36. Alice

31.8K 3.3K 30
                                    

Askar, Arsenna, Arvie, dan Allen duduk tenang di sofa ruang tamu sebuah rumah.

Tidak lama, seorang wanita paruh baya menghampiri mereka dengan nampak berisi gelas ditangannya.

"Silakan diminum dulu." Wanita itu menaruh gelas berisi jus jeruk ke hadapan mereka.

"Terimakasih, maaf karena kami sudah membuat anda repot." Askar tersenyum lembut pada wanita itu.

Wanita itu terkekeh, dia lalu duduk di sofa sebrang Askar dan Arvie.

Wanita itu terkekeh, dia lalu duduk di sofa sebrang Askar dan Arvie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Posisi duduk (i try my best :")

"Baiklah, jadi... Anda adalah putra dari nyonya Clara?" Wanita itu menatap sendu Askar.

Askar balas tersenyum lembut, "Benar. Saya kesini karena ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan perihal ibu saya."

Wanita itu menganggukkan kepalanya, "Baiklah, tanyakan saja yang ingin anda tanyakan, saya pasti akan menjawabnya."

Askar menundukkan kepalanya, dia lalu menghela napas berat dan kembali menatap wanita itu, "Saya dengar anda dulunya adalah pelayan pribadi ibu saya. Bisa tolong anda ceritakan semua hal, semua kisah anda selama anda bekerja pada keluarga Allaver, sampai anda akhirnya dipecat dari sana. Juga, semua hal soal ibu saya."

Wanita itu menghela napas berat, dia lalu menatap langit-langit rumahnya mencoba mengembalikan ingatan menyakitkan yang selalu coba ia kubur.

"Pertama-tama, perkenalkan nama saya Alice, mungkin anda semua juga sudah tau nama saya.

Saat saya masih muda, saat saya berusia 19 tahun, saya sudah bekerja di keluarga Allaver. Awalnya, saya bekerja sebagai maid biasa yang bertugas untuk membersihkan mansion.

Suatu hari, tuan Dominic membawa seorang perempuan ke mansion, dia adalah nyonya Clara. Dan ternyata, tuan Dominic memperkenalkan nyonya Clara sebagai kekasihnya.

Sebenarnya, berita itu menjadi berita yang sangat mengejutkan. Karena saat itu, semua orang mengira kalau tuan Dominic akan menjalin hubungan dengan Aleyya.

Ngomong-ngomong, saya minta maaf jika saya memanggil Aleyya tidak menggunakan embel-embel 'nyonya'. Karena sampai kapanpun, saya tidak akan pernah menganggap wanita itu sebagai majikan saya."

Padangan mata Alice berubah menjadi marah begitu menyebut nama Aleyya. Hal itu membuat Arvie dan Allen tersentak. Sepertinya, hubungan Aleyya dan Alice tidak cukup baik.

Alice kembali menghela napas, dan melanjutkan ceritanya, "Setelah itu, nyonya Clara semakin sering datang ke mansion dan mulai mendekatkan diri dengan para pekerja di dalam mansion, termasuk saya.

Saya dan nyonya menjadi sangat dekat karena ternyata kami seumuran. Rasanya seperti... Mendapatkan sahabat baru. Kami sering mengobrol, membicarakan banyak hal. Nyonya juga sering curhat soal hubungannya dengan tuan Dominic.

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang