Askara berjalan menjauh dari gedung sekolah dengan keranjang bekas kue di tangannya. Dia menghela napas herat, "Sialan... Soal-soal yang diujikan banyak yang melenceng dari apa yang aku pelajari semalam."
Askara baru saja mengikuti ujian tengah semester. Dia sudah belajar tadi malam, tapi ternyata soal yang keluar banyak yang melenceng dari apa yang dia pelajari.
"SAPI!"
Askara menghentikan langkahnya mendengar teriakan itu. Dia menghela napas berat, dan sebisa mungkin memasang senyumnya. Askara membalikkan badannya, seorang pemuda berlari menuju ke arahnya, dia adalah teman sekelas Askara.
"Ya ada apa?" Askara tetap memasang senyumnya, walau dalam hati dia gedeg sekali dipanggil dengan nama hewan.
"Itu... Kamu ingatkan dengan tugas kelompok seni rupa? Katanya nanti kita kerjakan tugas itu di rumahnya Ela. Kamu bisa datang gak?"
"Ah begitu, kapan mau dikerjakannya?"
"Kamis besok, terakhir dikumpulkan Jum'at soalnya."
Askara menganggukkan kepalanya, dia lalu mengangkat jempolnya "Oke. Nanti aku datang kok."
Teman sekelas Askara tersenyum mendengar itu, "Okedeh kalau begitu."
"Yasudah, aku duluan ya." Askarapun berlalu dari sana menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda usangnya.
Setelah sampai di tempat sepedanya, Askara lebih dulu mengeluarkan uang dari tasnya, dia menghitung uang itu, total uangnya 250 ribu. Askara tersenyum riang, "Syukurlah kuenya terjual habis. Habis ini beli empeng baru, terus dot baru."
Askara memasukkan uangnya kembali ke tasnya, diapun menaiki sepedanya dan berlalu meninggalkan lingkungan sekolah.
Diperjalanan, Askara berhenti di sebuah toko khusus perlengkapan bayi.
Dia memasuki toko, dan berjalan memilih pacifier dan dot. Askara tersenyum melihat sebuah empeng yang lucu, "Bayi pasti lucu kalau pakai ini."
Askar mengambil pacifier lucu itu, dan lanjut memilih botol dot. Mata Askar tertarik begitu melihat mainan bebek karet, dia mengambil mainan itu, "Bayi selalu ribut saat dimandikan, kalau ada mainan dia pasti anteng."
Setelah mengambil 3 barang yang dia butuhkan, Askara berjalan menuju kasir dan membayar belanjaannya.
Selesai berbelanja, Askara kembali melanjutkan perjalanannya menuju tempat penitipan anak. Dia harus cepat pulang, karena Askara memiliki janji dengan Askar, Arvie, dan Arsenna, untuk menyelidiki orang-orang yang terlibat dalam masalalu ibunya.
~~~
Askara memarkirkan sepedanya di halaman tempat penitipan anak. Dia lalu memasuki rumah penitipan itu.
Begitu memasuki rumah, Askara tersenyum melihat sesosok buntalan daging yang bermain dengan boneka dinosaurus bersama anak-anak lainnya.
"Bayiiii."
Buntalan daging itu menoleh begitu mendengar suara yang begitu dia kenali, dia langsung tersenyum lebar memperlihatkan 2 gigi mungilnya.
"BWAAA!" Bayi itu merangkak ke arah Askara.
Askara terkekeh gemas, dia berjongkok dan merentangkan tangannya, bersiap menyambut bayi mungil itu. Askara langsung menggendong bayi itu dan mengecupi pipi bulatnya dengan brutal.
"Ehehehe..." Bayi itu tertawa riang.
"Oh nak Kevlar sudah pulang?" Seorang wanita paruh baya menghampirinya.
"Iya bu. Kalau begitu saya dan Kiel pulang dulu ya."
Wanita itu menganggukkan kepalanya, "Tentu. Hati-hati di jalan ya." Wanita itu lalu menyerahkan perlengkapan milik Kiel yang memang sudah dibereskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Askara : Peace (END)
Novela Juvenil⚠️ Ini cerita BL Askar Riendra. Seorang pemuda workaholic, yang mati karena terlalu lelah bekerja. Bukannya ke alam baka, dia malah terbangun ditubuh Askar lainnya. Askara Allaver. Remaja yang menjalani hidup yang berat. Askara asli mati karena jat...