4. Teman Kos

70.9K 5.9K 269
                                    

Askar menatap rumah di depannya, rumah yang akan menjadi tempat kosnya.

Kosan Askar memang berbentuk rumah, bukan yang per kamar. Ibu kos bilang rumah itu ada 6 kamar, 5 kamar lainnya sudah terisi. Itu berarti sudah ada 5 penghuni lain.

Askar membuka pagar besi, dan masuk ke halaman rumah. Ibu kos bilang, dia sudah memberitau penghuni kos lain kalau akan ada penghuni baru. Jadi seharusnya mereka tidak akan kaget dengan kedatangan Askar.

Askar menggeret kopernya. Begitu sampai di depan pintu, Askar hendak mengetuk pintu, tapi pintu lebih dulu terbuka.

Seorang remaja laki-laki seusia Askar terlihat kaget karena tiba-tiba ada manusia di depannya.

"SAMMAELLLLL! KE SINI LO BADJINGAN!"

Pemuda di depan Askar langsung panik begitu mendengar teriakan dari dalam rumah. Dia lalu berlindung di balik tubuh Askar. Askar tentu saja kaget, dia baru datang tapi sudah disuguhi hal seperti ini.

Disaat Askar sedang kebingungan, tiba-tiba... sebuah teflon melayang ke kepalanya.

Dugh

Dan detik berikutnya kegelapan langsung menghampiri Askar.

😇

Askar mengerjap-ngerjapkan matanya, dia menatap kanan kirinya, rupanya dia ada di sebuah kamar.

Askar lalu mendudukkan dirinya, "Shhhh." Askar memegang kepalanya yang terasa sakit.

Cklek

Pintu kamar terbuka. Askar menoleh, seorang remaja lelaki memasuki kamar itu. Remaja itu terlihat terkejut melihat Askar yang sudah bangun, "WOYYYY ORANGNYA UDAH BANGUN!"

Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang cukup banyak. Lalu munculah beberapa remaja lelaki lainnya, jumlah mereka ada 5. Ke lima remaja itu memasuki kamar Askar.

Seorang dari mereka duduk di ujung ranjang Askar, "Ada yang sakit?"

Askar menganggukkan kepalanya, dia lalu memegang kepalanya, "Ini sakit."

Para remaja itu refleks menoleh ke satu orang yang berdiri paling belakang. Orang itu meringis mendapat tatapan tajam dari 4 orang lainnya, dia berjalan mendekat ke arah Askar, lalu membungkukkan badannya, "M-Maaf... Gue gak bermaksud buat lempar teflon itu ke kepala lo. Itu salah sasaran..."

Askar terkekeh mendengar itu, dia lalu menganggukkan kepalanya, "Iya gapapa kok. Yang penting kepalanya gak sampai bocor."

"Kamu penghuni baru di kosan ini kan?" Remaja yang duduk di sebelah Askar bertanya.

Askar menganggukkan kepalanya, "Iya. Apa ini kamarku?"

Remaja itu menganggukkan kepalanya, "Iya ini kamar kamu. Maaf ya, baru datang udah langsung kena masalah."

Askar kembali terkekeh. Remaja itu mengulurkan tangannya, "Namaku Arsenna."

Askar menerima uluran tangan itu, "Aku Askara, panggil Askar aja."

Arsenna menoleh ke penghuni kos lain, "Kalian juga mending kenalkan diri."

"Gue Kaisar." Ini orang yang melempar teflon ke kepala Askar.

"Gue Sammael. Dan maaf ya, gara-gara gue juga lo kena lemparan teflon." Itu orang yang sebelumnya sembunyi di balik badan Askar saat pertama kali datang. Sepertinya, lemparan teflon Kaisar seharusnya mengenai orang itu.

"Gue Avalle." Dia yang tadi membuka pintu kamar Askar. Avalle memiliki muka yang cukup cantik untuk ukuran laki-laki. Rambutnya agak panjang, ya sampai menutupi telinganya. Dia memakai jepit rambut di atas telinga kirinya. Matanya agak sayu, seperti orang mengantuk.

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang