"Beliau baik-baik saja. Hanya terlalu kelelahan, karena itu beliau sampai demam." Seorang dokter memberitahukan kondisi Askar pada anggota keluarga Nirvallen yang tengah berkumpul.
Askar memang langsung jatuh sakit begitu pulang dari liburan. Awalnya keluarga Nirvallen menuduh Arsenna sebagai pelaku yang membuat Askar sakit, mereka berpikir kalau Arsenna terlalu kasar dalam 'bermain'.
Arsenna dan Askar memang rutin melakukan 'itu' selama 4 hari mereka di sana. Tapi Arsenna gak main kasar kok, malah Askarnya yang jadi super binal selama melakukan kegiatan ranjang.
"Kalau demamnya tidak kunjung turun, atau terjadi hal-hal seperti kejang. Sebaiknya kalian bawa beliau ke rumah sakit saja, agar mendapat perawatan yang lebih intensif. Kalau begitu, saya permisi dulu." Dokter itu membungkukkan badannya dan berlalu dari sana.
"Bayiku sakit..." Ivona yang duduk di tepi ranjang menatap sendu Askar, dia memijat kening Askar.
Erina yang juga duduk di tepi ranjang lalu memijat kaki Askar, "Cepat sembuh sayang."
"Sebaiknya kita keluar dulu. Biarkan Askar beristirahat."
Semua keluarga Nirvallen menganggukkan kepalanya, dan mengikuti perkataan Caleb, mereka semua keluar dari kamar setelah mengecup dahi Askar.
😇
Arvie menatap Aleyya dengan tatapan datar. Aleyya sendiri menatap Arvie dengan tatapan penuh kebencian.
Arvie menyunggingkan senyumnya, bahkan dengan keadaan tidak berdaya, Aleyya masih saja bersikap angkuh seperti itu.
Cklek
Pintu ruang hukuman terbuka. Savian.
"Semuanya sudah siap?" Arvie bertanya pada Savian.
Savianpun menganggukkan kepalanya, "Ya. Kita bisa segera membuang dia."
"Apa yang ingin kalian lakukan?" Aleyya bertanya dengan nada bergetar. Apalagi yang ingin mereka lakukan padanya?
Arvie mengeluarkan sebuah suntikan dari balik jasnya, dia lalu mendekat ke arah Aleyya, "Kamu akan segera tau." Arviepun menyuntikan cairan itu ke leher Aleyya.
Aleyyapun jatuh tidak sadarkan diri, beberapa orang lalu memasuki ruangan.
"Bereskan dia, kirim dia ke tempat yang sudah kita rencanakan. Oh ya sebelum itu, potong dulu salah satu kakinya." Arvie memberikan perintah pada bawahannya.
Setelah itu Arvie dan Savianpun berlalu dari sana. Savian memegang lengannya, dia merasa merinding dengan Arvie yang sekarang.
Arvie dan Savian lanjut menuju ruangan tempat Anka di hukum. Begitu masuk ke dalam ruangan, mereka dapat melihat Anka yang tengah menatap lukisan Clara di hadapannya.
Arvie mengulurkan tangannya pada Savian, Savian lalu memberikan sebuah kunci pada Arvie. Setelah mendapatkan kunci itu, Arvie berjalan menuju Anka.
"Mereka bilang kamu sudah mulai mau makan ya?" Arvie bertanya sebagai basa-basi. Dia lalu melepaskan rantai yang mengikat kaki Anka, juga borgol yang menahan tangannya.
Anka tidak menjawab pertanyaan Arvie. Kondisi Anka memang perlahan membaik, dia sudah mulai mau makan lagi. Dia juga sudah tidak ketakutan saat melihat lukisan Clara. Anka justru menyukai lukisan-lukisan itu, karena rasanya dia seperti melihat Clara yang hidup kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Askara : Peace (END)
Teen Fiction⚠️ Ini cerita BL Askar Riendra. Seorang pemuda workaholic, yang mati karena terlalu lelah bekerja. Bukannya ke alam baka, dia malah terbangun ditubuh Askar lainnya. Askara Allaver. Remaja yang menjalani hidup yang berat. Askara asli mati karena jat...