50. Pindah

26.3K 2.7K 40
                                    

"Semuanya udah siap, yang?" Arsenna bertanya pada Askar yang sedang membereskan barang-barang mereka.

Keduanya berencana untuk pergi liburan berdua, karena sekolah juga sudah memasuki musim libur. Mereka akan liburan ke seberang benua.

"Udah. Tinggal berangkat aja besok." Askar memindahkan koper berisi perlengkapan mereka ke pinggir lemari.

Arsenna tersenyum dan memeluk Askar dari belakang, "Senangnyaaa bisa bulan madu berdua." Arsenna mengecupi pipi Askar.

Askar mendengus kesal, "Bulan madu apanya? Nikah juga belum."

"Kamu mau kita cepat-cepat nikah? Kalau mau, ayok kita nikah sekarang."

Askar menyikut perut Arsenna dan terkekeh, "Sembarangan. Tunggu lulus sekolah dulu."

Arsenna ikut terkekeh dan kembali memeluk Askar dari belakang, "Padahal aku udah siap banget buat nikahin kamu kapan aja."

Askar menoleh dan memegang wajah Arsenna, "Kalau kita nikah nanti. Pokoknya kamu harus siap buat nafkahi aku secara penuh. Aku gamau kerja, atau apapun itu. Aku cuma mau leha-leha. Jadi, kamu harus siap memenuhi semua kebutuhanku."

Arsenna langsung tertawa mendengar itu, "Tentu saja, sayang. Aku juga gak berniat kasih kamu izin buat kerja..."

Arsenna memegang wajah Askar, dan membuat Askar mendongak menatapnya, "Aku gamau ada orang lain yang melihat wajah istriku nanti."

Askar mengernyit mendengar itu, "Jadi maksudnya kamu gamau kenalin aku sebagai istrimu gitu?"

"Bukan gitu sayanggggg. Tentu aku bakal kenalin kamu ke seluruh dunia sebagai istriku, agar dunia tau aku adalah manusia paling beruntung yang bisa dapatin kamu. Maksudku, aku gamau kalau kamu kerja nanti, orang-orang di luaran sana akan semakin bebas buat melihat istriku ini. Aku gabisa terima membayangkan mereka melihat kamu dengan tatapan penuh minat. Karena kamu cuma punyanya aku."

Askar mendengus dan tersenyum, "Lebayyy."

"Kalau sama kamu, aku rela jadi lebay tiap hari." Arsenna membenamkan wajahnya ke ceruk leher Askar.

😇

Arvie menghela napas berat memasuki gedung sekolahnya. Dia akan mengurus kepindahannya ke sekolah Askar.

Sekolah Arvie memang belum memasuki musim libur, tapi para murid sudah bebas dari pelajaran. Jadi mereka ke sekolah paling hanya untuk absen.

Untuk urusan Allen, Arvie sudah membuat alasan kalau Allen sedang down setelah kematian ayah mereka. Arvie juga akan mengurus kepindahan Allen, walau sebenarnya Arvie akan memutus sekolahnya Allen. Karena dengan kondisi Allen sekarang, tidak mungkin dia tetap sekolah.

Orang-orang memang tau kabar kematiannya Dominic, tapi mereka taunya Dominic meninggal karena sakit yang sudah sangat parah. Arvie juga membuat berita kematian palsu Aleyya. Arvie membuat scenario kalau Aleyya juga meninggal karena sakit, kondisi Aleyya tambah buruk setelah Dominic meninggal. Arvie bahkan sampai membuat acara pemakaman palsu. Arvie melakukan itu karena toh Aleyya memang akan meninggal dalam waktu dekat.

Lalu untuk Anka, Arvie membuat alasan kalau Anka pergi ke luar negeri untuk mengurus bisnis di sana. Juga untuk menyembuhkan diri dari trauma kehilangan.

Saat Arvie memasuki gedung sekolah, beberapa anak menatap Arvie dengan tatapan kasihan. Arvie sendiri tidak peduli dengan itu, dia hanya ingin menyelesaikan urusan pindahannya dan pergi.

"Arvie!"

Arvie menoleh mendengar namanya dipanggil, Keannu.

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang