45. Pengakuan

25.7K 2.9K 278
                                    

Notif masuk?

😇

"Clara? Darimana kamu tau nama itu?" Aleyya menatap Arvie dengan takut.

"Tidak penting darimana aku tau soal Clara itu. Yang terpenting sekarang, kalian mengenal Clara Allaver kan?"

Aleyya menggigit bibir bawahnya, dia lalu bertatapan dengan Dominic yang juga sedang menatapnya dengan tatapan kecewa?

"Ya, aku kenal. Kami mengenalnya. Dia adalah istri pertama ayahmu. Tapi Arvie, Clara adalah orang yang jahat! Dia sudah pernah mencoba untuk meracuni kakakmu! Dia juga berselingkuh dari ayahmu!" Aleyya berkata dengan panik, jangan sampai mereka tau kejahatan yang dia lakukan di masalalu.

"Itu benar, dia adalah wanita iblis yang pernah mencoba membunuhku! Karena itulah aku ingin anaknya merasakan apa yang aku rasakan!" Anka menatap Askar dengan tatapan membunuh.

Askar dan Savian lalu saling bertatapan, begitu rupanya... Jadi itulah alasan kenapa Anka begitu terobsesi untuk membunuh Askar ataupun Askara.

"Kamu tau Arvie, wanita itu juga melahirkan seorang anak dari hasil perselingkuhannya, dan dia adalah ASKARA. ASKARA ADALAH HARAM DARI WANITA YANG SUDAH MENGKHIANATI AYAHMU!" Aleyya mencoba meyakinkan Arvie.

"DASAR PEMBOHONG!" Savian berteriak dan menatap marah Aleyya.

Aleyya sontak menatap Savian. Dia mengernyit, siapa orang itu? Kenapa dia tiba-tiba ada di masalah mereka?

"Kau bilang aku adalah anak haram?! Tapi bagaimana bisa tubuh lamaku begitu mirip dengan ayah?!"

Dominic, Aleyya, Anka, dan Allen mengernyitkan dahi mereka. Apa maksudnya?

"Kau... siapa kamu?! Jangan ikut campur dengan urusan keluarga kami!" Aleyya menatap tajam Savian.

"DIAMLAH!" Arvie yang mulai kehabisan kesabarannya.

Arvie menatap Aleyya dengan mata berkaca-kaca, "Mommy kamu tau? Dulu, aku selalu menganggapmu sebagai malaikat. Kamu adalah ibu yang pernah sangat aku sayangi. Tapi, sekarang tidak lagi. Kami sudah mencari tau semuanya. Semua hal yang sudah kamu lakukan di masa lalu."

"Masuk!" Arvie memberi perintah pada orang-orang di luar untuk masuk.

Melihat orang-orang itu seketika jantung Aleyya serasa berhenti berdetak. Dia mengenal orang-orang itu, sangat mengenalnya.

Mereka adalah mantan tangan kanan Clara, lalu ada wanita yang pernah Aleyya suruh memfitnah Clara, dan dokter yang membantu memalsukan hasil test DNA Askar.

Arvie tersenyum melihat wajah terkejut ibunya, "Bagaimana, mom? Kamu mengenal mereka bertiga kan?"

Napas Aleyya memburu, tamat sudah riwayatnya.

Arvie memegang bahu Dominic yang duduk di kursi, "Mom bilang kalau dulu ibu Clara diasingkan karena sudah meracuni kak Anka. Apa itu benar, dad?" Dominic menganggukkan kepalanya.

Arvie lalu menoleh pada Alice, "Apa itu benar?" Arvie meminta konfirmasi dari Alice.

Alice menganggukkan kepalanya, "Nyonya Clara memang diasingkan karena dituduh meracuni tuan muda Anka. Tapi saya berani bersumpah kalau itu semua BOHONG!"

Anka langsung terkejut begitu mendengar perkataan Alice. Apa maksudnya?

Alice menatap Aleyya dengan tatapan penuh kebencian, "Hari itu jelas sayalah yang mengurus tuan muda Anka. Nyonya Clara pergi ke taman untuk mengurus taman, dia sama sekali tidak menyentuh tuan muda! Dan saat saya pergi untuk makan, saya memberikan tuan muda Anka pada pelayan lainnya, dan saat itulah dia keracunan. Nyonya Clara bukanlah pelakunya!"

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang