Askar menatap sendu ke arah tangan Arsenna. Saat ini mereka sedang makan bersama di ruang makan, lebih tepatnya tidak sengajasih. Askar awalnya ingin makan sendiri, eh Arsenna juga sedang makan di meja makan.
"Senna."
Arsenna mendongak sekilas tanpa menjawab panggilan Askar.
"Cincin kamu kemana?"
Ya, alasan Askar terus melihat ke arah jari-jari Arsenna, itu karena dia sadar ada yang kurang di sana, cincin pertunangan mereka.
"Dilepas." Arsenna menjawab dengan cuek, dia tetap fokus memakan sandwich di tangannya.
Napas Askar tercekat mendengar itu, Askar mengigit pipi dalamnya, "Kenapa dilepas?"
Arsenna mengendikan bahunya acuh. Askar menundukkan kepalanya, dia meremat jari-jarinya. Apakah Arsenna se marah itu sampai-sampai dia melepas cincin pertunangan mereka?
Askar menghela napas, dia kembali memakan makanannya, "Hari ini aku mau ke rumah Ivander. Kami satu kelas sudah janji untuk belajar bersama di sana."
Askar kembali melirik Arsenna, menunggu responnya. Tapi Arsenna masih tetap diam.
"Nanti Ivan yang jemput." Askar tetap menunggu respon Arsenna, tapi dia tetap diam.
Arsenna meminum susu di gelas sampai tandas, setelah itu dia mengambil peralatan bekas makannya ke tempat cuci piring, dan mulai mencucinya.
Hari ini hari sabtu. Askar dan teman-teman sekelasnya berencana melakukan belajar bersama, karena teman-teman sekelasnya mengatakan kalau cara Askar menjelaskan pelajaran lebih mudah dipahami daripada guru di sekolah.
"Kamu ada kegiatan apa hari ini?" Askar bertanya, tapi Arsenna tetap tidak menjawabnya.
Selesai mencuci piring, Arsenna berlalu dari dapur begitu saja mengabaikan Askar.
Tes
Askar dengan cepat menghapus air matanya, "Sialan. Gausah pake nangis. Bodoh."
Askar kembali fokus makan, sambil menahan tangisannya.
~~~
"Maaf ya udah ngerepotin pake minta jemput segala." Askar menatap tidak enak pada Ivander.
Ivan tersenyum tipis, "Gak masalah."
Tangan Ivan terulur mengelus puncak kepala Askar. Askar tersentak, dia hendak menepis tangan Ivan, Askar takut Arsenna akan melihatnya.
Tapi, belum sempat Askar menepis tangan Ivan, seseorang tiba-tiba lewat melewati mereka. Arsenna.
Askar terkejut melihat Arsenna yang melewati mereka begitu saja, Arsenna pasti melihatnya, dia pasti salah paham.
Arsenna berjalan cuek saja menuju mobilnya, sepertinya dia akan pergi keluar lagi.
Mobil Arsenna berjalan meninggalkan kost. Askar menatap sendu mobil Arsenna yang menjauh, dia mau pergi kemana lagi? Kenapa belakangan ini dia hobi sekali pergi keluar?
"Mau berangkat kapan?"
Askar tersentak mendengar suara Ivander. Dia lalu tersenyum dengan paksa, "Sekarang. Ayok."
Ivander tersenyum lalu mencubit pipi Askar, "Yaudah yok."
Keduanya lalu berjalan menuju motor Ivander. Setelah selesai bersiap, mereka meninggalkan kost.
😇
Arsenna masuk ke sebuah rumah yang tersembunyi di pinggiran kota. Saat memasuki rumah itu, beberapa orang langsung menundukkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Askara : Peace (END)
Teen Fiction⚠️ Ini cerita BL Askar Riendra. Seorang pemuda workaholic, yang mati karena terlalu lelah bekerja. Bukannya ke alam baka, dia malah terbangun ditubuh Askar lainnya. Askara Allaver. Remaja yang menjalani hidup yang berat. Askara asli mati karena jat...