38. Bayiku~

42K 3.8K 93
                                    

Askar merenung sembari melihat pemandangan kota di bawahnya.

Askar kini sedang berada di puncak gunung, dia mengikuti saran dari Lan. Askar naik ke gunung mengenakan kereta gantung. Gunungnya juga tidak tinggi-tinggi banget.

Askar merenungkan ucapan kakek menjaga kuburan. Kakek itu bilang, kemarin ada pemuda lain yang mengunjungi makam Clara, dan pemuda itu mengakui dirinya sebagai Askar?

Dari ciri-ciri yang diucapkan kakek itu, Askar sama sekali tidak mengenal orang itu.

'Seorang pemuda yang sepertinya masih 17 tahunan, tingginya sekitar 180 lebih. Dia memiliki rambut berwarna coklat, dan dia memiliki warna mata biru.'

Dengan ciri-ciri itu, sudah pasti dia bukan seseorang yang berada di sekitar Askar.

"Hah~" Askar menghela napas lelah.

Arsenna merangkul bahu Askar, "Tenanglah sayang. Siapapun itu, dia sepertinya tidak memiliki niat jahat."

Askar menyenderkan kepalanya ke bahu Arsenna, "Iyasih. Tapi dari dia tau namaku, berarti dia kenal aku dong? Tapi ciri-cirinya sama sekali tidak aku kenali."

Arsenna mengecup puncak kepala Askar, "Aku akan cari tau. Aku janji kita akan menemukan orang itu."

Askar menganggukkan kepalanya dengan lunglai, dia kembali menatap pemandangan di depannya.

Seperti yang diucapkan Lan. Dari puncak gunung, Askar bisa melihat pemandangan kota negara sebelah.

Berbeda dengan Morpo yang tidak ada gedung tinggi, dan hanya ada bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur kuno. Kota negara sebelah justru penuh dengan gedung-gedung pencakar langit, dari atas gunung terlihat jelas hingar bingar kota itu.

"Kotanya rame banget, pasti kota industri."

Arsenna terkekeh, "Itu kota Zepr, ibukota negara Zephyr. Makanya banyak bangunan besar."

"Heeee, pantas saja. Ibu kota ternyata..."

"Apa kamu mau mengunjungi negara sana? Ya sebenarnya tidak ada yang spesialsih, karena negara kita tetanggaan, jadinya banyak hal yang mirip. Rasanya hanya seperti pindah kota saja."

Askar terkekeh, "Mungkin sesekali ayok. Akukan baru di dunia ini, aku eksplor semua hal yang ada di sini."

"Hm? Benar juga. Baiklah, setelah masuk waktu libur nanti, ayok kita pergi jalan-jalan. Hitung-hitungan bulan madu."

Askar mengernyit mendengar itu, "Bulan madu apanya, nikah juga belum."

Arsenna tertawa renyah, "Jadi kamu mau aku nikahi dulu? Baiklah, besok ayok menikah."

Askar mengerucutkan bibirnya, dia lalu mencubit pinggang Arsenna, "Sembarangan banget manusia."

Keduanya kembali hening, Arsenna lalu menggenggam kedua tangan Askar, "Dingin. Udah yuk kita turun, kamu harus istirahat."

Askar menganggukkan kepalanya, dia juga sudah mengantuk, kepalanya pusing memikirkan masalah yang terjadi. Rasanya dia mau resign saja dari kehidupan.

Askar dan Arsenna lalu beranjak dari sana, menuju ke tempat kereta gantung. Arsenna menggenggam tangan Askar dengan erat, jalannya cukup licin soalnya, bahaya kalau Askar sampai terpeleset, bisa-bisa Arsenna jadi duda sebelum waktunya.

~~~

Bruk

"Hah~" Askar menghela napas lelah, dia membaringkan tubuhnya ke kasur. Askar sudah mandi, dan sekarang giliran Arsenna yang mandi.

Askar menarik selimut, dan memeluk gulingnya. Dia ingin tidur sekarang.

"Saat mengisi energi dengan tidur." Setelah mengatakan itu Askar benar-benar langsung tertidur.

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang