8. Dia kembali

1.4K 54 11
                                    

Follow ig:@diniisukmaa

Tandai typo dan selamat membaca!

*****

"Yah nanti Tata berangkatnya bareng Ayah ya." Agatha menuruni anak tangga dengan satu tangannya yang memegang novel.

Rendy menatap putrinya lalu mengangguk. "Siap tuan putri."

Agatha terkekeh kecil, matanya menatap sekilas kearah ponselnya, terlihat notifikasi masuk dari seseorang, senyumnya mengembang sampai sampai membuat Rendy menyerit heran.

"Kenapa kamu senyum-senyum begitu," tanya Rendy.

Agatha mendongak dan menggeleng cepat. "Gak, gak ada apa-apa."

"Udah udah, buru sarapan nanti kalian telat," peringat Nayarra. Wanita itu sibuk menaruh nasi goreng ke piring sang putri dan suaminya.

Anak dan Ayah itu kompak mengangguk, sarapan pagi ini sedikit berbeda bagi Agatha, sedari tadi ia tak sabar untuk segera berangkat ke sekolah.

***

Dua motor sport milik Nevan dan Reno sudah terparkir dengan rapi di parkiran sekolah, pagi ini sedikit berbeda bagi keduanya. Alfa, cowok itu izin hari ini karena kejadian kemarin.

Saat Nevan dan Reno akan meninggalkan parkiran langkahnya terhenti ketika mendengar suara motor sport yang memasuki kawasan sekolah bersamaan dengan pekikan heboh para siswi yang kebetulan berada di sekitar parkiran.

Mata keduanya saling pandang, seolah apa yang ada di pikiran mereka itu adalah jawabannya.

Nevan membalikkan tubuhnya matanya langsung terfokus ke arah seorang cowok yang memarkirkan motornya di samping motor miliknya.

Senyum Nevan mengembang, ia mengenali siapa orang itu.

"Woyy!"

Cowok itu menoleh saat mendengar suara seperti memanggil, senyum kecil terbit di bibirnya. Helm pun dilepas dan pekikan heboh kembali terdengar.

"Anjirr dia balik dong."

"Cowok gue omg."

"Nambah ganteng anjir."

Nevan berlari kecil ke arah cowok itu dan memeluk sekilas namun langsung disentak oleh cowok itu.

"Jahat banget sih lo, gak kangen apa sama temen lo yang ganteng ini." Mulut Nevan mengerucut kesal yang justru langsung diusap kasar oleh Reno di sampingnya.

"Alay lo."

Reno meneliti keseluruhan badan cowok didepannya yang membuat orang tersebut risih.

"Gue kira nambah jelek, ternyata sama aja," dengus Reno lesu.

"Raden emang ganteng dari pada lo muka pas-pasan banyak tingkah." Nevan mencibir sahabatnya, demi apapun bagi Nevan membuat Reno kesal sangat menyenangkan.

"Berisik!" Raden menatap malas kearah dua sahabatnya itu, selalu saja bertengkar hanya hal-hal kecil.

Raden Arkanan Baswara, cowok tampan namun dingin yang disukai banyak siswi di SMANZA. Sahabat dari Alfa, Reno dan Nevan. Anak dari seorang pilot di salah satu bandara di kota besar ini.

"Gimana bro, disana?" tanya Reno penasaran.

Terhitung sudah 2 minggu Raden memenuhi undangan dari salah satu sekolah di kota Bandung untuk sebuah kegiatan, sekaligus pertemuan dengan para peserta turnamen basket disana, Raden adalah ketua basket di SMANZA yang terkenal dengan kepandaiannya ketika bermain basket. Bahkan tim Basketnya pun sering memenangkan di setiap perlombaan.

"B aja," jawab Raden datar.

Reno menghembuskan napas sabar ketika menghadapi satu temannya yang sangat dingin dan datar ini, bagaimana tidak sejak bertemu tadi tak ada raut bahagia ataupun lainnya yang ditampilkan cowok itu selain wajah datarnya.

Obrolan terhenti ketika suara bel sekolah berbunyi bahkan para siswa-siswi yang masih berada di parkiran berbondong-bondong memasuki kelas masing-masing.

Reno dan lainnya berjalan cepat kekelas mereka bahkan sedikit berlari.

***

XI Mipa 3, keadaan sudah ramai bahkan Nevan dan lainnya sudah sampai di kelas, di sana terlihat Agatha dan Haura yang sedang berbincang kecil.

Suara ketukanan sepatu yang menggema di depan pintu kelas membuat hening keadaan.

Pintu terbuka, terlihat seorang Guru bertubuh gempal bernama Pak Lando, Guru fisika.

"Pagi anak-anak, siap belajar?" sapa Pak Lando sembari menaruh buku dan tas nya di meja.

"Pagi Pak! Siap!"

Senyum puas terbit dibibir sang Guru, matanya mengedar dan terhenti ketika melihat Raden yang menatap datar kearah depan.

"Wahh teman kalian sudah kembali, gimana kegiatan kamu disana aman?" tanya Pak Lando kepada Raden.

Raden hanya membalas dengan anggukan kecil, Pak Lando yang melihat itu pun mengangguk mengerti, ia sangat paham dengan satu muridnya ini.

Tak banyak bicara.

"Oh iya Alfa kemana? Belum berangkat karena kemarin?" tanya Pak Lando ketika melihat bangku milik muridnya itu kosong.

"Iya Pak," jawab Reno sedikit keras.

Kepala Pak Lando mengangguk mengerti, pelajaran pun dimulai, buku paket terbuka, suara Pak Lando yang menggema ke seluruh kelas ketika menjelaskan pelajaran terdengar sangat jelas. Semua murid terlihat fokus mendengarkan setiap penjelasan demi penjelasan yang dipaparkan.

***

Bel istirahat sudah berbunyi 2 menit yang lalu, seperti biasa Nevan dan lainnya kekantin untuk mengisi perut mereka sebelum kembali mengikuti pembelajaran. Namun ada yang berbeda di sini terlihat Agatha yang ikut bersama mereka lebih tepatnya Agatha dan Haura.

Mata Agatha menatap ke arah Raden dengan lekat, sedikit senyum tipis terbit di sana.

Raden yang menyadari itu sontak menoleh kearah Agatha dan membalas senyuman tipis, sangat tipis namun disadari Nevan dan Haura.

Kening keduanya mengerut saat melihat kejadian barusan, tanpa sadar Nevan dan Haura saling pandang seolah memastikan apa yang dilihat mereka adalah salah.

"Mereka saling kenal?" batin Haura penasaran.

Sedangkan Nevan sendiri justru heran bahkan sangat penasaran.

"Ada hubungan kah mereka?"

***

Vote komen sama shere cerita ini yah! Gak boleh pelitt anggep aja sedekah sama aku>>

See you next chapter

27 November 2023

Alfa Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang