21. Arvie

52.3K 4.3K 292
                                    

Askar berjalan menuju kelasnya. Dia sudah mulai masuk sekolah lagi. Sedari Askar memasuki gedung sekolah, orang-orang terus menatapnya dengan tatapan kagum, dan tidak percaya. Bahkan beberapa orang membungkukkan badannya.

Askar benar-benar risih diperlakukan seperti itu. Oke, dia mengerti kalau orang-orang menghormatinya karena dia menjadi bagian dari Nirvallen. Tapi, kalau sampai berlebihan seperti itu, Askar jadi merasa tidak enak. Perlu diingat, dia ini masih CALON menantu Nirvallen, dia belum sah menjadi Nirvallen, baru CALON. Jadi ya, seharusnya orang-orang tidak perlu sampai segitunya.

Askar menoleh, merasakan tiba-tiba tangan kirinya di genggam seseorang, Arsenna. Arsenna tersenyum manis, "Kenapa ninggalin, sayang?"

Askar mendengus kesal, "Gak penting juga nungguin kamu."

Tadi Askar memang lebih dulu memasuki gedung sekolah, sedangkan Arsenna mengobrol dulu dengan Avalle.

Arsenna meringis pelan, "Nanti kalau ada yang ambil kamu dari aku, aku bakal sedih." Arsenna menatap Askar dengan mata berkaca-kaca.

Askar menatap Arsenna dengan tatapan aneh. Askar ingat, dulu saat pertama bertemu, perasaan Arsenna itu gak seperti ini. Dulu Askar melihat Arsenna itu seperti sosok 'ibu', dia anggun, kalem, penuh kasih. Eh sekarang malah jadi agak lain...

Askar menggelengkan kepalanya, "Lebay." Setelah itu dia berjalan cepat menuju kelasnya, meninggalkan Arsenna yang berteriak-teriak padanya.

~~~

Askar menatap pintu kelas di depannya. Askar ragu untuk masuk. Dia takut pada reaksi teman-temannya nanti. Askar takut kalau teman-temannya akan seperti orang-orang lainnya, yang berubah menjadi terlalu menghormati Askar. Askar ingin teman-temannya tetap seperti biasanya, melihat Askar sebagai Askar bukan sebagai Nirvallen.

Askar menghela napas berat, lalu masuk ke dalam kelas. Begitu Askar masuk, kelas seketika hening. Teman-teman sekelas Askar terdiam memperhatikan Askar, dan Askarpun langsung menunduk melihat keterdiaman teman-temannya.

Beberapa detik terlewati dalam keheningan. Askar mulai putus asa, teman-temannya pasti berubah. Sampai...

"KYAAAAA PENGANTIN BARU!" Zeevanya berteriak dengan gembira. Dia berlari ke arah Askar dan memeluknya dengan erat. Askar mendongak, dia terkejut.

Zeevanya mencubit pipi Askar dengan gemas, "Lihatlah siapa yang sudah sold out!"

"Harusnya ada pesta buat kita gak sih? Masa udah mau sold out gak dirayain." Arthur tersenyum mengejek pada Askar.

"Iya! Harus! Masa gak dirayainsih." Cedric ikut menimpali.

Anak-anak IPS 5 yang lain langsung tertawa, kecuali satu orang... Ivander, yang sedari tadi hanya memandang jendela di sebelahnya.

"Heee jangan kayak gitu. Jangan dipikirkan ya Askar. Kami ikut senang dengan berita pertunangan kamu, jadi tidak perlu sampai mengadakan perayaan segala." Zeevanya memeluk lengan Askar. Dia senang mendengar Askar akan memiliki pendamping, walaupun kapalnya jadi harus karam.

Askar tersenyum teduh, dia senang tidak ada yang berubah dari teman-temannya. Mereka tetap bersikap seperti sebelumnya.

Setelah itu Askar kembali ke kursinya, dia mengobrol dengan Arthur membicarakan soal pertunangannya.

Tidak lama bel masuk berbunyi dan seorang guru masuk ke kelas mereka.

"Baiklah. Bapak ingin mengumumkan pengumuman penting. Yang mungkin kalian juga sudah dengar beritanya. Yaitu, seminggu lagi akan diadakan ujian tengah semester pertama, jadi bapak harap kali ini nilai kalian bisa lebih baik dari sebelumnya."

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang