Arsenna memasangkan kancing piyama Askar yang duduk dipangkuannya. Askar hanya menunduk saja, membiarkan Arsenna berbuat sesukanya.
"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?" Arsenna bertanya to the point.
"Jangan dingin kayak gini dong." Askar mengelus wajah Arsenna sambil merenggut kesal.
Arsenna menghela napas berat, "Kamu ituloh, aku baru pulang udah disuguhi begituan."
Wajah Askar seketika memerah. Dia tadinya berniat untuk menggoda Arsenna, tapi siapa sangka Arsenna malah langsung memakaikannya piyama.
"Senna."
Arsenna mendongak menatap Askar yang kini lebih tinggi darinya.
Askar menatap Arsenna dengan sendu, "Kamu, kamu beneran udah punya pacar baru?"
Arsenna memiringkan kepalanya dengan ekspresi datar, "Kalau iya kenapa? Dan kalau tidak kenapa?"
Askar menggigit pipi dalamnya, "Akukan tunangan kamu, masa kamu cari pacar lain."
Arsenna menahan senyumnya dengan susah payah, "Tapikan kamu sendiri yang bilang pertunangan ini bukan atas keinginan kamu."
"Tapi tetap saja, aku ini tunanganmu!"
"Jadi Askar, apa maumu? Kamu yang mengatakan kalau kamu tidak mencintaiku. Kamu yang mengatakan pertunangan ini bukan atas keinginanmu. Kamu juga yang mengatakan kalau aku tidak berhak mengatur-aturmu. Tapi sekarang, kamu malah seperti ini. Jadi, apa yang kamu inginkan?" Arsenna menatap Askar dengan serius.
Askar meremat bahu Arsenna, dan menunduk, "Maaf..." Dia bercicit pelan. Lagi, Arsenna kembali menahan senyumnya.
"Maaf, aku tau aku salah. Maaf karena sudah menyakitimu. Maaf karena sudah meremehkan status kita. Maaf..." Askar menatap mata Arsenna dengan tatapan penuh penyesalan.
"Lalu sekarang, apa yang kamu inginkan, hm? Apa kamu mau membatalkan pertunangan kita?" Arsenna menyampirkan rambut Askar yang agak memanjang ke telinganya.
Askar menggeleng ribut, "Nggak, aku nggak mau. Pertunangan kita gak boleh batal. Aku benar-benar minta maaf, jadi jangan di batalkan ya? Aku mau, kita mulai lagi semuanya dari awal. Aku janji akan lebih menghargai kamu..." Askar menatap Arsenna dengan berkaca-kaca.
Arsenna menghela napas berat, dia lalu terkekeh dan membenamkan wajahnya ke dada Askar, "Baiklah kalau itu maumu."
Askar mengelus rambut Arsenna dengan lembut, "Jadi Senna. Apa kamu benar-benar memiliki kekasih baru?"
Arsenna mendongak dan menatap Askar dengan jahil, "Menurutmu?"
Askar menggelengkan kepalanya, "Kamu gak mungkin punya pacar baru."
"Kenapa gak mungkin?"
"Karena kamu cuma sayang sama aku?" Askar memainkan kerah baju Arsenna.
Arsenna terkekeh dan kembali menduselkan kepalanya ke dada Askar, "Ya. Aku memang tidak memiliki pacar baru, aku hanya ingin menggertakmu saja."
Askar tersenyum senang mendengar itu, lalu memeluk Arsenna dengan erat, dia lalu teringat sesuatu, "Terus cincinmu kemana?"
Arsenna mengeluarkan kalung dilehernya, yang ternyata cincinnya menggantung di sana.
"Aku pindahin cincinnya ke kalung."
Askar tersenyum lebar melihat itu, dia meraih kalung Arsenna dan mengelus cincin mereka, "Aku pikir kamu udah buang cincin kita."
Arsenna terkekeh, "Gak mungkinlah aku buang cincin pertunangan kita."
Askar tersenyum dan memeluk Arsenna dengan erat, "Terus, kenapa kamu pulang malam terus akhir-akhir ini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Askara : Peace (END)
Roman pour Adolescents⚠️ Ini cerita BL Askar Riendra. Seorang pemuda workaholic, yang mati karena terlalu lelah bekerja. Bukannya ke alam baka, dia malah terbangun ditubuh Askar lainnya. Askara Allaver. Remaja yang menjalani hidup yang berat. Askara asli mati karena jat...