Pindah

246 19 428
                                    

Cerita hari ini lumayan panjang, dan menguras emosi. Jadi buat kalian yang punya kesabaran setipis tissue dibelah dua dibagi tujuh, disarankan untuk skip cerita.

Yosfan: "lu mau up langsung dua cerita?"

Enggak, kalo langsung dua stok cerita gw abis.

Yosfan: "yaelah" -_-

Nuri: "kalau begitu, Happy Reading ya guys. Biar gak kebanyakan."

~~~~~~~~~~

Pagi hari di sebuah Mansion besar milik tiga Ultra bangsawan. Labyrinth sedang merapihkan beberapa barang ke dalam kotak kardus, dan mengosongkan semua yang ada di kamarnya. Entah apa yang dia lakukan sampai ingin mengosongkan kamarnya, tapi sepertinya Labyrinth punya rencana. Tapi bukan cuci gudang.

Labyrinth: "Baik! Novel romantis cek, selimut kesayangan cek, boneka, koleksi serangga... Hmm~ apa ada yang aku lupakan? Oh, bunga Peony! Tapi bagaimana cara membawanya?"

Saat Labyrinth sedang sibuk mengecek kembali barang-barang yang sepertinya akan dia bawa ke suatu tempat, tiba-tiba kedua kakaknya nyelonong masuk tanpa memberi salam lebih dulu. Minimal ketuk pintu lah.

Nergal: "Keliatannya kau sibuk, Adik kecil!"

Erra: "Wah~ kau mau kemana sampai membawa barang sebanyak itu?"

Labyrinth yang melihat kakaknya masuk tanpa izin cuma bisa merengut, dia memilih untuk mengabaikan pertanyaan dari kakaknya. Namun karena sikap Labyrinth itu, Nergal yang keliatan nya sekarang sedang dalam mood yang tidak baik menendang salah satu kotak kardus sampai isinya berhamburan.

Labyrinth: "Apa yang kau lakukan?! Semua barang yang sudah aku rapihkan jadi berantakan lagi! Dasar bodoh!"

Nergal: "Heh?! Yang kau panggil bodoh itu siapa, Hah?! Berani sekali kau mengabaikan perkataan kami?!"

Nergal dengan kasar mencengkeram lengan Labyrinth dengan erat. Labyrinth bisa mendengar tulang lengannya yang sepertinya retak karena dicengkeram dengan kasar.

Labyrinth: "Lepaskan aku!! Ini urusan pribadi ku! Jangan ikut campur!"

Labyrinth menarik lengannya yang sudah terluka karena dicengkeram dengan kasar. Nergal melihat itu sedikit kesal, dia menyeringai sambil memegang kepala Labyrinth dengan kasar.

Nergal: "Urusan pribadi ya? Kalau begitu, apa kau ingin aku bantu untuk mengurus semua urusan pribadimu?!"

Nergal menyeringai dengan wajah pemangsa, Labyrinth menatap itu dengan wajah yang ketakutan. Saat Labyrinth berbalik, seluruh barang yang sudah dikemas oleh Labyrinth tiba-tiba sudah terbakar.

Labyrinth yang melihat barang-barang dan peliharaan nya terbakar pun panik. Dia buru-buru bangun dan segera memadamkan api yang membakar semua barang-barangnya, sayangnya api yang membakar barang dan serangga peliharaan nya tidak mudah untuk dipadamkan.

Sementara Labyrinth kesulitan, kedua kakaknya malah tertawa melihat adik kecil mereka yang panik sambil berusaha untuk memadamkan api dengan segala cara.

Erra: "yaampun, kakak~ bukankah itu terlalu berlebihan? Kasihan adik kecil~"

Nergal: "Jangan membuatku menertawai mu, Erra! Sejak kapan Ular sepertimu kasihan dengan adik kecil?!"

Erra: "fufu~ mungkin aku akan kasihan jika aku mati nanti~" ^^

Nergal: "HAHAHA!!! Hei adik kecil! Apa kau sudah selesai dengan api itu?! Butuh bantuan untuk menyelamatkan peliharaan kesayangan mu?"

Erra: "kau bisa gosong jika mendekat ke api~ menjauhlah~" ^^

Nergal dan Erra hanya tersenyum, walau dari perkataan mereka yang seperti ingin memberi bantuan. Nyatanya mereka hanya diam dan menonton, sambil tersenyum melihat Labyrinth yang sedang kesulitan.

Ultraman StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang