16. Mundur

68.3K 6K 165
                                        

Askar mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya. Dia lalu membuka matanya, Askar seketika terkejut menyadari dia sedang dipeluk seseorang, Arsenna.

Askar langsung bangun dari tidurnya, dia lalu menatap sekelilingnya. Oh iya... Askar baru ingat, diakan menginap di mansion keluarganya Arsenna.

Askar melihat jam yang ada di dinding kamar, jam menunjukkan pukul 05.15, masih banyak waktu untuk bersiap berangkat sekolah.

Askar beranjak dari kasur, dan berjalan ke kamar mandi. Dia harus mandi dulu, setelah itu nanti dia harus kembali dulu ke kostan, dan mengambil perlengkapan sekolah.

~~~

Askar keluar dari walk in closet mengenakan pakaian seragam yang kemarin dia pakai. Saat kembali ke kamar, Arsenna rupanya sudah bangun.

Askar menahan tawanya melihat muka bantal Arsenna. Arsenna tersenyum lembut melihat Askar, dia merentangkan tangannya ingin memeluk Askar. Askarpun berjalan mendekat dan Arsenna langsung memeluk Askar.

"Kenapa udah bangun dan mandi? Ini masih pagi banget loh." Arsenna menduselkan kepalanya ke perut Askar.

Askar terkekeh dan mengelus rambut Arsenna, "Akukan harus sekolah, nanti harus balik ke kostan dulu ambil peralatan sekolah."

"Bolos aja. Jangan sekolah." Arsenna berujar dengan enteng.

Askar memukul pelan bahu Arsenna, "Sembarangan. Waktu masuk rumah sakit aku udah gak masuk 1 minggu, masa sekarang bolos lagi."

"Udah ah. Aku harus pulang ke kost dulu." Askar menjauhkan Arsenna darinya.

"Gak mau sarapan dulu? Kayaknya yang lain juga mau sarapan bareng kamu."

"Kalau nunggu jam sarapan bisa-bisa aku kesiangan."

"Emang kamu mau pulang sama siapa?" Arsenna kembali membenamkan wajahnya ke perut Askar.

Askar terdiam mendengar pertanyaan itu, benar juga... Dia pulang sama siapa?

Arsenna lalu terkekeh melihat keterdiaman Askar, "Bentar, aku antar kamu aja." Arsenna melepas pelukannya, dia lalu turun dari ranjang dan berlalu mengambil jaketnya.

"Beneran mau pulang sekarang?" Arsenna mengenakan jaketnya.

"Iya. Biar nanti bisa santai juga."

Arsenna lalu meraih tangan Askar dan mengecupnya, membuat pipi Askar seketika memerah, "Yaudah yuk, aku antar."

Askar menganggukkan kepalanya. Mereka lalu berlalu keluar dari kamar sambil bergandengan tangan.

"Kalian mau kemana?"

Langkah mereka terhenti begitu melewati ruang keluarga. Rupanya ayahnya Arsenna.

"Aku mau antar Askar pulang." Arsenna menjawab pertanyaan ayahnya dengan malas, contoh anak durhaka.

Ayahnya Askar mengernyit mendengar itu, "Kenapa pulang?"

"Dia harus sekolah, peralatannya kan ada di kost." Lagi, Arsenna yang menjawab pertanyaan ayahnya.

Ayah Arsenna lalu menganggukkan kepalanya mengerti. Askar dan Arsenna kembali berniat keluar dari mansion, tapi...

"Oh ya, nanti sore sopir pribadi akan menjemput kamu untuk ke mansion ini lagi, Askar. Jadi bersiaplah." Setelah itu ayahnya Arsenna masuk ke dalam lift, meninggal Askar yang cengo ditempatnya.

"Yuk, nanti keburu siang." Arsenna menarik Askar kembali.

"E-eh... Senna, maksud ayah kamu apa?"

Arsenna tersenyum tipis, "Seperti yang dia bilang, nanti sore kamu akan dijemput. Nanti malam akan ada acara besar, itu artinya ayah ingin kamu menghadiri acara itu juga."

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang