Bukan yang terakhir, tapi mari kita anggap begitu. Karena masih ada chap bonus untuk Misi bikin Emosi. Ditunggu saja.
Yosfan: "langsung ke cerita?"
Langsung lah bang, nungguin apalagi anda?
Nuri: "kalau begitu, Happy Reading~"
~~~~~~~~~~~~
Dicerita sebelumnya, Ren yang sedang apes harus terjatuh ke lubang bersama dengan Juan. Selama didalam sisi goa yang dalam dan jauh dari permukaan, Ren harus mengalami sedikit kesulitan berjalan karena kakinya yang terkilir. Ditambah Juan yang gak henti-hentinya mengejek Ren seakan dia lebih hebat dari Ren.
Tapi Ren gak tinggal diam, dia juga membalas ejekan itu sampai Juan hampir menghajarnya. Jika bukan karena sisi lain Ren yang tiba-tiba muncul walau cuma sesaat, mungkin Ren sudah jadi target tinju Juan tadi.
(Kalo penasaran sama sisi lainnya Ren, bisa baca di book nya chellsyDB)
Sekarang Ren yang kakinya terkilir sampai terlihat bengkak, terpaksa duduk dan menunggu di sebuah pohon yang menjadi alasan misi rese ini digagas. Sementara disisi lain...
.
.
.
.Servan: "Hiii!! Apaan itu?!"
Labyrinth: "Itu cuma suara air!! Ini kan goa, jadi wajar jika ada banyak suara-suara disini!"
Servan dan Labyrinth masih sibuk mengikuti sinyal yang diberikan Data-pad milik Ren yang terjatuh. Selama perjalanan, Servan terus saja mengeluh soal suara yang dia dengar di dalam goa. Labyrinth sebenarnya sudah terbiasa dengan sifat itu, asalkan Servan gak terus menariknya karena takut dan bersembunyi dibelakang nya terus.
Servan: "Duh!! Sebenernya sinyal energinya ada dimana sih?! Dari tadi gak ketemu-ketemu!!"
Labyrinth: "Kau ini bisa berhenti mengeluh tidak sih?! Berisik tau!"
Servan: "Gw capek tau, jalan-jalan melulu! Mana banyak banget hal yang bikin takut lagi!"
Labyrinth: "Itu karena lu cemen aja!! Kenapa sih, gw harus terjebak berdua sama lu?!"
Servan: "Takdir!"
Labyrinth dan Servan terus saja berdebat selama perjalanan, mereka gak sadar karena suara mereka yang menggema. Sebuah batuan goa yang berada diatas mereka perlahan mulai putus dan jatuh tepat mengarah ke Labyrinth dan Servan.
Beruntungnya Labyrinth menyadari itu dan sempat menarik Servan menjauh sebelum keduanya terhantam batu tajam yang berasal dari atas goa.
Servan: "Aduh!! Ughh..."
Labyrinth: "Huft... Syukurlah tidak kena..."
Kedua mata Servan mengarah ke bongkahan batu tajam tadi. Saat Servan ingin berterima kasih, wajahnya menatap Labyrinth dengan sedikit rona merah. Sebabnya? Karena posisi mereka saat ini, dimana Labyrinth berada diatas Servan yang berbaring.
Labyrinth yang melihat wajah merona Servan langsung menampar nya dengan keras sampai terlihat bekas merah diwajah Servan.
Servan: "Sakit woi!!"
Labyrinth: "Sadar lu! Lu itu udah punya Liana tau!"
Servan: "Ya abisnya posisi bikin ambigu gitu!"
Labyrinth: "itu mah lu aja yang otaknya travelling! Dahlah! Kita cari sinyalnya lagi!"
Servan: "emang Data-pad nya dimana?"
Seketika Labyrinth dan Servan pun menoleh ke arah bongkahan batuan goa tadi. Terlihat sebuah benda bening berwarna biru terang, tergeletak dengan keadaan hancur disekitaran batuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultraman Story
RandomMenceritakan kehidupan para Ultraman dan Ultrawoman di Tanah Cahaya. Apa saja yang mereka lakukan di tanah penuh kehancuran itu? Book yang aku buat untuk menggantikan book yang pertama, silahkan baca kalau mau. Kalau enggak, yaudah skip. Warning: ...