Chapter 65 - Kekacauan

67 5 0
                                    

Setelah hampir 2 jam perjalanan, akhirnya Daniel cs tiba di kediaman mereka. Belum sampai Daniel duduk di sofa ruang tengah, terdengar ponsel berdering milik Steven.

Steven melihat ponselnya dan sedikit tak percaya melihatnya. "Ben?"

"Angkat dan loudspeaker!" Perintah Daniel.

Steven mengangguk lalu segera menggeser tombol hijau itu.

"Halo!"

"Kak Steven! Al kak.. Al.."

Suara panik Ben membuat Steven, Daniel, dan juga Terry mengernyitkan keningnya.

"Ada apa dengan Al? Dia ada bersamamu bukan?" Steven berusaha bersikap tenang walau jantungnya berdetak lebih cepat.

"Gaada.. dia tiba-tiba gaada kak."

"Apa maksud lo, Ben!?"

"Al diculik. Tolong bantu cari kak, gue khawatir. Gue—"

"Sekarang lo pulang ke rumah! Gue sama Kak Daniel bakal cari Alyssa." Kata Steven berusaha tegas dikala rasa panik yang mulai menyerangnya.

"I-iya kak."

Setelah panggilan terputus. Suara pecahan kaca terdengar keras membuat semua orang yang berada disana terdiam. Daniel memecahkan meja kaca disampingnya sehingga tangannya berlumuran darah.

"Kak, tangan lo," Terry khawatir dengan keadaan Daniel.

"Hubungi tim Alpha segera! Turunkan semua anggota untuk mencari keberadaan Alyssa sekarang!" Titah Daniel tanpa bantahan.

Terry langsung bergerak cepat memenuhi perintah Daniel, begitu pula dengan Steven. Mereka tak ada yang mempersalahkan luka di tangan Daniel karena mengerti dengan situasi saat ini, Alyssa adalah prioritas utama mereka.

"Ben, lo bener-bener bikin semuanya jadi rumit." Gumam Daniel geram.

***

Setengah jam telah berlalu, semua orang disana sangat sibuk. Semuanya mengerjakan bagian masing-masing untuk mencari keberadaan satu-satunya putri di keluarga Obelia itu.

Daniel, sebagai kepala keluarga tengah duduk di kursi kebesarannya. Di ruang kerja Daniel, ada Terry yang sibuk dengan laptopnya dan Steven yang sibuk menelepon para ketua tim pencari.

Pintu diketuk dari luar dan terlihat Ale-ketua tim Alpha- masuk dengan raut wajah yang begitu tegang.

"Ada informasi?" Tanya Daniel to the point.

"Iya tuan." Ale berdiri tegak sambil menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat. Lalu menyerahkan sebuah tablet kepada Daniel.

"Kami mendapatkan salah satu rekaman dari restoran yang didatangi oleh nona dan tuan muda tadi. Setelah kita telusuri, kita sudah mendapatkan informasi siapa yang menculik nona—"

"Siapa b*jingan itu!?"

Ale menarik napasnya panjang seperti mempersiapkan mental untuk mengatakan siapa pelaku dibalik ini semua.

"Dia— musuh tuan. Tuan Zayn."

Setelah mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Ale. Daniel mengepalkan tangannya erat, urat di tangannya terlihat, dan wajahnya menjadi merah padam. Belum sempat mengucapkan sepatah kata, ponsel milik Daniel bergetar dan tertera nama 'Theo' disana. Tanpa pikir panjang, Daniel pun menerima panggilan itu.

"Ada apa?"

"Tuan, ada masalah besar di perusahaan—"

Daniel mengernyitkan dahi kala mendengar kalimat yang diucapkan oleh Theo. Jantungnya yang sedari tadi sudah berdetak cepat, kini bertambah dengan perasaan was-was menghampirinya.

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang