Follow ig:@diniisukmaa
Tandai typo dan selamat membaca!
Semesta mempunyai cara tersendiri untuk membuat bahagia, termasuk ucapan tulus dari seseorang yang diam-diam dicintai.
_Alfaero Revandra
.
.Terhitung sudah 5 hari Alfa kritis dan belum juga sadar, padahal keadaan cowok itu sudah membaik hanya kepalanya yang masih perlu pemulihan. Dan sejak itu pula Reno dan lainnya terus bergantian menjaga Alfa tak terkecuali Agatha, cewek itu setiap pulang sekolah selalu menyempatkan datang walau sebentar hanya untuk melihat keadaan Alfa.
Seperti tadi pagi, sebelum berangkat Agatha datang bersama Reno dan lainnya, Agatha bahkan risau karena belum ada tanda-tanda Alfa akan sadar. Bahkan Dokter Bram pun selalu meminta mereka untuk berdoa. Kerisauan Agatha yang sangat ketara itu membuat Reno dan lainnya menyadarinya.
Malam ini, semua berkumpul di depan ruangan Alfa karena cowok itu sedang diperiksa oleh Dokter, ada Reno dan teman-teman, Agatha, Haura bahkan para orang tua Reno dan lainnya pun hadir malam ini.
Hampir 30 menit lamanya mereka menunggu kepastian dari Dokter, sejak tadi cewek yang kini memakai sweter abu-abu itu terus saja menatap ruangan di depannya, bibirnya tak hentinya bergumam.
"Bangun Fa, lo harus sembuh sekarang."
Kalimat itu yang terus saja Agatha ulang sejak tadi sampai Raden yang ada di sampingnya pun merangkul sepupunya itu berniat menenangkan.
"Dia pasti sadar, dia bukan orang lemah," bisik Raden menenangkan Agatha.
Agatha mengangguk tipis dengan wajah sendunya, kali ini ia tak bisa lagi membohongi hatinya jika benar-benar mencintai Alfa.
Pintu terbuka, 2 Dokter keluar dengan wajah bahagia, Agatha sedikit bisa bernafas lega ketika melihat raut wajah para Dokter itu.
"Gimana keadaannya Bram?" tanya Cyra dengan tak sabaran.
Bram tersenyum menatap semuanya lalu menjelaskan. "Alhamdulillah dia sudah sadar, keadaannya udah membaik tinggal sedikit pemulihan saja," jelas Bram sukses membuat semua bernafas lega.
Agatha pun ikut menghela nafas lega, senyum manis terukir dibibir cewek itu.
Semua diizinkan masuk, di sana Alfa sudah sadar dan tengah menatap mereka semua dengan senyum tipis.
"Anak ganteng Mama udah sadar ya ampun," pekik Cyra girang, jangan tanya dari mana sifat Nevan jelas sekali menurun dari sang Mama dan Alfa cukup terbiasa dengan hal itu.
Alfa masih belum bisa berekspresi lebih, selain kepalanya yang masih sedikit nyeri jika ia banyak bergerak dan tubuhnya juga yang sangat lemas.
"Alhamdulillah," ucap Bram pelan dengan haru, sebagai seorang Dokter ia sangat bahagia jika bisa menyembuhkan pasiennya seperti ini.
Semua yang berada di dalam ruangan tersenyum melihat Alfa sudah sadar, bahkan Cyra sampai memeluk Alfa dengan begitu antusias.
"Gue mah udah yakin lo pasti sadar," ucap Reno dengan wajah senangnya.
Nevan pun tak mau kalah. "Hoh betul, kita seneng banget lo udah sadar Fa."
Dalam hati, Alfa sangat bersyukur masih dikelilingi orang-orang baik seperti mereka. Sampai matanya terfokus ke Agatha yang berdiri tepat di samping Raden.
Ia tertegun, secara tak sengaja Alfa menatap manik mata Agatha dalam, Nevan yang menyadari hal itu sontak berdehem keras membuat Alfa kelabakan salah tingkah.
Gelak tawa memenuhi ruangan bercat putih itu, Agatha hanya mampu menundukan wajahnya dalam ketika semua mata menatapnya.
"Fa lo tau gak, ada yang nungguin lo sadar selama ini sampai bela-belain dateng setiap pagi atau sore cuma buat liat keadaan lo," sindir Nevan dengan melirik Agatha yang diam menundukkan kepala, cowok itu terkekeh kecil ketika mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa Dan Luka
Teen Fiction{Revisi tanpa menghapus keseluruhan part} Ini kisah tentang Alfaero Revandra, laki-laki malang dengan sejuta lukanya. "Andai raga ini bukan milik-Nya mungkin sudah hancur sejak dulu." "Terkadang yang terlihat baik-baik saja adalah yang paling terlu...