36. Fakta

684 30 3
                                    

Follow ig: @diniisukmaa

Tandai typo dan selamat membaca!

Dari banyaknya kabar bahagia, tentangmu adalah level tertinggi dari kebahagianku.
_Alfaero Revandra
.
.

Tiga orang remaja berjalan di lobby rumah sakit dengan masih mengenakan seragam sekolah lengkap, mereka adalah Alfa Nevan dan Reno tanpa Raden tentunya karena cowok itu sedang disibukkan dengan kegiatan basket.

Hari ini adalah jadwalnya Alfa check up, mengingat belum lama Alfa sempat kritis karena asma dan cidera kepala membuatnya harus rutin melakukan check up kesehatannya. Terlebih Alfa memiliki penyakit asma yang kian parah dari sebelum-sebelumnya membuat dirinya harus benar-benar menjaga kesehatan dan pola hidup sehat serta teratur.

Bahkan semenjak keluar dari rumah sakit, Alfa selalu mengenakan masker jika keluar rumah, makanan dan minuman yang mampu memicu asma itu kambuh pun Alfa berusaha menjauhinya.

Sejak tau jika hari ini adalah jadwalnya Alfa check up, Reno terus saja memikirkan obrolan sang Ayah dengan seseorang diponsel tadi pagi.

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi otaknya namun tak terjawab, sebenarnya Reno mencurigai seseorang namun ia masih mempertimbangkan apa benar orang itu? Atau bukan.

"Mustahil gak sih," batin Reno.

Ketiga remaja itu berhenti di depan ruangan Dokter Bram.

Reno mengetuk pintu itu dan terbuka, sang Ayah dan Bundanya ada di dalam sana.

"Sini masuk," pinta Dokter Sonya.

Alfa dkk masuk ke dalam, Dokter Bram menatap Alfa dengan seksama.

"Waktumu check up," ujar Dokter Bram yang diangguki Alfa samar.

Pemeriksaan itu dimulai, Reno dan Nevan hanya diam memperhatikan sementara Dokter Bram dibantu Dokter Sonya untuk memeriksa kesehatan Alfa.

Sampai beberapa saat lamanya akhirnya selesai, Alfa kembali duduk dengan kedua sahabatnya di luar ruangan. Sementara Dokter Bram dan Dokter Sonya masih di dalam.

Reno menatap Alfa memindai. "Gimana kata bokap Fa."

Alfa hanya diam, matanya masih menatap lurus ke depan. Melihat tak ada respon dari Alfa, Reno memilih diam.

Reno bangkit dari duduknya berniat ingin masuk ke dalam ruangan, namun langkahnya terhenti ketika ia melihat sang Ayah sedang mengobrol dengan seseorang lewat ponsel.

"Dia baik tapi asmanya masih belum bisa dikatakan baik-baik saja, tenang gue baru aja ngecek," ucap Dokter Bram.

Kening Reno mengernyit, lagi-lagi sang Ayah membahas tentang Alfa kepada seseorang.

"Tenang lah, putra lo itu kuat gue akan semaksimal mungkin untuk terus pantau kesehatannya."

Deg

Reno melebarkan matanya sambil menggeleng pelan bahkan detak jantungnya berdetak cepat, seolah apa yang didengar adalah kesalahan. Melihat Reno yang sedikit aneh Nevan dan Alfa menghampiri Reno.

"Zidan, satu hal yang harus lo harus tau disekolah dia udah gak akan mengikuti pembelajaran dan kegiatan yang sekiranya memicu asmanya kambuh, tenang dia kuat ... ada Reno dan temannya yang sigap ketika ada apa-apa sama Alfa jadi jangan gegabah, kalo gak mau Vina tau keberadan lo."

Alfa tertegun mendengar obrolan itu, seketika tubuhnya sedikit bergetar bahkan jantungnya ikut berdetak tak semestinya ketika Dokter Bram menyebut nama seseorang yang sangat ia rindukan, bahkan matanya mulai berkaca-kaca sambil menggelengkan kepala pelan karena tak percaya.

Alfa Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang