Arsenna memasuki sebuah mansion yang sangat besar.
"Sepertinya ada baru ingat jalan pulang."
Langkah Arsenna terhenti, dia menoleh dan tersenyum (sok) manis, pada seorang perempuan paruh baya yang sedang duduk dengan santai di sofa ruang keluarga.
Arsenna tidak mengatakan apapun, dia kembali melangkah berniat pergi. Namun...
"Askara Allaver. Hm... Nama yang cukup bagus."
Langkah Arsenna kembali terhenti begitu mendengar nama Askar disebut. Dia kembali menoleh dan menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan tajam, "Don't touch him."
Wanita paruh baya itu langsung tertawa melihat respon Arsenna, "Lihatlah siapa yang sedang menatap ibunya sendiri dengan tatapan maut."
Ya, wanita paruh baya itu adalah ibu kandung Arsenna. Wanita yang sudah melahirkannya.
"Seberapa spesial anak bernama Askar itu, sampai kau menghabisi banyak orang untuknya." Wanita itu meminum tehnya dengan anggun.
Dia kembali menaruh gelas tehnya, dan tersenyum manis pada Arsenna, "Bawalah dia ke sini. Kami juga ingin lihat seperti apa anak itu."
Arsenna tidak mengatakan apapun, dia kembali berjalan menuju lift.
Ibu Arsenna menggelengkan kepalanya, "Anak itu... Aku jadi penasaran seperti apa Askara Allaver itu."
~~~
Brak
Arsenna membanting pintu kamarnya. Dia langsung berjalan menuju ranjangnya, dan merebahkan diri.
Arsenna menutup wajah dengan lengannya. Jika bukan karena akan ada acara besok malam, dia sangat malas untuk pulang.
Ibunya sudah mengetahui soal Askar, itu artinya anggota keluarganya yang lain juga sudah tau. Ya justru anehsih kalau mereka tidak tau.
Arsenna tersenyum tipis, mengigat ciumannya dan Askar. Bibir Askar sangat manis dan menjadi candu untuknya. Bahkan tadi pagi sebelum Askar berangkat sekolah, mereka kembali berciuman. Arsenna bersyukur karena Askar sama sekali tidak menolak.
Ngomong-ngomong Arsenna memang belum masuk sekolah. Kalau kemarin dia tidak masuk karena kekacauan malam sebelumnya, kalau hari ini dan besok karena dia harus mempersiapkan diri untuk acara besok malam.
Arsenna bangun dari acara rebahannya, dia lalu berjalan menuju balkon kamarnya. Arsenna menyender pada besi pembatas balkon, memperhatikan taman bunga di halaman belakang mansionnya yang sangatttt luas.
Arsenna kembali teringat soal Askar yang menyukai bunga. Arsenna tersenyum, haruskah dia benar-benar membawa Askar ke mansionnya ini?
😇
"Akhirnya ketiga keluarga itu memutuskan untuk menyatukan wilayah mereka dan mendirikan negara baru."Askar menyimak dengan sangat seksama penjelasan guru sejarah di depan kelas.
"Negara baru itu berbentuk kerajaan. Karena hanya boleh ada satu raja, keluarga yang memiliki pengaruh paling besar menjadi keluarga kerajaan yang baru. Sementara 2 keluarga lain menjadi rakyat biasa."
Penjelasan dari guru sejarah sama persis dengan penjelasan Arsenna sebelumnya.
"Setelah beberapa tahun, keluarga itu memutuskan untuk turun takhta, dan mendirikan negara republik. Setelah itu, kerajaan benar-benar menghilang dari tanah ini. Ketiga keluarga itu menjalani kehidupan sebagai rakyat biasa, mereka menjalankan bisnis keluarga yang memang sudah besar. Perusahaan mereka juga jadi penopang perekonomian negara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Askara : Peace (END)
Novela Juvenil⚠️ Ini cerita BL Askar Riendra. Seorang pemuda workaholic, yang mati karena terlalu lelah bekerja. Bukannya ke alam baka, dia malah terbangun ditubuh Askar lainnya. Askara Allaver. Remaja yang menjalani hidup yang berat. Askara asli mati karena jat...