16. Hujan

1.1K 41 1
                                    

Follow ig: @diniisukmaa

Tandai typo dan selamat membaca!

*****

Rintik hujan dengan awan hitam pekat menyelimuti langit pagi ini. Bahkan suara guntur yang mulai bersautan kian terdengar. Hawa dingin mulai terasa, membuat Alfa mengeratkan jaketnya.

Cowok itu kini sedang menunggu kedua sahabatnya menjemput, Nevan dan Reno. Sejak tadi Alfa sudah menunggu di luar rumah sendirian.

"Mereka lama amat," gerutu Alfa yang mulai gelisah sembari menatap jam di tangannya.

Tin tin!

Atensi Alfa teralihkan ketika suara klakson mobil terdengar di depan gerbang rumahnya. Dengan buru-buru Alfa menghampirinya.

"Woyy Fa lari keburu ujan!" teriak Nevan dari mobil sembari menatap Alfa.

Alfa mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Reno melajukan mobilnya dengan cepat membelah jalanan yang basah karena hujan.

Beberapa menit kemudian, mobil yang mereka tumpangi tiba di sekolah. Tepat sekali dengan bel yang baru saja berbunyi.

Alfa Reno dan Nevan sedikit berlari di koridor dengan hati-hati.

"Anjim, kalo jatoh gak banget ini," gerutu Nevan sambil berlari memasuki kelas.

"Woyy assalamualaikum penghuni neraka," sapa Reno dengan sedikit berteriak ketika mereka telah sampai di dalam kelas yang kebetulan sang Guru belum masuk.

"Waalaikumsalam nyet."

"Waalaikumsalam."

"Waalaikumsalam Renox."

Berbagai jawaban itu membuat Reno menekuk wajahnya masam. Cowok itu pun duduk di kursinya.

Alfa menatap Agatha yang kebetulan menatap dirinya sambil tersenyum tipis.

Nevan yang menyadarinya berdehem keras. "Tatap teross sampe mampus," sindir Nevan kepada Alfa.

Kepergok menatap Agatha, Alfa spontan mengalihkan pandangannya dengan pura-pura tak peduli.

Nevan terkekeh melihat reaksi Alfa, ketika ingin kembali menggoda Alfa. Guru masuk ke dalam kelas membuat Nevan mengurungkan niatnya.

"Assalamualaikum anak-anak." Pak Baim, Guru olahraga yang menjadi idaman hampir seluruh siswi di SMANZA.

Beberapa siswi dikelas memekik tertahan melihat Guru idaman mereka masuk ke dalam kelas kecuali Agatha dan Haura yang bersikap biasa saja.

"Waalaikumsalam Pak," jawab siswa siswi serempak kecuali Agatha dan Raden yang hanya terdiam.

"Awalnya bapak mau ajak kalian olahraga di lapangan tapi berhubung pagi ini hujan jadi bapak kasih materi aja," kata Pak Baim sembari mengabsen semua muridnya.

Setelah selesai, semua diperintahkan membuka buku paket dan mereka mulai menyimak setiap penjelasan yang dipaparkan sang Guru, kecuali Nevan dan Reno yang menggerutu sebal.

"Sok ganteng banget itu Guru, mentang-mentang banyak yang suka dia." Nevan menatap nyinyir ke arah Pak Baim.

"Dimana-mana masih gantengan gue yakan," timpal Reno yang ikutan menatap Pak Baim.

Mendengar ucapan Reno, Nevan sontak menggeleng cepat. "Gantengan gue Ren demi."

"Gantengnya gak ada obat masyaAllah," pujinya pada diri sendiri.

"Njir muji diri sendiri," gumam Reno kesal.

Pak Baim mengambil bukunya dimeja lalu menatap semua muridnya. "Nah sekarang, catat apa yang bapak tulis dibuku kalian setelah itu baru Bapak kasih soal."

Alfa Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang