Sabar guys yang udah ngirim QnA, besok baru aku up. Untuk sekarang kita lihat lanjutan yang kemaren.
Yosfan: "terus Pandora gimana?"
Nanti, jangan buru-buru. Karena aku mau menamatkan Book ini pas Pandora sudah kembali normal.
Nuri: "cepat sekali?"
Iya :v udah, langsung ke cerita.
Nuri: "Happy Reading"
~~~~~~~~~~~
Perjalanan menuju ke timur untuk menemukan kitab suci— eh salah cerita, maksudnya perjalanan menuju ke planet Jungle untuk menemukan energi yang mirip dengan Plasma Spark mengalami sedikit kendala. Bukan karena ada musuh yang berusaha menghentikan mereka, melainkan karena pertengkaran dari dua Ultra.
Juan: "Bisa gak, lu gak usah ikut campur masalah gw?!"
Ren: "Bisa, kalo lu gak deket-deket sama Labyrinth! Udah gw bilang dia itu pacar gw!"
Juan: "Heleh! Gak mungkin My dear Sunshine mau sama lu kalo bukan karena di pelet!"
Ren: "Lu ini bego atau apa sih?! Sejak kapan di Tanah Cahaya ada dukun?!"
Juan: "Adalah! Atau lu yang melakukan pelet secara otodidak ya?!"
Ren: "Lama-lama gw hajar juga nih Ultra" -_-
Sementara dia Ultra yang diatas sibuk berdebat masalah dukun di Tanah Cahaya, dua Ultra lain yang gak ikut-ikutan sedang fokus dengan misi. Walau sesekali salah satu dari mereka penasaran dengan apa yang dilakukan sama Ultra dibelakangnya.
Servan: "untung aja tuh bajingan cuma suka sama beberapa gadis Ultra aja, coba sampe Liana juga. Bisa susah gw"
Labyrinth: "Yang kau maksud itu, Arve kan? Kau dan Liana belum jadi pasangan lalu hubungan kalian itu gak direstui kakak pihak perempuan"
Kata-kata yang diucapkan oleh Labyrinth pun tepat menusuk ke Color Timer milik Servan yang sedang terbang di samping nya. Beberapa menit perdebatan juga kata-kata menusuk, keempat Ultra itu pun sampai di planet Jungle.
Keadaan planet Jungle dimalam hari, kelihatan cukup mencekam, ditambah mereka mendarat tepat di tengah-tengah hutan yang lebat. Memang sesuai dengan namanya, Jungle. Sebuah planet yang hanya ada hutan sejauh mata memandang. Bahkan penduduk lokalnya kelihatan seperti manusia pohon dengan tubuh penuh dahan dan daun.
Oke, kembali ke topik utama. Karena keadaan planet yang kala itu sudah malam, dan juga gelap. Akhirnya salah satu Ultra yang memang punya ketakutan terhadap makhluk yang bisa saja muncul di saat gelap begini, langsung merapat ke Labyrinth.
Labyrinth: "Hiss! Servan! Minggir sana! Lu cemen amat sih?!"
Servan: "Nih tempat serem, Laby... Gw takut..." (╥﹏╥)
Labyrinth: "Yaelah... Lu jadi cowok cemen banget dah! Cepet ming—!!"
Labyrinth agak terkejut saat merasakan kalau tangannya yang satu lagi ditarik oleh seseorang, tepatnya seorang Ultra.
Labyrinth: "uhh... Ren? Apa yang kau lakukan?"
Ren: "maaf... Aku hanya ingin dekat denganmu..."
Labyrinth hanya bisa sweatdrop saat melihat wajah dari Ren yang menyembunyikan ketakutan nya. Ren sebenarnya gak takut kalau ada hantu, yang lebih dia takutkan adalah serangga yang bisa saja tiba-tiba muncul tepat didepan wajahnya.
Akhirnya karena hanya dia satu-satunya Ultra yang bisa meng-handle semua itu, Labyrinth pun mau tidak mau harus jalan duluan didepan. Sementara Juan? Dia ada dibelakang sambil memasang wajah kesel karena gak kebagian tempat untuk dekat dengan Labyrinth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultraman Story
RandomMenceritakan kehidupan para Ultraman dan Ultrawoman di Tanah Cahaya. Apa saja yang mereka lakukan di tanah penuh kehancuran itu? Book yang aku buat untuk menggantikan book yang pertama, silahkan baca kalau mau. Kalau enggak, yaudah skip. Warning: ...