33. Masalalu

36K 3.1K 65
                                    

"Yangggg udah dong, lepasin dianyaaaa." Arsenna mencoba menarik Arvie dari pelukan Askar.

Askar dan Arvie kini berada di kostnya Askar, lebih tepatnya di kamar Askar dan Arsenna. Askar dan Arvie sedaritadi datang ke kost mereka terus berpelukan. Arsenna tentu heran melihat itu, apalagi mata Askar dan Arvie juga sembab.

Askar dan Arvie berpelukan di atas kasur, tentu hal itu membuat Arsenna menjadi panas.

"Kamu apaansih, sana keluar, ganggu orang aja." Askar menatap Arsenna dengan galak.

Arsenna menganga mendengar itu. Diatuh cemburu, orang yang dia cintai pelukan dengan COWOK LAIN, di kamar mereka berdua pula.

Arsenna lalu berkacak pinggang, "Akunih tunangan kamu loh. Bisa-bisanya kamu pelukan sama cowok lain di depan tunangan kamu sendiri."

Askar berdecak kesal, "Sana keluar duluuuuu, aku mau omongin hal pribadi sama Vie."

Arvie hanya cuek saja dengan keributan itu, dia sudah sangat nyaman berada di pelukan hangat Askar.

Arsenna menghela napas berat, dia dengan berat hati keluar dari kamar sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Askar menghela napas lega setelah Arsenna keluar dari kamar, dia lalu mendudukkan dirinya, dan Arviepun ikut mendudukkan diri.

Askar menakup wajah Arvie dan menatapnya dengan sendu, "Laceee?"

Arvie tersenyum dan kembali memeluk Askar, "Iyaaa."

Askar sudah mengetahui soal Arvie yang ternyata adalah reinkarnasi Lacerta, adiknya dikehidupan dulu.

"Sekarang, kamu harus ceritain semuanya." Askar menakup wajah Arvie.

Arvie menghapus air matanya. Dia lalu menghela napas, dan menatap Askar dengan tatapan sendu, "Setelah Lace meninggal dikehidupan sebelumnya, Lace tiba-tiba terbangun di tempat asing. Awalnya Lace bingung, tapi kemudian Lace sadar kalau Lace kembali menjadi bayi. Dan begitulah, ternyata Lace terlahir kembali di dunia ini. Kakak juga, kakak harus menceritakan bagaimana kakak berakhir di sini, bagaimana kakak bisa masuk ke tubuh kak Askara."

Askar menghela napas berat, dia lalu menatap Arvie dengan sedih, "Kakak meninggal karena terlalu lelah bekerja. Sepertinya, tubuh kakak benar-benar sudah melewati batasannya. Begitu bangun, kakak sudah berada di sebuah taman. Lalu setelah itu, kakak bertemu dengan jiwa Askara yang asli. Askara menyerahkan tubuhnya dengan suka rela, dia juga bilang agar kakak menjalani kehidupan kakak sendiri tanpa perlu terikat pada kehidupannya. Karena itulah kakak memutuskan untuk pergi dari mansion Allaver, karena kakak ingin menjalani kehidupan kakak sendiri. Selain itu juga, Askara kan bukan anak kandung Allaver, jadi kakak merasa tidak berhak tetap berada di sana."

Askar mengelus lembut pipi Arvie, "Laceku... Maaf, kamu pasti merasa sangat sedih karena Askara sudah tiada, dan kakak malah mengambil tubuhnya."

Arvie menggigit bibir bawahnya, "Aku... Aku memang sedih. Tapi, kakak tidak perlu merasa bersalah. Semua itu sudah menjadi keputusan kak Askara."

Askar menatap Arvie dengan teduh, "Lace... Apa kamu sudah memaafkan Askara atas apa yang sudah dia lakukan sebelumnya padamu?"

Arvie tersenyum lembut, "Tentu. Lace tau kok semua itu bukan sepenuhnya salah kak Askara. Bagaimanapun juga, kak Askara juga korban. Dia korban dari keegoisan orangtua kami."

Askar tersenyum dengan bangga, dia lalu memeluk Arvie dengan erat, "Laceku memang orang yang luar biasa. Kamu memang pertamaku yang paling berharga."

Arvie terkekeh mendengar itu, dia balas memeluk Askar dengan erat. Askar, kakak kesayangannya, memang tidak pernah berubah.

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang