Arsenna mengelus lembut kepala Askar yang tiduran di pahanya. Mereka berdua sedang berada di taman bunga belakang kost, menikmati suasana sore hari.
"Senna, besok aku mau coba lamar kerja ya?" Askar bertanya tanpa membuka matanya.
Askar memang tidak jadi bekerja di cafe Avalle, tentu saja alasannya karena saat dia sakit 1 minggu Avalle sudah mendapatkan pekerja lain. Tidak mungkin Avalle menunggu Askar sembuh dulu, bisa-bisa cafenya keburu bangkrut.
Arsenna terdiam mendengar pertanyaan Askar. Dia sebenarnya tidak mau Askar bekerja, tapi Arsenna juga tidak bisa terlalu bertindak semena-mena yang bisa membuat Askar tidak nyaman di dekatnya.
"Hm... Aku ada kenalansih, mungkin nanti aku coba tanya dia, apa ditempatnya ada lowongan pekerjaan atau tidak."
Bohong, Arsenna hanya sedang merencanakan rencana lain.
Askar membuka matanya, dan menatap Arsenna dengan berbinar, "Oh ya? Memang kerja apa?"
Arsenna tersenyum lembut melihat antusiasme Askar, "Menjaga toko bunga?"
"Hooo... Aku mau!" Askar cukup berpengalaman dalam merawat bunga.
Dikehidupan sebelumnya, dia juga pernah menjadi penjaga toko bunga. Askar juga sangat menyukai bunga, karena bagi Askar mencium aroma bunga yang wangi menjadi salah satu terapi penghilang stress.
Dulu, Askar juga mengisi taman belakang mansionnya dengan bunga-bunga. Jadi, setiap Askar lelah dan stress karena kerjaan, dia akan pergi ke taman belakang mansion, menghirup aroma bunga, dan stressnyapun akan hilang.
Arsenna kembali terkekeh, "Apa kamu menyukai bunga?"
"Sangat suka! Aku suka bunga, sangat sangat suka bunga!"
Arsenna kembali tersenyum, sepertinya dia tau apa yang harus dia lakukan kedepannya.
"Baiklah, nanti aku akan menghubungi kenalanku itu."
Askar kembali menutup matanya, menikmati elusan lembut Arsenna pada kepalanya. Askar benar-benar suka saat Arsenna mengelusnya seperti itu, lembut dan menenangkan itulah yang dia rasakan.
Ngomong-ngomong, beberapa hari sudah berlalu semenjak kejadian di kantin sekolah. Askar sangat kaget begitu mendengar kalau orang yang membullynya itu meninggal dunia dengan cara yang tragis.
Polisi bilang kemungkinan terbesar dia meninggal dibunuh, tapi sampai saat ini membunuhnya tidak kunjung ditangkap.
Askar curiga orang itu dibunuh oleh psikopat. Bagaimana tidak, tubuhnya benar-benar hancur sampai nyaris tidak dikenali. Yang paling menyeramkan itu tangannya yang dipotong-potong. Askar merinding begitu mendengar hal itu.
Tangan Askar sendiri langsung diobati oleh dokter profesional, sehingga tangannya bisa pulih dengan cepat. Bahkan teman-temannya memanggil dokter dari luar negeri.
Askar semakin yakin kalau teman kosnya berasil dari keluarga yang bukan hanya sekedar kaya. Askar penasaran mereka itu dari keluarga mana, tapi Askar memilih untuk tidak mencari tau, biarlah seiiring berjalannya waktu dia pasti tau dengan sendirinya. Tapi tentu tidak jadi, karena tangannya juga sudah diobati.
Avalle, yang menonton Askar dan Arsenna dari kejauhan menggelengkan kepalanya, "Baru kali ini gue melihat seekor kelinci bisa nyaman berada di dekat serigala." Avalle lalu berlalu masuk kembali kedalam kost.
"Senna..."
"Hm?"
"Menurutmu aku mending masuk ekskul apa?" Askar membuka matanya, dan dia langsung bertatapan dengan Arsenna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Askara : Peace (END)
Teen Fiction⚠️ Ini cerita BL Askar Riendra. Seorang pemuda workaholic, yang mati karena terlalu lelah bekerja. Bukannya ke alam baka, dia malah terbangun ditubuh Askar lainnya. Askara Allaver. Remaja yang menjalani hidup yang berat. Askara asli mati karena jat...