Askar berjalan dengan santai di belakang Caleb. Meskipun wajahnya terlihat tenang, jantung Askar sebenarnya sudah dag dig dug ser.
Bagaimana tidak, Caleb mengajaknya untuk menghadiri rapat perusahaan. Mana badan Askar masih sakit gara-gara kegiatannya tadi pagi dengan Arsenna.
Wajah Askar kembali memerah mengingat apa yang sudah dia lakukan dengan Arsenna. Askar heran, kenapa tadi dia pasrah-pasrah saja ya? Kenapa Askar tidak mengamuk dan menghentikan Arsenna?
Hari sudah sore, rapat memang diadakan di sore hari. Beruntungnya, Askar tadi sempat tidur lagi setelah melakukan itu, jadi dia tidak lemas-lemas amat.
Pintu ruang rapat di buka oleh seorang pengawal. Terlihat beberapa orang sudah menunggu mereka, orang-orang itu berdiri dan membungkukkan badan.
Caleb duduk di ujung meja, dia lalu memberi isyarat pada Askar untuk duduk di sampingnya, Askarpun menurut.
Beberapa orang menatap Askar dengan heran. Mereka tau kalau Askar akan menjadi menantu Nirvallen, tapi kenapa dia sampai menghadiri rapat perusahaan?
"Ekhem." Caleb berdehem pelan, semua orang langsung menatap Caleb.
"Baiklah, ayok kita mulai rapat hari ini."
Seorang pengawal memberikan beberapa kertas pada Askar. Kertas-kertas yang berisi materi rapat hari itu. Askar membaca kertas itu, sembari mendengarkan penjelasan Caleb.
Setelah Caleb selesai menjelaskan mengenai rencana-rencana perusahaan, dia lalu membahas beberapa masalah yang menghambat perusahaan.
Diskusi itu cukup panjang, Caleb mendengarkan saran dari para karyawannya, tapi tidak ada yang benar-benar efektif.
Caleb lalu menatap Askar yang seperti ingin berbicara namun menahan dirinya, "Apa ada yang ingin kamu katakan?"
Askar tersentak mendengar pertanyaan itu, dia menatap sekelilingnya, orang-orang kini sedang menatap dia, menunggunya untuk berbicara.
Askar menghela napas berat, dia lalu merubah ekspresinya menjadi serius, dan Askarpun mulai mengungkapkan rencananya.
Orang-orang memperhatikan setiap ucapannya dengan seksama, termasuk Caleb. Mereka terkagum-kagum dengan isi pikiran Askar. Askar berbicara seolah dia sudah sangat berpengalaman di dunia bisnis.
~~~
Askar menghela napas berat dan memasuki mansion. Dia ingin tidur...
"Kakak cantik!" Avisha langsung berlari ke arah Askar begitu melihatnya.
Askar tersenyum tipis, dia sedang lelah, ingin istirahat, eh malah disamperin tuyul.
Avisha memeluk pinggang Askar sambil terkekeh, Askarpun berjongkok untuk menyamakan tingginya. Avisha memeluk Askar dengan erat, "Visha kangen kakak. Kakak habis darimanasih?"
Askar membalas pelukan Avisha, dan mengecup pipi gembul anak itu, "Kakak tadi habis ikut kakek ke kantor."
"Kalau begitu, sekarang kakak harus main sama Visha!" Avisha berkata dengan penuh semangat.
Askar tersenyum dengan paksa, dia ingin istirahat...
"Hey, Son. Kak Askarnya masih capek itu, mainnya besok lagi aja." Erina menghampiri mereka.
Avisha langsung cemberut mendengar itu, "Kakak cantik sibuk mulu, Vishakan juga pengen main sama kakak cantik."
Askar tersenyum teduh, dia mengelus pipi Avisha dengan lembut, "Mainnya nanti lagi ya sayang? Kakak mau istirahat dulu, capek..." Askar menunjukkan ekspresi memelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Askara : Peace (END)
Teen Fiction⚠️ Ini cerita BL Askar Riendra. Seorang pemuda workaholic, yang mati karena terlalu lelah bekerja. Bukannya ke alam baka, dia malah terbangun ditubuh Askar lainnya. Askara Allaver. Remaja yang menjalani hidup yang berat. Askara asli mati karena jat...