34. I know...

36.3K 3.4K 23
                                    

Kalau ada typo tolong tandai ya, aku gak cek ulang mau bobok soalnya.

😇

Askar mengetuk-ngetuk jarinya pada meja kaca yang ada di balkon kamarnya.

Askar saat ini tengah merenung di balkon kamarnya. Dia menakup wajah dengan sebelah tangannya, dan sebelah tangannya yang lain mengetuk-ngetuk meja.

Askar merenungkan ucapan Arvie tadi. Arvie mengungkapkan sebuah fakta yang benar-benar mengejutkan, dan tidak pernah dipikirkan oleh Askar.

Askara... Benar-benar anggota keluarga Allaver, bukan semata-mata anak angkat saja.

Arvie mengatakan, dia beberapa waktu belakangan mencoba untuk mencari asal usul Askara. Arvie curiga karena melihat wajah Askara yang mirip dengan Dominic. Jika memang Askara anak angkat, kenapa dia bisa begitu mirip dengan Dominic?

Arvie lalu berusaha mencari semua informasi. Dan dia mendapatkan hal yang lebih mengejutkan.

Arvie mengetahui kalau ternyata ibunya, Aleyya, bukanlah istri pertama ayahnya. Ada wanita lain yang menjadi istri pertama ayahnya, dan dia adalah ibu dari Askara.

Tapi, Arvie menemukan sebuah kejanggalan. Yaitu, beberapa waktu setelah kelahiran Anka, untuk alasan yang tidak diketahui, keluarga Allaver mengasingkan ibu dari Askara ke sebuah pedesaan kecil diperbatasan negara.

Beberapa tahun setelahnya, ibu Askara melahirkan Askara. Tapi, 3 minggu setelahnya, dia meninggal untuk alasan yang juga tidak diketahui.

Yang pasti, ibu Askara bukan meninggal karena melahirkan. Karena berdasarkan keterangan dari dokter yang membantu kelahiran Askara, ibu Askara melahirkan dalam keadaan sehat, bahkan setelah melahirkanpun dia masih baik-baik saja.

Mendengar hal itu Askar seketika merasakan kesedihan, dia sadar ada yang tidak beres atas kematian ibu kandung Askara.

Awalnya, Askar tidak ingin tau menahu soal masalalu Askara. Karena Askara memintanya untuk menjalani hidup sebagai dirinya sendiri, Askar pikir dia tidak perlu ikut campur pada apapun yang berkaitan dengan Askara.

Tapi setelah mendengar penjelasan Arvie. Askar seketika berubah pikiran. Dia ingin mengetahui semuanya, semua yang berkaitan dengan Askara.

Disaat Askar tengah sibuk melamun, tiba-tiba sebuah selimut tersampir di bahunya.

Askar tersentak lalu berbalik melihat siapa yang memakaikannya selimut, Arsenna.

Arsenna tersenyum, lalu duduk di kursi sebelah Askar, "Ada apa?" Arsenna mengelus pipi Askar, dia tau Askar sedang banyak pikiran terlihat dari raut wajahnya.

Askar menoleh dan menatap Arsenna. Dia lalu terpikirkan sesuatu. Jika itu Nirvallen, mungkin akan mudah untuk mereka mencaritau informasi soal ibu Askara.

Tapi, Askar juga kepikiran hal lain. Yaitu soal identitas dirinya yang sebenarnya. Askar terpikirkan untuk jujur pada Arsenna, tapi apa Arsenna akan percaya? Dan yang lebih penting, jika Arsenna percaya, apa dia akan tetap menerima Askar?

"Aku mau jujur sesuatu sama kamu." Askar menatap Arsenna dengan tatapan dalam.

Arsenna tersenyum lembut, "Tentu. Aku akan dengar apapun itu."

Askar lalu menundukkan kepalanya, entah mengapa dia tiba-tiba merasa takut, takut kalau Arsenna tidak akan menerima Askar setelah mengetahui kebenarannya.

"Aku... Aku sebenarnya bukan Askara." Askar berkata dengan lirih.

Terjadi keheningan diantara mereka. Askar tetap menundukkan kepalanya, dia meremat jarinya karena gugup. Askar lalu mengigit bibir bawahnya.

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang