8. Hadiah

74.4K 6.9K 468
                                        

"Senna... Kenyangggg." Askar mencoba menjauhkan diri dari sendok di depannya.

Sedari tadi Arsenna terus menyuapinya dengan berbagai macam makanan, sampai rasanya perut Askar akan meledak.

Arsenna menghela napas berat, sepertinya memang sudah tidak bisa dipaksa lagi. Arsenna terkekeh melihat perut Askar yang membuncit, dia lalu menguyel-uyel perut Askar, "Kayak orang hamil."

Askar langsung langsung menjulingkan matanya, siapa coba yang terus menyuapinya makanan.

Askar menunduk untuk melihat perutnya, "Semua ini juga gara-gara lo, gue jadi buncit gini."

Tiba-tiba saja sebuah tangan mencengkram dagu Askar, dan memaksa wajahnya untuk mendongak. Askar dan Arsenna lalu bertatapan, Arsenna tersenyum, tapi dari matanya terlihat jelas kalau dia sedang marah, "Coba ulangi."

Askar merapatkan mulutnya, sial... Dia keceplosan.

"Itu... Aku... Gak sengaja."

Askar sudah di rawat di rumah sakit selama 5 hari. Dan selama ini juga Arsennalah yang terus berada disisinya, Arsenna baru akan meninggalkan Askar kalau dia mau mandi.

Karena Askar terus bersama Arsenna, dia jadi mempelajari beberapa hal soal Arsenna.

Pertama, Arsenna itu tidak suka jika Askar menggunakan bahasa gaul. Entah apa alasannya. Askar awalnya tidak terlalu menanggapi hal itu dengan serius, mengingat selama ini image Arsenna dimatanya itu sebagai orang yang lemah lembut, jadi tidak mungkin Arsenna akan marah hanya karena bahasa. Karena hal itu Askar mengabaikan perkataan Arsenna dan terus menggunakan bahasa gaul.

Tapi, 2 hari lalu, saat Askar terus menggunakan bahasa gaul, Arsenna yang saat itu sedang memotong buah, tiba-tiba saja mengarahkan pisau ke mulut Askar sambil menahan mulut Askar untuk tetap terbuka.

Arsenna mengancam akan memotong lidah Askar jika dirinya terus menggunakan bahasa gaul. Askar pikir Arsenna hanya bercanda, tapi dari tatapannya sepertinya Arsenna sangat serius dengan ucapannya.

Kedua, Arsenna bukan orang yang lemah lembut. Sebenarnya Askar berpikir seperti ini juga arena kejadian di pisau itu. Askar percaya kalau Arsenna itu baik, tapi... Sepertinya ada sisi Arsenna yang tidak Askar ketahui.

Ketiga, sepertinya Arsenna bukan orang 'biasa'. Askar memang baru menyadarinya belakangan ini. Askar baru ngeh kalau cara Arsenna makan, berjalan, berbicara, semua itu sangat tertata. Seperti... Seorang bangsawan.

Askar bisa tau, tentu karena dikehidupan sebelumnya dia sudah sangat sering berhadapan dengan orang-orang 'besar', Askar jadi bisa mengenali ciri-ciri mereka.

Sebelumnya Askar memang tidak menyadarinya, tentu saja karena mereka baru saling mengenal. Tapi semakin sini Askar semakin yakin dengan hal itu. Apalagi saat Arsenna marah, dia mengeluarkan aura yang benar-benar menekan.

Askar awalnya agak khawatir kalau Arsenna benar-benar orang penting, dia tidak mau berurusan dengan orang-orang seperti itu, karena dikehidupan kali ini dia benar-benar ingin hidup damai.

Tapi jika dipikirkan lagi, mungkin itu juga bisa jadi keuntungan baginya. Jika Askar bisa mengambil hati Arsenna dan menjadi sahabat dekatnya, Askar bisa memanfaatkan Arsenna untuk jadi 'tameng'nya dalam menghadapi Anka. Karena dengan kondisinya sekarang yang tidak punya apa-apa dan siapa-siapa, dia pasti akan mudah dihabisi oleh Anka.

Jadi untuk sekarang, Askar memutuskan untuk memanfaatkan keberadaan Arsenna. Jika kondisinya sudah aman, barulah dia akan melepaskan Arsenna dan menjalani kehidupannya sendiri.

"Jangan diulangi." Arsenna mengelus bibir bawah Askar dengan lembut.

"Iya... Maaf..." Askar menundukkan kepalanya.

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang