18. Menantu

58.8K 5.4K 328
                                    

Kyaaaaa ini chapter terpanjang yang aku ketik😭 ini setara 2 chapter. Maaf kalau bosan 😭

😇

"Arsenna bilang, kamu mengerjakan kerjaan yang sebelumnya di berikan padanya?" Kakek menatap Askar yang sedang fokus menyantap sarapannya.

Keluarga Nirvallen saat ini sedang sarapan bersama. Askar menghentikan makannya sejenak, "Maaf... Saya awalnya hanya kepo dengan dokumen itu, tapi karena melihat banyak kesalahan dan hal janggal, saya jadi berpikir untuk memperbaikinya. Maaf, saya tau itu tidak sopan, saya tidak akan mengulanginya lagi."

Keluarga Nirvallen langsung tersenyum mendengar itu, padahal mereka tidak berniat untuk memarahi Askar. Caleb menghela napas berat, "Tidak apa-apa, tidak perlu minta maaf. Kamu tidak melakukan kesalahan apapun, malahan pekerjaanmu sangat bagus."

Askar langsung menatap Caleb dengan berbinar, dia senang mendapat pujian atas kerjaannya.

"Lalu bagaimana menurut pendapatmu?" Caleb kembali bertanya pada Askar.

Askar memiringkan kepalanya bingung, "Pendapat?"

"Kamu bilang ada yang janggal pada catatan keuangan itu."

Askar menghela napas, "Menurut saya... Kalian harus mengecek kembali pekerja yang bekerja dibagian keuangan."

Caleb tersenyum tipis mendengar itu. Ternyata, Askar benar-benar melebihi ekspektasinya...

~~~

Sarapan sudah usai, Askar berniat kembali ke kamar Arsenna. Hari ini dia tidak masuk sekolah, karena disuruh oleh kakek. Katanya, Askar harus bersiap untuk acara nanti malam. Mereka takut kalau membiarkan Askar sekolah, dia akan menghilang lagi seperti kemarin.

Ya, acara yang seharusnya diadakan kemarin malam, ditunda karena hilangnya Askar. Jadi acaranya dialihkan menjadi malam ini. Askarpun hanya menurut saja, dia tidak berani macam-macam.

Kakek, ayah, papa, dan Arsenna langsung pergi menuju kantor setelah sarapan tadi. Avisha berangkat sekolah, dan Aldrich yang berangkat ke kampus. Avisha dan Aldrich memang dibiarkan untuk tetap pergi belajar, karena toh nanti siang juga mereka sudah kembali. Berbeda dengan Arsenna, Askar, dan Queen yang selalu pulang sore.

"Askar sayang."

Askar menghentikan langkahnya, dan menoleh mendengar namanya dipanggil. Ivona.

"Iya bunda?"

Ivona menghampiri Askar, dia lalu meraih tangan Askar, "Ada yang ingin bunda tunjukkan, ayok ikut."

Askar menganggukkan kepalanya, dan mengikuti Ivona.

Mereka berjalan ke salah satu ruangan di lantai 2. Ivona membuka pintu ruangan itu, merekapun masuk ke dalam.

Ruangan itu hanya ruangan kerja biasa. Ada meja kerja, juga rak-rak berisi buku atau dokumen-dokumen.

"Kemari, duduklah sayang." Ivona menuntun Askar untuk duduk di kursi kerja, Askarpun menurut saja.

Ivona berlalu ke rak-rak buku. Dia mengambil beberapa dokumen. Ivona menaruh dokumen itu dihadapan Askar, dia lalu mengambil kursi lainnya, dan duduk di sebelah Askar.

"Sayang. Ini adalah dokumen yang berisi catatan-catatan keuangan rumah tangga. Setiap uang yang keluar untuk kepentingan keluarga, dicatat di dalam sini. Setiap bulannya uang yang keluar itu akan di rekap."

Ivona menarik napas, dia lalu melanjutkan, "Setiap bulannya, ada sejumlah uang yang akan dikirimkan ke rekening keluarga, yang uang itu harus digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Semua itu meliputi, gaji pekerja, seperti maid, pengawal, dan lain-lain. Kebutuhan para pekerja, terutama pekerja yang menetap di mansion khusus pekerja. Lalu donasi, keluarga kita selalu melakukan donasi setiap bulannya, dan donasi itu tentu harus atas nama keluarga bukan perorangan. Lalu perawatan mansion, seperti mengganti keramik yang rusak, mengganti peralatan dapur, dan lainnya."

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang