekarang malah fokus menatap wajah sang istri.

Valenca menggeleng, "Tidak, bukankah sesuatu seperti itu wajar? Menurut ku kau adalah orang yang kuat."

Entah mengapa Kyros merasa lega. Seketika ia tersenyum sumringah. Kyros yang refleks pun langsung memeluk Valenca tanpa memikirkan syaraf nya yang terasa sakit. Valenca pun membulatkan mata terkejut.

"Ya, baiklah. Tampaknya His Royal Highness, Prince Kyros baik-baik saja. Aku permisi Your Majesty." Maester Richard menundukkan kepala hormat untuk Nicholas dan Charlotte.

Nicholas mengiyakan dan Maester Richard bersama para pengawal yang lain meninggalkan ruangan.

Valenca langsung melerai pelukannya lalu melihat reaksi Nicholas dan Charlotte yang terasa sangat canggung. "Father, Mother.." wajah Valenca seketika sedikit memerah, lantaran menahan malu.

"Baik Nicholas, kita keluar saja." Charlotte tersenyum gemas melihat tingkah anak dan menantu nya itu.

"Benar, Valenca tolong saja dia ya." Nicholas bersedekap tangan lalu meninggalkan ruangan diikuti oleh Charlotte.

Valenca menatap sinis Kyros, "Apa yang kau lakukan? Ayah dan ibu melihat nya."

Kyros hanya terkekeh saja, tiba-tiba ia teringat oleh sesuatu yang selama ini juga tidak pernah dibicarakan.

Valenca mengeryitkan alis kebingungan melihat raut wajah Kyros yang seketika berubah. "Ada apa Kyros?" tanya Valenca menjadi khawatir.

"Dimana tangan kanan ku? Sylvan? Aku sudah lama tidak melihat nya." tanya kembali Kyros kepada Valenca.

Valenca diam seribu bahasa, tubuhnya membeku. Ia harus memikirkan jawaban apa yang pantas untuk di bicarakan, sebab Sylvan sudah tiada sejak tragedi itu dimulai. "Dia pergi ke tempat yang lebih damai."

"Damai?" Kyros berpikir apakah Sylvan telah berhenti bekerja bersama nya.

"Ketenangan bukanlah kebebasan dari badai, tetapi kedamaian di tengah badai. Setiap peperangan akan tercatat dalam sejarah. Dan mungkin perjuangan menjaga perdamaian ini akan dilupakan sejarah, tapi itu jauh lebih baik dari sebuah peperangan yang diingat sejarah. Perdamaian adalah kebebasan dalam ketenangan."

"Apa maksudmu Valenca?" Kyros masih belum mengerti, sebab jika otak nya berpikir terlalu keras itu masih terasa sedikit sakit.

"Suatu hari kita akan mengingat betapa beruntungnya kita telah mengenal kesetiaan mereka, dengan keajaiban, bukan kesedihan." Valenca memeluk erat Kyros karena tampaknya sang suami sudah mulai mengerti akan perkataan nya.

Ekspresi Kyros tampak tenang, setenang genangan air. Namun perlahan kedua bola mata nya memerah, menunjukkan bahwa kehilangan memang sesuatu yang sangat menyakitkan.

"Aku bersama mu..." Valenca memeluk sembari mengusap-usap rambut Kyros.

Kyros paham perkataan Valenca bahwa rekan nya sudah tiada. Terkejut, sedih, marah karena tidak bisa melindungi rekan atau para sahabat. Semua nya bercampur menjadi satu --- Kyros menangis di pelukan Valenca saat ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Jangan lupa vote + komen + share!❤️

Maaf kalo jarang update, soalnya author ada banyak makalah + ppt dan tugas-tugas lainnya yang harus diselesaikan karena keburu deadline LMAO😭

@naura_z_k

RETROUVAILLES (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang