Apakah ini nyata?!

1.5K 78 22
                                    

Pagi hari dengan rutinitas biasa, seluruh murid kelas 3E memegang senapan. Aura gelap menyelimuti seluruh kelas. Isogai Yuuma sebagai ketua kelas meneguk ludah kasar dengan keringat menetes di pelipisnya.

Sebuah makhluk dengan tinggi tak wajar, serta tentakel yang melayang-layang di udara masuk. Dengan seringai meremehkan seperti biasa menatap seluruh muridnya. Berdiri tepat di depan kelas penuh percaya diri kali ini tidak akan berhasil namun penuh harap.

"Isogai-kun ayo mulai."

Ujung mata Isogai melihat seisi kelas yang tampak bersiap. Menarik nafas panjang, "Kiritsu."

Siswa-siswi kelas 3E mengangkat senjata mereka dalam posisi siap membidik.

"Rei!"

Bunyi hantaman peluru anti sensei menggema di seluruh kelas tua itu. Kayu yang sudah lapuk dimakan usia membuat bunyi itu kian nyaring. Seperti biasa, Koro-sensei dapat menghindari seluruh serangan. Dia membuka absen untuk mengabsen seluruh muridnya. Memastikan mereka semua masuk Koro-sensei menutup buku absensi, bersamaan dengan peluru yang sudah habis.

Kelas yang sebelumnya rapih dan bersih kini berantakan dengan peluru yang menyebar seisi kelas. Seringai dengan warna berubah menjadi hijau dengan garis-garis menandakan Koro-sensei tengah meremehkan.

Pandangan kekecewaan seperti biasa terpancar di dalam kelas. Artinya kali ini 3 miliar yen belum berpihak pada mereka.

"Kalian sudah melakukan dengan baik, tapi tetap saja itu tidak mampu membunuhku." Tentakel melayang-layang di udara.

Sebagai ketua kelas, Isogai Yuuma harus terus mematik semangat teman kelasnya. Mengepalkan tangan, anak adam berpucuk dua itu menatap teman-temannya, "Masih ada esok hari dan istirahat. Kita masih bisa membunuhnya. Lagipula kelulusan masih lumayan lama."

Sugaya Sousuke seniman kelas 3E yang terjatuh akibat keasyikan merealisasikan imajinasinya di buku angkat bicara, "Semakin sulit semakin mahal bukan? Kalau mudah sudah pasti hadiahnya bukan 3 miliar yen."

Penggila baseball Sugino Tomohito yang terjatuh akibat keasyikan berlatih baseball hingga lupa belajar berkomentar, "Jangan putus asa teman-teman. 3 miliar akan kita dapatkan saat kelulusan."

Api semangat kian membara mereka semua mengangguk setuju. Selanjutnya seluruh murid kelas 3E dihadapi dengan harus membersihkan kekacauan sebelum mulai belajar.

Nagisa menyimak pelajaran dengan serius, dia mencatat materi di dalam buku catatannya. Sesekali dia mencolek Nakamura Rio untuk bertanya hal yang tidak dia ketahui. Tentunya dengan senang hati Nakamura Rio menjelaskan apa yang dia ketahui.

Dari bangku miliknya, Karma menatap pelajaran dengan tidak minat. Dia sudah mempelajari hal itu terlebih dahulu. Bahkan setiap malam dia selalu mempelajari pelajaran esok hari. Merasa penjelasan Koro-sensei seperti alunan musik menidurkan, Karma terlelap dalam mimpinya.

Koro-sensei tahu, salah satu muridnya tertidur—murid jenius namun malas itu tengah tertidur di dalam kelasnya. Entah sudah berapa kali Koro-sensei mendapati anak adam berambut merah itu terlelap. Kecuali saat pelajaran matematika saja anak adam itu akan terbangun dan antusias.

"Karma-kun!! Ini bukan saatnya untuk tidur!"

Merasa tidur indah dengan mimpi indahnya terganggu, mau tidak mau Karma terbangun. Dia melihat seluruh temannya menatap kearahnya. Kecuali satu, sang hawa bersurai biru muda dengan ikat dua teman masa kecilnya. Siapa lagi kalau bukan Shiota Nagisa? Gadis yang selalu dia usili namun tetap ingin berteman dengannya. Gadis yang selalu memasukkan namanya tiap kali ada kerja kelompok. Ya meskipun semenjak dari Kyoto tempo hari gadis itu menjaga jarak dengannya. Atau hanya perasaan Karma saja?

Assain Vs HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang