39. Who?

38.4K 3.6K 83
                                        

"Kaisar benar, di sini benar-benar dingin." Askar memeluk dirinya sendiri.

Arsenna terkekeh dan meraih pinggang Askar, "Kita cari makan yang berkuah ya, biar hangat."

Askar dan Arsenna saat ini sedang jalan-jalan keluar villa. Mereka jalan-jalan ke pusat kota.

Suasana malam hari di Morpo benar-benar dingin. Sebenarnya saat sore juga sudah dingin, tapi malam hari dinginnya bertambah.

Rasanya seperti sudah memasuki musim salju, padahal masih 1 bulan lagi menuju musim salju.

Suasana malam hari di Morpo cukup ramai, Askar agak kaget dengan itu. Tadi siang sepertinya suasana kota tidak seramai ini, mungkin karena orang-orangnya pergi bekerja?

"Kita coba makan di sana yuk? Kayaknya enak, rame gitu pengunjungnya." Arsenna menunjuk sebuah restoran.

Askar menganggukkan kepalanya, "Boleh, ayok."

Keduanya lalu memasuki restoran. Benar saja, restoran itu sangat ramai, tapi masih ada meja kosong di sana. Arsenna dan Askar berjalan menuju meja yang ada di pojokkan, tepat di samping kaca besar yang memperlihatkan suasana di luar resto.

Tidak lama kemudian seorang pelayan resto datang menghampiri mereka, "Silakan tuan-tuan ini daftar menunya."

Askar membaca daftar menunya dengan seksama, kebanyakan makanannya adalah makanan berkuah hangat.

"Kamu mau pesan apa, yang?" Arsenna bertanya sembari membaca menu.

"Aku pesan bakso ajadeh, sama jus alpukat."

Kebiasaan Askar, jika dia pergi ke tempat makan, dan menu yang tersedia terlalu banyak, Askar akan bingung dan berakhir memesan makanan yang paling familiar.

Arsenna menganggukkan kepalanya, "Pesan bakso 2 mangkok, jus alpukat 2."

Pelayan itu mencatat pesanan Askar dan Arsenna, lalu berlalu dari sana.

Askar menakup wajahnya dengan satu tangan di atas meja, dan melihat ke arah luar jendela yang tepat di belakang Arsenna, "Perasaan tadi siang gak se ramai ini."

Arsenna tersenyum dan mengelus pipi Askar, "Kan pada kerja. Selain itu, kebanyakan orang sini kerja di perkebunan dan peternakan yang ada di desa di pinggiran kota. Jadi ramenya malam-malam, karena mereka baru pulang."

Askar menganggukkan kepalanya mengerti.

"Oh ya, Arvie bilang besok dia ke sini."

Askar langsung tersenyum sumringah mendengar itu, "Benarkah?!"

"Iya, katanya ada informasi penting. Dia baru dapat info itu dari ayahnya."

Askar terkejut mendengar itu, tapi kemudian dia tersenyum lembut, "Hoo... Sepertinya adikku benar-benar hebat dalam mencari informasi. Aku harap dia baik-baik saja... Bagaimanapun yang saat ini dia hadapi adalah orangtua yang dia sayangi."

Askar merasa khawatir pada Arvie. Arvie berusaha untuk membongkar kebusukan orangtuanya sendiri, orangtua yang sangat dia sayangi. Meski Arvie terlihat tegar, Askar yakin Arvie pasti merasa sangat hancur. Ah... Adiknya begitu malang.

Arsenna ikut tersenyum, dalam hati dia merasa kasihan pada Askar. Kasihan karena Askar sepertinya berpikir kalau Arvie masihlah Arvie yang dia kenal. Arvie yang imut, dan lemah.

Mereka berdua kembali berbincang ringan. Sampai tidak lama kemudian makanan mereka datang.

"Oh ya ngomong-ngomong, aku kaget banget waktu denger Arkanna mau tunangan. Ternyata dia udah punya pacar toh." Askar menyeruput kuah baksonya, dia tersenyum merasakan rasa kuah yang enak, Askar lalu menambahkan sambal ke baksonya.

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang