Request 8

507 30 369
                                    

Dapet request lagi guys, tapi ini request malah mirip kayak Dare sih. Tapi gak masalah lah, jadi ini dia request dari sleepy268.

Zero: "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zero: ".... Mebius, aku titip New Gen dan Ultimate Force Zero kepadamu" *menepuk pundak Mebius*

Mebius: ( ╹▽╹ )?

Ginga: "Vic, gw titip salam ke Misuzu ya. Dan tolong jagain dia."

Victory: "gak janji" -_-

Udah lah guys, dari pada kebanyakan bacot langsung aja ke ceritanya. Ini dia

















Di sebuah gedung yang bernama gedung Space Garrison. Salah satu Ultra dengan Slugger di kepalanya sedang menelusuri lorong dengan wajah panik.

Seven: 'semua ini tidak benar... Semua ini tidak benar!!'

Ultra Seven dengan wajah panik dan juga khawatir, berjalan dengan cepat menuju ke salah satu gedung yang tidak jauh dari sana. Gedung itu adalah gedung SCH, tempat dimana semua Ultra dirawat karena cidera. Namun apa yang dilakukan Seven dengan wajah panik seperti itu ke SCH?

Ini berawal dari laporan salah satu bawahan nya yang mengatakan kalau dia menemukan Zero dalam keadaan kritis di SCH. Mendengar itu jelas Seven merasa khawatir, dia gak mau kejadian yang sama terjadi lagi kepadanya dan karena itu sekarang dia buru-buru menuju ke SCH untuk menemui putra nya.

Seven pun sampai di sebuah ruangan, dia membuka pintu ruangan itu dengan wajah yang benar-benar panik.

Didalam ruangan sudah terlihat beberapa medis, Ultra Mother, Ultra Father dan juga Taro bersama anaknya. Sementara Zero? Dia terbaring di sebuah ranjang dan ditutupi oleh kain putih.

Seven yang melihat itu jelas tidak bisa menahan rasa sedihnya. Dia berjalan secara perlahan menuju ke tempat Zero berbaring.

Seven: "Zero... Ini tidak mungkin!? Kau... Kau tidak benar-benar mati kan?! Zero!!"

Seven berusaha mengguncangkan tubuh Zero, namun tidak ada reaksi apa-apa. Seketika Seven kembali teringat memori lama nya, saat dia kehilangan istrinya.

Seven: "kenapa... Kenapa kalian meninggalkan ku secepat ini?!! Zero!!! Hiks... Jangan tinggalkan aku seperti ini... Hiks... Jangan..."

Seven memeluk tubuh Zero yang tidak bergerak sambil menangis. Dia tidak menyangka akan kembali kehilangan orang yang paling dia sayangi untuk kedua kalinya. Namun beberapa menit saat Seven menangis, suara cekikikan pun terdengar dari tubuh Zero yang terbaring.

Zero: "Hahahaha!!! Oyajii lucu sekali!! Ahahaha!!!"

Seketika keadaan yang awalnya sedih pun berubah, para medis, Ultra Mother, Ultra Father bersama Taro dan Taiga berusaha menahan tawa mereka.

Sementara Seven yang merasa dipermainkan, menatap sekitarnya dengan wajah yang jelas marah besar. Para medis bersama dengan Taro dan Taiga pun langsung terdiam, Ultra Father dan Ultra Mother sendiri cuma bisa sweatdrop melihat wajah Seven.

Lalu untuk Zero? Dia masih tertawa karena gak menyadari tatapan Seven yang jelas sudah terarah ke dirinya.

Seven: "Zero..."

Zero yang akhirnya menyadari kalau dia berada dalam bahaya pun, cuma bisa terdiam.

Seven: "Aku menunggumu di ruang belajar nanti."

Yup, semua pun berakhir dengan Zero yang kena hukuman selama setahun dengan mengerjakan soal Sains dan MTK dari sang ayah.

Seven: "Kerjakan semuanya. Jangan ada yang sampai salah."

Zero: *kicep* "Ba-baik Oyajii!"

Kita doakan, semoga Zero tetap tabah menghadapi segala ujian ini.

.
.
.
.
.

Pagi hari di Land of Light, banyak kekacauan yang terjadi di sana. Memang sebenarnya bukan pemandangan yang aneh di planet yang disebut, planet para Ultra ini.

Tapi ada satu yang berbeda, yaitu Leader para New Gen Ginga sedang menyerang dan menghabisi rekan setimnya sendiri. Gak benar-benar dihabisi sih, cuma sekadar di buat gak berdaya saja. Cuma caranya cukup sadis juga untuk seorang Ultra yang terkenal akan suaranya yang menggelegar.

Ginga: *melempar X* "Tch! Membosankan! Apa ini kekuatan yang para Ultra muda banggakan?! Sungguh mengecewakan!"

Blu: "Ughh... Ging!!! Lu sebenernya lagi kenapa sih?!"

Ginga: "hmm? Kenapa ya~? Mungkin karena sekarang gw sadar, kalau tempat gw yang sebenarnya adalah bersama kegelapan. Bersama dengan saudara ku, Lugiel~" *senyum orang jahat* 'gak-gak!! Ini gw lakuin sebatas request! Bukan karena gw itu merasa tempat gw itu bareng si lemper anjir!!'

Seketika Lugiel yang merasa terpanggil pun muncul dibelakang Ginga dan merangkul pundak nya.

Lugiel: "Ahahaha!!! Itu benar saudaraku~ para Ultra muda ini hanyalah para makhluk menyedihkan yang membanggakan kekuatan mereka!!"

Ginga: "sungguh memalukan!" *senyum sinis* 'Njir!! Gw ngomong apa Cok?!!'

Lugiel: "Kalau begitu, kenapa kita tidak habisi saja mereka?!"

Ginga: "Ya~ bukan ide yang buruk" *memegang trisulanya* 'maaf ya guys, gw terpaksa' (╥﹏╥)

Ginga dan Lugiel pun bersama-sama menyerang para New Gen. Kemudian keesokan harinya, Ginga yang mengaku kalau kejadian penyerangan waktu itu cuma bercanda. Menjadi bulan-bulanan para New Gen yang lain yang gak terima udah dipermalukan.

Ginga: "GUYSS!!!! GW MINTA MAAF!!!!" *lari dari temen-temennya*

New Gen: "GAK!!!!" *ngejar Ginga*

Ginga: "AAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!"

~~~~~~~~~~

Ya semoga saja Ginga bisa selamat dari amukan para Ultra.

Dah segitu aja ya guys, aku lagi kedatangan banyak request. Dan aku ingin menyelesaikan semuanya.

Ultraman StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang