14. Kissing

78.9K 5.8K 371
                                        

Askar berjalan dengan riang. Waktu sekolah sudah usai, dia tidak sabar untuk berleha-leha di kostan.

"Askar."

Askar menoleh mendengar namanya dipanggil. Ivander. Ivan berjalan mendekati Askar.

"Iya, kenapa, Iv?"

Ivan menggaruk kepala belakangnya, "Itu... Hari ini lo ada waktu gak?"

"Oh, ada kok. Hari ini aku luang, emang kenapa?"

Ivander tersenyum tipis, "Nanti malam. Gue mau ajak lo jalan-jalan, lo mau gak? Kalau gak mau juga gapapasih."

Askar langsung tersenyum sumringah, "Boleh! Ayok kalau mau jalan-jalan."

Ivander kembali tersenyum tipis, "Oke. Jam 8 malam gue jemput ya."

"Oke! Kalau begitu aku duluan ya. Dadah Ivan, ditunggu nanti malam." Askar berlalu dari sana, dia harus istirahat dulu kalau nanti malam mau jalan.

Ivan menutup wajahnya, menyembunyikan senyum lebarnya.

😇

"Aku pul... Ang." Askar tersentak karena tiba-tiba seseorang memeluknya dengan erat begitu dia membuka pintu. Arsenna.

"Hiks... Maaf..." Arsenna terisak, tubuhnya bergetar, jantungnya juga berdetak kencang.

Askar tersenyum lembut, dia membalas pelukan Arsenna dan mengelus punggungnya dengan lembut, "Iya. Aku udah maafin kok. Sekarang lepas dulu ya, aku baru pulang, harus mandi."

"No..." Arsenna menggelengkan kepalanya, dia semakin memeluk Askar dengan erat, dan membenamkan wajahnya ke ceruk leher Askar.

"Senna... Lepas dulu oke, aku mau mandi, gerah. Kalau sudah selesai, kamu boleh peluk lagi."

Arsenna lalu melepas pelukannya. Askar tertegun melihat wajah Arsenna yang terlihat sangat kacau, mata sembab dan air mata yang terus mengalir. Seperti anak anjing yang dibuang.

Askar mengulurkan tangannya menghapus air mata di wajah Arsenna, dia lalu tersenyum lembut, "Jangan nangis..."

Mendengar itu Arsenna malah semakin terisak. Ingatan malam kemarin benar-benar menyesakkan, dia sudah melukai orang yang sangat ingin dia lindungi.

Arsenna menyesal, sangat menyesal, seharusnya tadi malam dia tidak usah meminta untuk tidur dengan Askar.

"Aku mandi dulu ya. Kamu tungguin."

Askar hendak berlalu menuju kamarnya, tapi Arsenna menahan tangannya.

Askar tersenyum maklum, "Mau ikut?"

Arsenna menganggukkan kepalanya. Askar lalu menggenggam tangan Arsenna, dan keduanyapun berlalu menuju kamar Askar.

~~~

Askar keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkapnya. Dia lalu berjalan menuju kasurnya yang sudah ada Arsenna duduk di sana.

Arsenna menarik tangan Askar, membuat Askar berbaring di kasurnya. Setelah itu Arsenna berbaring di atas tubuh Askar, kepalanya menyender pada dada Askar, dan memeluk Askar dengan erat.

"Maaf... Maaf..."

Askar menghela napas berat, dia lalu mengelus lembut rambut Askar, "Akukan udah bilang kalau udah maafin kamu. Lagipula, semua itu bukan sepenuhnya salah kamu. Kamu udah kasih peringatan supaya aku langsung pergi kalau kamu bertingkah aneh, tapi aku malah gak dengerin peringatan kamu. Jadi, itu bukan salah kamu."

Arsenna menggelengkan kepalanya pelan, "No... it's my fault. Aku udah sakitin kamu. Maaf."

Askar meraih wajah Arsenna, membuat Arsenna mendongak menatapnya. Askar kembali menghapus air mata di mata Arsenna, "Jangan nangis. Kamu jelek banget kalau nangis."

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang