26. Iblis

41.4K 4K 108
                                    

⚠️ Sensitive content : Child abuse, rape.

Chap ini bakal menyinggung hal-hal sensitive di atas, jadi bagi yang sekiranya akan terganggu, bisa skip chapter ini. Ngokeh?

Btw, kalau ada typo mohon dikoreksi ya. Biasanya aku typo dalam hal nama, karakterku namanya pada mirip-mirip sih 😔

😭

Arvie menarik napas dalam melihat rumah di depannya. Arvie sedang mengunjungi sebuah panti asuhan. Dia lalu berjalan menuju rumah panti tersebut. Di belakangnya seperti biasa, dua pengawalnya setia mengikuti.

Arvie menekan bell rumah itu. Beberapa saat kemudian seorang anak kecil membukakan pintu.

Arvie tersenyum menatap anak itu, "Kakak ingin bertemu bunda, apa bundanya ada?"

Anak itu lalu membukakan pintu lebih lebar, "Silakan masuk dulu."

Arvie dan pengawalnya lalu masuk ke dalam rumah, dan anak yang tadi membukakan pintu berlalu ke ruangan lain.

Begitu sampai di ruang tamu, beberapa anak yanh tadinya bermain di sana langsung mengemasi mainan mereka dan pergi dari sana.

Arvie duduk di sofa, dan 2 pengawal lainnya berdiri di belakangnya. Seorang perempuan paruh baya lalu datang menghampirinya, dia pasti ibu pengurus panti. Arvie langsung berdiri untuk bersalaman dengan wanita itu. Setelah itu keduanya kembali duduk berhadapan.

"Maaf menganggu waktunya, bu. Nama saya Arvie Allaver. Saya kemari dengan maksud menanyakan beberapa hal, apa boleh?" Arvie mengenalkan diri dan tujuannya.

Seorang anak perempuan lalu datang membawakan nampan berisi air.

"Oh ya tentu saja anda boleh menanyakan apa saja." Pengurus panti itu tersenyum dengan ramah.

Arvie menghela napas dalam, dia lalu menatap pengurus panti dengan serius, "Begini, saya akan to the point saja. Anda pasti sudah mendengar nama belakang saya kan? Hal yang ingin saya tanyakan adalah, sekitar 17 tahun yang lalu, apakah ada pasangan suami-isteri yang memiliki nama Allaver datang kemari dan mengadopsi seorang anak?"

Ibu pengurus panti terlihat kaget mendengar itu, dia memegang dagunya mencoba berpikir, "17 tahun yang lalu ya... Saya tidak yakin apakah ingatan saya betul atau tidak. Dulu memang pernah ada pasangan suami-isteri yang datang kemari dan mengambil seorang bayi, mereka juga memiliki nama Allaver. Tapi... Mereka datang kemari bukan untuk mengadopsi bayi itu."

Arvie mengernyit mendengar itu, "Bukan untuk mengadopsi?"

Ibu pengurus panti menganggukkan kepalanya, "Ya, mereka bukan datang untuk mengadopsi. Tapi memang untuk mengambil bayi itu, setelah sebelumnya mereka menitipkan bayi itu selama beberapa bulan di mari."

Arvie menahan napasnya, sudah dia duga...

😇

Askar menatap marah pemandangan di depannya.

Seperti rencana sebelumnya, Askar dan Arsenna memutuskan untuk mengunjungi salah satu panti asuhan yang biasa mendapat donasi dari Nirvallen.

Hal yang mengejutkan sekaligus membuat marah, adalah karena begitu Askar dan Arsenna masuk ke dalam panti, mereka mendapati para pengurus panti sedang melakukan tindak kekerasan fisik pada beberapa anak di sana.

Ada 5 orang dewasa, 4 pria, dan 1 wanita. Kelima orang itu tengah memukuli, dan menendang beberapa anak di sana sambil tertawa-tawa seperti sekumpulan iblis.

"T- Tuan muda... K-kenapa anda tiba-tiba ada di sani." Seorang wanita yang sebelumnya sedang sibuk memukuli anak-anak dengan sapu, langsung melempar sapu ditangannya, lalu menghampiri Askar dan Arsenna.

Askara : Peace (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang