Follow ig:@diniisukmaa
Tandai typo dan selamat membaca!
Dunia punya banyak orang baik, tentang yang selalu ada untuk memeluk luka dan beberapa lainnya memberi kabar gembira, namun keduanya mempunyai peran yang sama untuk membuat bahagia.
_Alfaero Revandra..
Langit kelabu dan ceritanya.
Alfa, cowok yang belum sepenuhnya pulih itu memutuskan untuk kembali sekolah hari ini, jam menunjukan pukul 07. 10 pagi."Harus cepet-cepet nih," gumam Alfa sambil memakai masker dan mengeratkan jaket tebal miliknya.
Tanpa memberi tau teman-temannya dahulu, cowok itu telah melesat jauh meninggalkan pekarangan rumah.
Suasana seperti ini yang sebenarnya Alfa sukai, angin yang sejuk menerpa wajahnya yang tertutupi helm, senyum tipis terukir dibibir cowok itu.
Alfa menyukai segala hal yang berhubungan dengan hujan termasuk suasana ketika mendung.
Matanya menatap sekitar sekilas, orang-orang berjalan terburu-buru dengan payung ditangannya ada juga yang berjalan santai tanpa memedulikan suasana di sekitar.
Alfa menambahkan kecepatannya ketika jalanan masih senggang mungkin karena keadaan mendung jadi terlihat masih terlalu pagi.
Motor itu mulai memelan ketika sampai di area sekolah, suara petir yang mulai terdengar membuat Alfa buru-buru memarkirkan motornya dan segera berlari menuju koridor.
Bersamaan dengan itu mobil milik sahabatnya--Reno telah sampai. Tanpa menunggu Alfa berjalan terlebih dahulu dengan headphone ditelinganya, lagu putar waktu mengalun indah ditelinga cowok yang sibuk menikmati lagunya.
Arzan, cowok yang kini berdiri di depan pintu kelas tersenyum lebar ketika melihat siluet Alfa dari kejauhan.
"Wihh udah sembuh nih, siap belajar dong," ucap Arzan dengan senang.
Alfa tersenyum tipis tanpa menjawab ucapan Arzan dan masuk begitu saja membuat cowok itu melongo tak percaya.
"Anjir si Alfa gue dicuekin dong," gumam Arzan dengan kesal.
Ketika akan masuk ke dalam kelas suara teriakan dari kejauhan membuat Arzan mengurungkan niatnya, terlihat Reno dkk termasuk Agatha yang berjalan menuju ke arahnya.
"Muka lo kenapa njim pagi-pagi udah kusut amat kaya bajunya Nevan?" tanya Reno penasaran.
Arzan semakin mendatarkan wajahnya lalu masuk ke dalam kelas begitu saja membuat Reno menggeleng tak percaya.
"Manusia sekarang hobi banget ninggalin," keluh Reno dengan kesal.
Nevan melirik Reno sekilas. "Makanya ganteng biar gak ditinggalin mulu." Setelahnya Nevan Raden serta Agatha langsung masuk begitu saja meninggalkan Reno seorang diri.
"Emang gue jelek ya?" gumamnya menatap penampilannya sendiri lalu berlari masuk.
Alfa melepaskan masker miliknya, Nevan membisikan sesuatu keteliga Alfa.
"Lo harusnya masih istirahat Fa malah masuk," bisik Nevan, cowok itu sebenarnya tak heran lagi dengan kebiasaan Alfa namun yang membuat Nevan tak habis pikir dengan sahabatnya ini adalah, apakah tak bisa berdiam diri di rumah sehari lagi untuk memulihkan kesehatannya?
Alfa menggeleng pelan. "Gue udah gakpapa Van, tenang."
Bertepatan dengan jawaban Alfa itu, suara bell berbunyi namun tersamarkan oleh suara hujan yang amat deras tak lama kemudian seorang Guru masuk dengan membawa setumpuk buku paket di tangannya.
"Pagi anak-anak," sapa sang Guru bernama Bu Megan Guru bahasa inggris.
"Pagi Buk," jawab semua serempak.
"Upacara gak dilakukan jadi kita langsung belajar ya."
Helaan napas lelah terdengar dari mulut Reno, cowok itu menatap lesu Guru di depannya. "Bu galak itu lagi, pagi yang buruk."
***
Alfa melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa menuju ruang kapsek. Tadi ketika dirinya akan ke kantin bersama teman-temannya, ketua osis sekolah memberitaunya jika kepala sekolah memanggilnya.
Ada rasa gugup yang Alfa rasakan saat ini, di pikirannya pasti ia dipanggil karena masalah spp.
Tibalah Alfa di depan ruang kapsek, dengan sopan Alfa mengetuk pintu itu dan masuk.
Terlihat Pak Andra--kepala sekolah SMANZA yang tengah duduk di kursi kebesarannya.
Pak Andra menatap Alfa yang berdiri di depannya dengan menundukkan kepalanya.
"Duduk dulu," suruh pak Andra kepada Alfa.
Alfa mendekat dan duduk di kursi yang tersedia, Pak Andra menatap Alfa sambil tersenyum membuat Alfa diam-diam mengernyit heran.
"Ok, langsung aja Bapak mau kasih kabar bahagia buat kamu, jadi spp kamu udah dibayar hingga kamu lulus oleh seseorang. Bapak gak tau pasti siapa orangnya dia memakai masker dan pakaian yang tertutup, identitasnya juga dirahasiakan, dia hanya menyebut dirinya orang baik," jelas Pak Andra yang sukses membuat Alfa tertegun seketika.
Otaknya langsung berpikir siapakah orang baik itu? Jantungnya pun ikut berdetak cepat, tak percaya atas apa yang dia dengar saat ini.
Alfa bahkan sampai mengerjapkan matanya berkali-kali seolah saat ini dia tak berada di dalam ruangan kapsek namun kenyataannya berbeda dengan harapannya.
"P-pak tapi." Alfa kehabisan kata-kata, masih tak menyangka atas kabar bahagia ini.
Pak Andra tersenyum melihat reaksi Alfa, Guru itu kemudian memberikan bukti pembayaran spp kepada Alfa yang lagi-lagi membuat Alfa syok.
"Pak tapi, gimana bisa," ucap Alfa tak percaya dengan apa yang ia lihat.
Kertas di genggamannya itu nyata, tertulis di sana jika spp miliknya telah selesai dibayar.
"Alhamdulillah ada orang baik yang membantu kamu, jadi kamu gak perlu lagi minta pengertian ke pihak sekolah tentang spp yang dibayar terlambat," ucap pak Andra, Guru itu paham akan keadaan siswa di depannya ini, dan memberikan keringanan adalah caranya untuk sedikit meringankan beban siswanya itu.
"Oh ya, tadi malam, bapak dapat informasi dari ayah teman kamu Nevan, jika ia meminta untuk pihak sekolah tidak mengikut sertakan kamu dalam kegiatan yang sekiranya membuat lelah, dia juga menjelaskan alasannya dengan baik, bapak menyetujuinya jadi mulai sekarang kamu tak usah khawatir tentang itu, para Guru sudah diberi tau juga, kamu belum lama keluar dari rumah sakit kan? Nah itu alasan bapak menyetujuinya, sekolah tak mau ambil resiko. Jadi kamu diberi keringanan untuk hal ini Alfa."
Alfa kembali dibuat terkejut, hari ini ia mendapatkan dua informasi yang sukses membuatnya tak percaya, senang sekaligus penasaran secara bersamaan.
"Om Wisnu Pak?" tanya Alfa memastikan.
Pak Andra menganggukan kepalanya, Alfa kembali terdiam cowok itu berperang dengan pemikirannya sendiri.
Suara bell yang berbunyi tiba-tiba membuyarkan lamunan Alfa, mau tak mau cowok itu segara bangkit.
"Pak makasih atas informasinya dan pengertiannya, saya pamit dulu assalamualaikum." Alfa pergi secara terburu-buru meninggalkan Pak Andra yang menatap Alfa dengan tatapan sulit diartikan.
"Anak beruntung, dikelilingi orang baik."
Skenario semesta memang sangat indah walaupun penuh dengan air mata namun tak lupa memberikan penawarnya untuk seseorang yang selalu bermimpi untuk bahagia.
***
AKU BALIK LAGI VOTE KOMENNYA YAA 🔥
Maaf kalo lama upnya>>
Ada yang masih nungguin aku up?
See you next chapter
9 Februari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa Dan Luka
Teen Fiction{Revisi tanpa menghapus keseluruhan part} Ini kisah tentang Alfaero Revandra, laki-laki malang dengan sejuta lukanya. "Andai raga ini bukan milik-Nya mungkin sudah hancur sejak dulu." "Terkadang yang terlihat baik-baik saja adalah yang paling terlu...